Chapter 9 : Menjadi anggota ALS

46 11 8
                                    

Takazhu termangu. ' ALS... Itu, kan... '

   " Tunggu, Michael! " Sergah Mieko.

Semuanya langsung menoleh kepada Meiko.

   " Bukankah kita harus merahasiakan identitas kita? Tapi kok kita malah memberitahunya pada Takazhu? Bukankah itu sama saja dengan membongkar identitas kita? " Tanya Meiko meminta penjelasan.

Michael tersenyum simpul. Inilah yang disukainya dari Meiko. Meiko sangat jeli dan mudah membaca suasana dan peristiwa. Dia juga hebat dalam menganalisis kejanggalan.

   " Ya! Itu karena aku mempunyai sebuah rencana... " Bisik Michael pada Meiko.

Para anggota ALS lainnya begitu penasaran pada apa yang dibisikkan Michael pada Meiko.

   " Ih! Michael nggak seru! Main rahasiaan! " Gerutu Zeo.

Michael hanya tersenyum.

   " Nanti juga kalian akan tahu. " Kata Michael tenang membuat mereka semakin menggerutu.

Michael menatap Takazhu dan kembali tersenyum ramah.

   " Apa kita bisa bicara sebentar, Takazhu? " Tanya Michael dan tersenyum simpul.

Takazhu mengiyakannya. Apa yang akan Michael bicarakan? Takazhu dan Michael berjalan menuju ke sebuah pohon besar yang terletak agak jauh dari tempat itu.

   " Baiklah... Tuan Michael, apa yang akan anda bicarakan? " Tanya Takazhu penasaran.

Michael tertawa mendengar bahasa Takazhu yang formal. Dia lalu menepuk-nepuk punggung Takazhu.

   " Santai saja. Jangan terlalu formal. Aku masih 20 tahun, loh. " Kata Michael sembari tertawa ceria berusaha mencairkan suasana.

Takazhu tersenyum melihat keramahan Michael. Dalam hati, dirinya menertawakan dirinya sendiri karena bersikap formal. Dilihat baik-baik, Michael memang masih muda dan lumayan tampan.

Berbeda dengan Takazhu, Michael yang tadi menyairkan suasana malah terdiam. Dia menatap lekat-lekat wajah Takazhu. Takazhu lalu menyadari ada yang menatapnya dari tadi. Dia menatap Michael dan mendapati Michael yang tengah menatap intens dirinya. Dia tersipu dan memalingkan mukanya. Michael hanya tersenyum padanya.

   " Takazhu... " Tanya Michael sambil tersenyum lembut dan mendekatinya.
   " Ya...??? " Jawab Takazhu sembari tetap memalingkan wajahnya.

Michael terus mendekat dan...

_________________________________________

   Yura terus menggerutu kesal. Yoshino yang melihatnya seperti itu terus menggelengkan kepalanya melihat tingkah teman sekelompoknya itu. ' Dasar nona cerewet. ' kata Yoshino dalam hati. Dia tidak habis pikir bahwa Yura yang ceria dan cerewet seperti itu dapat menjadi " Killer Zuper Time " tingkat 3 setelah Meiko dan Yuro, kembaran Yura. Apalagi dapat menyandang  julukan mengerikan itu, " Nightmare Girl ".

   Tiba-tiba, ada seseorang yang menjitak kepalanya. Yoshino tersentak. Dia menolehkan kepalanya ke samping dan mendapati Yura yang sedang menyengir ke arahnya. Yoshino pun menoyor kepala Yura kesal. Yura malah tertawa mendapat perlakuan seperti itu sedangkan Yoshino hanya memutar bola matanya kesal. ' Nah... Kumat sudah sikap menyebalkannya. ' Gerutu Yoshino dalam hati.

  " Kenapa melamun? Nanti kesambet, loh, " Canda Yura sembari duduk di samping Yoshino.

Yoshino hanya menjulurkan lidahnya membuat Yura kesal. Tiba-tiba, Karin datang menghampiri mereka sembari menawarkan kripik pisang kepada mereka yang merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawanya dari Indonesia. Di rumahnya, masih ada banyak sekali kripik pisang itu dan oleh-oleh lainnya. Karin suka sekali Traveling.

Killer Girl & Killer PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang