Manusia Diciptakan dari Dua Unsur

195 0 0
                                    

Alkitab mencatat bahwa manusia diciptakan oleh Allah dari dua unsur, yakni debu tanah dan roh yang dihembuskan oleh Allah. Atau boleh dikatakan manusia adalah makhluk yang terdiri dari dua unsur, tubuh/jasmani dan roh/rohani. Tubuh tanpa roh tidaklah dapat dikatakan sebagai manusia karena hanyalah patung/benda mati. Sebaliknya, manusia dengan roh tanpa tubuh sering dikatakan sebagai makhluk halus, bukan manusia. Sebagian mengatakan bahwa manusia terdiri dari tiga unsur yaitu tubuh, jiwa dan roh. Tetapi Alkitab mencatat bahwa manusia hanya diciptakan dengan dua unsur, tubuh dan roh.

Berdasarkan unsur pertama, manusia diciptakan dari debu tanah. Atau boleh dikatakan bahwa manusia diciptakan dari sesuatu/tanah yang sudah diciptakan sebelumnya. Hal ini memiliki dua implikasi, pertama, manusia memiliki kesamaan/kemiripan dengan lingkungan hidupnya yang tidak bergerak, yaitu dengan tanah yang diinjaknya. Kedua, manusia juga memiliki kesamaan/kemiripan dengan makhluk hidup lainnya yang juga diciptakan dari unsur tanah. Alkitab mencatat, "Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara ..." (). Walau ada kesamaan, namun manusia memiliki perbedaan yang hakiki dengan makhluk hidup lainnya, yakni Allah menghembuskan nafas hidup kepada manusia sedangkan kepada makhluk lainnya tidak. Secara esensial dapatlah dikatakan bahwa tubuh merupakan sarana manusia untuk berhubungan dengan dunia material, apakah itu bumi serta segala isinya, maupun hewan dan tumbuhan.

Unsur berikutnya ialah roh atau jiwa. Pandangan bahwa manusia diciptakan dengan tubuh, jiwa, dan roh sangat dipengaruhi oleh filsafat Yunani. Filsafat Yunani menyebutkan bahwa tubuh adalah komponen material manusia. Jiwa dipandang sebagai prinsip kehidupan atau bagian kehidupan binatang manusia. Sedangkan roh adalah unsur yang berhubungan dengan Allah yang rasional dan yang imortal. Namun, bila kita melihat dengan teliti penciptaan manusia dalam Alkitab, tidaklah ditemukan unsur ketiga yang membentuk jiwa manusia. Sebenarnya, istilah roh dan jiwa adalah sebutan untuk unsur yang sama. Jikalau dalam Alkitab ditulis roh dan jiwa, itu berarti menunjuk kepada keseluruhan manusia itu sendiri dan juga untuk memberi penekanan tertentu. Roh menunjuk pada unsur spiritual di dalam manusia sebagai prinsip dasar kehidupan dan aksi yang mengontrol tubuh. Jiwa adalah nama lain dari istilah roh yang umumnya dipakai untuk menekankan subjek aksi di dalam manusia (). Istilah roh dan jiwa dipakai secara bergantian dan jelas menunjukkan suatu unsur yang sama. Misalnya, kematian sering kali disebut sebagai lepasnya jiwa (bdg. ). Kematian juga disebut sebagai berpisahnya roh dari tubuh (bdg. ). Jika seseorang meninggal dunia, dikatakan bahwa tubuhnya dikubur sedangkan roh/jiwa pergi ke neraka atau ke surga. Jikalau memang benar jiwa dan roh manusia berbeda, dapatkah dibuktikan bahwa penciptaan manusia terdiri dari tiga unsur? Apabila tubuh manusia kembali menjadi debu dan roh manusia kembali pada penciptanya, ke manakah perginya jiwa (lih. )? Melalui Alkitab dapatlah dilihat bahwa Tuhan Yesus menggunakan istilah ini secara bergantian untuk menunjukkan bahwa kedua istilah ini sebenarnya sama (bdg. ). Paulus juga menggunakan istilah tersebut secara bergantian dan juga menunjukkan bahwa kedua istilah tersebut adalah sama (bdg. ). Dan masih banyak lagi yang tercatat oleh Alkitab.

Unsur roh yang diberikan oleh Allah ini menunjukkan bahwa manusia sebenarnya adalah makhluk rohani. Roh diberikan supaya manusia dapat bersekutu dengan Allah yang adalah Roh, tetapi ketika manusia jatuh dalam dosa manusia berhubungan dengan setan, roh yang merupakan ciptaan Allah. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha untuk berhubungan dengan dunia roh. Kalau tidak kepada Tuhan, pastilah kepada hantu/setan.

Memang surat Ibrani mencatat, "Sebab firman Allah itu hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh" (). Namun, harus dilihat bentuk bahasa yang digunakan bersifat hiperbola, yaitu untuk memberikan penekanan bahwa sungguh firman Allah itu tajam dalam memberikan penilaian dan tidak satu pun hal yang tersembunyi dari Allah. Ayat ini tidak dapat ditafsirkan sebagai fakta bahwa jiwa dan roh itu berbeda.

Manusia Abadi [SELESAI]Where stories live. Discover now