CH.13

2.6K 386 129
                                    

Hari ini mendung, langit gelap. Kyuhyun berangkat untuk bekerja di minimarket pukul sebelas siang. Berjalan kaki, anak itu menuju minimarket di ujung jalan. Jaket memeluk tubuhnya yang kurus. Rambutnya yang sudah agak panjang sesekali terangkat lembut tertiup angin.

Anak itu menatap pada jemarinya. Meski belakangan ini sudah belajar menggunakan pisau karena dia punya keharusan untuk memasak, tetap saja dia belum begitu terbiasa. Jemari itu luka-luka. Bekas sayatan-sayatan masih terlihat. Telapak tangannya kasar.

Luka yang dalam menyisakan bekas seperti goresan setelah sembuh, sementara luka yang kecil akan mengelupas setelah mengering. Sedang saat ini, ada luka baru disana. Agak bengkak dan memerah namun tertutup balutan perban. Melintang di telapak tangannya.

Entah apa yang dia pikirkan tadi. Kyuhyun hanya merasa kosong dan hampa saat tertarik untuk menggenggam mata pisau erat-erat. Dia ingat, tidak ada rasa sakit yang dirasakannya bahkan setelah melihat darah mulai menetes. Menggenang di hadapannya. Kemudian dia tersentak, buru-buru membasuh tangan ke wastafel. Barulah merasa perih dan sakit.

Kyuhyun tidak pernah menyangka kalau hidupnya bisa berubah jadi seberat ini. Tadi pagi dia juga dimarahi, lagi. Untung tidak dipukul, sebab Ahjumma sempat menahan suaminya. Wanita itu marah sebab suaminya sudah ribut pagi-pagi sekali, dia tidak suka. Apalagi untuk hal sepele, Kyuhyun salah beli merk kopi. Dia tidak beli yang biasa diminum oleh Ahjusshi yang menampungnya. Alih-alih tidak dipukul, dahinya didorong-dorong dengan telunjuk sambil dimaki-maki.

Kyuhyun terkekeh miris. Entah kenapa berpikir kalau semakin hari rasanya dia semakin tidak punya harga diri. Diperlakukan seperti itu dan dia masih juga bertahan. Apakah ada orang sebodoh dia di dunia ini?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Heechul menatap layar ponselnya dengan dahi berkerut-kerut. Ada beberapa pesan masuk beserta beberapa foto yang dikirim padanya sebulanan ini. Baru kali ini Heechul dapat melihat dan membaca satu persatu dengan serius. Selama ini, ia cukup sibuk dan tidak enak hati setiap menerima laporan seperti itu.

Pesan itu dari kedua orangtua angkat Kyuhyun yang baru. Sepasang suami isteri yang dia percayakan dan dia bayar untuk merawat adiknya selama dua tahun, sesuai perjanjian mereka.

Ya, dia membayar mereka untuk mau menampung Kyuhyun. Memangnya siapa di zaman sekarang ini yang mau mengadopsi remaja yang sedang sakit dan butuh biaya perawatan dengan suka rela? Tidak ada. Heechul yang mencarikan keluarga baru untuk Kyuhyun. Lalu, membayar keluarga itu sebagai gantinya.

Namun, dia tidak pernah menyangka kalau adiknya akan jadi senakal ini. Heechul mengusap layar ponselnya ke bawah. Meneliti pesan demi pesan, gambar demi gambar. Kenyataan kalau adiknya dilaporkan sudah jadi berandalan nakal yang sering pulang dalam keadaan luka-luka, menjadi beban pikirannya.

Dia ingin tidak percaya. Namun, bukti yang diterimanya tidak bisa diabaikan. Sebulanan ini, sudah sekitar empat kali ia mengirimkan uang tambahan pada keluarga itu untuk biaya adiknya berobat. Sembari berpesan agar adiknya terus dipantau dan diawasi.

Heechul tidak keberatan dengan uang. Dia akan mengirim berapa pun yang diminta sebab uang itu akan digunakan untuk membawa adiknya berobat. Foto-foto itu ditelitinya satu persatu. Adiknya luka-luka. Sudut bibir memar. Tangan memar. Bahunya memar dan lainnya. Kyuhyun yang difoto juga tampak pasrah saja.

My BrotherWhere stories live. Discover now