CH. 16

3.5K 402 198
                                    

Vote dulu ayoo~

Kalau udah lupa ama ceritanya, silahkan baca ulang ~

Tandai typo yaa, bantu aku koreksi sebab malas baca ulang hehehe..



















































Sungmin memijat kening. Menatap pada seorang remaja yang terbaring di bangsal. Pucat wajahnya menandakan sosok itu tidak baik-baik saja walau kini tengah menatapnya seolah tidak ada yang terjadi.

"Istirahatlah dulu Bum-ah, setelah cairan infusmu habis kau bisa pulang. Hyung akan menelepon Sungjin untuk menjemputmu." ujar Sungmin pelan. Mengulurkan tangan mengusap surai hitam itu pelan.

Sosok yang adalah Kibum itu mengangguk patuh. Menatap ke arah kantung infus di sisinya. Dia dilarikan ke rumah sakit setelah pingsan di sekolah dan tidak kunjung sadar, begitu kata Yunho. Sempat ingin bertanya kenapa sampai diinfus segala, namun Sungmin sudah menjelaskan lebih dahulu bahwa dia dehidrasi berat, kelelahan dan stress.

Ini alasan Sungmin buru-buru mengakhiri kunjungannya di tempat Kyuhyun. Dia mendapat telepon dari pihak sekolah dan juga dari Yunho sendiri. Karena itu ia bergegas kembali ke rumah sakit guna memastikan sendiri keadaan adik sepupunya ini.

"Hei, apa kegiatan sekolah semakin sulit akhir-akhir ini?" tanya Sungmin sembari menarik tirai untuk menutup agar mereka punya ruang sendiri untuk bicara. Dia lalu mendudukkan diri di kursi yang ada disana.

"Tidak juga. Aku baik-baik saja dengan semua itu. Belajar bukan sesuatu yang sulit buatku." balas Kibum tenang. Sedikit memperbaiki posisi baringannya agar dapat menatap Sungmin dengan lebih baik.

"Hyung kaget sekali ketika mendapat telepon kau dilarikan ke rumah sakit. Rasanya sudah lama tidak mendapati situasi seperti ini.."

"Ya, karena sudah tidak ada Kyunnie. Hyung terbiasa tidak mendengar berita buruk lagi dari kami. Sementara aku memang jarang sekali sakit." balas Kibum kemudian. Kali ini mengalihkan pandangannya ke arah lain, sedang di saat bersamaan Sungmin berdeham canggung mendengar penuturan itu.

"Bukan itu maksudnya Bum-ah, Hyung hanya kaget karena seperti yang tadi kau katakan, kau jarang sekali sakit. Mendapati dirimu drop seperti ini, entah kapan terakhir kalinya..."

"Aku juga kaget bisa sampai diinfus segala. Yakin ini bukan akal-akalan hyung saja agar aku istirahat?" tanya Kibum main-main. Namun Sungmin malah menatapnya sendu.

"Kau memang sakit Bum-ah, jangan bercanda begitu. Kalau bisa, Hyung sangat tidak ingin melihatmu ada disini sebagai pasien."

"Ah, maafkan aku.."

Sungmin menghela nafas. Mengambil tangan Kibum untuk digenggam dan mengamati baik-baik adiknya itu.

"Kau terlihat lebih kurus. Tidak nafsu makan?"

"Entahlah, aku berusaha untuk menelan makananku meski enggan. Aku butuh tenaga untuk beraktivitas. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak bisa bohong kan hyung? Kau tahu pasti apa dan siapa yang memenuhi pikiranku saat ini.."

Sungmin tersenyum tipis mendengar apa yang Kibum katakan. Ia lantas mengeratkan genggamannya pada tangan itu dan menghela nafas.

"Bum-ah, jika ada yang mengatakan padamu kalau..kalau..Kyunnie berubah, apa kau akan percaya?"

"Apa maksudmu hyung? Berubah bagaimana?" dahi Kibum berkerut bingung. Entah kenapa perasaannya mulai tak nyaman.

"Begini, dengarkan hyung dulu, okay? Jangan menyela.." ujar Sungmin serius. Dia melanjutkan setelah Kibum mengangguk setuju. "Apa mungkin Kyunnie bisa berubah karena keadaan yang dia alami saat ini? Misalnya, dia jadi nakal sebab ingin menarik perhatian kita. Dia mulai bertindak sesukanya dan bahkan berbohong. Apa Kyuhyun yang kita kenal, bisa berubah menjadi seperti itu? Sebelum menjawab tidak dengan percaya diri, coba pertimbangan keadaan yang dialaminya saat ini. Bisakah semua itu mendorongnya untuk berubah?"

My Brotherحيث تعيش القصص. اكتشف الآن