|~•Ketujuh•~|

Start from the beginning
                                        

"Tapi aku tak bisa appa!  Aku dan Taehyung sudah bersama sejak kecil. Aku tak bisa meraih impianmu jika tak bersama dengan Taehyung appa. Kami punya mimpi yang sama.  Kami—"

"Kalian berbeda!!  Ingat itu"
Suara tegas nan tak terbantahkan dari tuan kim langsung memotong ucapan Jimin. Namja itu menunduk sejenak sebelum menatap kembali appa nya dengan lekat.

"Kami sama appa. Kami kembar dan terlahir dari rahim yang sama"

Tuan kim menatap Jimin penuh amarah. Tak biasanya putra nya ini membantah ucapannya.

"Mau sampai kapan kau menunggu anak itu pulih eoh?!! Mau sampai kapan?!!" Kilatan marah begitu jelas di mata tuan Kim. Yang membuat siapapun ngeri saat melihat tatapan itu. Begitupun dengan Taehyung yang mangkin menundukkan wajahnya. Ini semua salahnya,  jika ia tak masuk rumah sakit maka kejadian ini tak akan terjadi.

"sampai adikku benar-benar sudah bisa pulang dari rumah sakit ini appa, maafkan aku appa bukannya aku ingin melawan ucapanmu tapi biarkanlah sesekali ku melakukan apa yang memang sudah menjadi tugas ku" Jimin Sudah tak takut, jika ia merasa apa yang ia lakukan itu benar maka akan Jimin lakukan meskipun itu mengharuskannya melawan tuan Kim.

"kau! sidah berani melawan appa Jimin! Appa sudah susah payah mendidikmu menjadi anak yang patuh, tapi apa? Kau melawan appa hanya karena adikmu yang tak berguna ini!"

"Appa sadarlah! dia adikku, adik kembarku appa! Dia anakmu juga! Seharusnya kau tak boleh berkata sekasar itu pada adikku!"

"Dia memang tak berguna Jim, dia membuat mu tak masuk sekolah! Dia membuat mu ketinggalan pelajaran! Dia— "

"CUKUP! Aku sudah memutuskan untuk menjaga Taehyung sampai dia sembuh tidak ada penolakan!"

"Sampai kapan kau akan menunggu adikmu itu sembuh chim?! Jangan berharap berlebihan!" Namjoon yang sudah muak dengan pertengkaran itupun  langsung angkat bicara. Karena bukan ini yang ia ajarkan pada adik adiknya.  Ia tak pernah mengajarkan mereka untuk bersikap tak sopan pada orang tua. 

"Aku berharap berlebihan hyung? Kenapa kau berbicara jika aku ini berlebihan? Taehyung pasti sembuh. Karena mana ada sejarahnya kelelahan  bisa di rawat selama ini dirumah sakit. Memangnya penyakitnya separah itu eoh?  Taehyung hanya  kelelahan hyung... Kelelahan saja.  Dia hanya butuh istirahat dan ini tak akan lama. Jad—"

"MININGITIS! Dia menderita penyakit miningitis Jim! Tak semudah itu untuk dia sembuh!" Namjoon tak sadar jika ia telah membocorkan rahasia yang mereka sembunyikan dari Jimin

"Mi...Miningitis? Benarkah hyung? Tidak! Taehyung tak mungkin menderita penyakit mematikan seperti itu, kau...Kau bercanda kan hyung? Katakan! Katakan padaku KAU BERCANDA KAN HYUNG?!"

"Aku tak akan pernah bercanda jika ini semua tentang kesehatan adik adikku Chim. Sekarang kau sudah tau kan?"

Rasanya tubuh Jimin begitu lemas saat mendengar kenyataan tersebut begitu saja "Kenapa kalian merahasiakan nya?" Tanya Jimin dengan lirih

"Karena appa sayang padamu chim. Appa tak ingin kau memikirkan penyakit Taehyung dan melupakan semua pendidikan maupun impianmu. Biarkan ini semua menjadi urusan appa dan juga kami. Yang kau perlu tau hanya meraih cita citamu. Mungkin tanpa Taehyung"

"Tidak hyung! Aku yakin Taehyung bisa sembuh! Aku yakin kami bisa meraih cita-cita kami bersama hyung!" Jimin berjalan menuju appanya

"Appa izinkan aku untuk meraih mimpiku appa— " tuan Kim tersenyum hangat ketika mendengar ucapan anaknya itu, tetapi ketika anaknya itu melanjutkan ucapannya dia hanya bisa menatap datar

" —bersama dengan Taehyung, aku yakin appa, aku yakin Taehyung bisa sembuh ku mohon appa perbolehkan aku untuk tetap menjaganya sampai sembuh, sampai kami bisa kembali kesekolah bersama" mohon Jimin

"Tidak! Sekali tidak tetap tidak Jim, akan lama jika kau menunggu ia pulih benar, dan appa tak mau kau semakin lama ketinggalan pelajaran"

"Tapi appa ak— "

"Jika kau masih menolak! Appa pastikan Taehyung tidak akan pernah mendapat perawatan intesif dan ia tidak akan pernah sembuh"

Jlebb..

Hancur sudah pertahanan Jimin. Tanpa ia sadari cairan bening itu menetes dari pelupuk matanya. Begitu pun dengan Taehyung yang sudah menangis sejak tadi. Menangis dalam diam tanpa di sadari oleh siapa pun. Hanya Taehyung yang merasakan sakit di hatinya maupun efek dari penyakit sialan yang bersarang di tubuhnya ini.

Jimin mengusap air mata nya kasar. Ia menatap ke arah adiknya yang tengah menunduk di brangkar pesakitan nya.  Jika appanya berhenti mengobati Taehyung. Maka penyakit sialan itu akan semangkin parah. Dan ia tak ingin kehilangan adiknya itu. 

Jimin bingung... Sungguh.
Ia ditempatkan pada pilihan yang sangat sulit untuk di putuskan.

Eomma... Jimin harus bagaimana? 

Monolog Jimin dalam hatinya.

Taehyung mendongak dan menatap Jimin lekat dengan senyum yang dipaksa kan untuk terbit "Chim...jangan membuat appa kecewa. Berjanjilah padaku untuk selalu meraih cita citamu. Kau jangan khawatir, saat aku sembuh. Aku akan menyusulmu dibangku kesuksesan nanti"  Lirih namja itu.

Jimin berjalan mendekati brangkar Taehyung, ketika sampai didepan adiknya ia langsung memeluk dengan sangat erat dan Taehyung membalas pelukan itu tak kalah eratnya

Tuhan jika keadaan ku membuat Jimin susah, buatlah aku cepat-cepat pergi dari sini, agar dia juga bisa meraih cita-citanya tanpa memikirkan keadaanku – kth

Tuhan, ku mohon sembuhkan adikku, karena jika dia pergi maka aku juga pergi – kjm

"Kau harus meraih cita cita mu chim. Buat semua orang bangga. Aku selalu ada di sampingmu untuk mendukungmu"
Jimin melepaskan pelukannya

"Berhentilah omong kosong!  Kau pasti sembuh,  aku yakin itu. Dan kita akan sukses bersama"

"Aku—Ya kita pasti bisa Jim" Taehyung memberikan senyuman hangatnya, dan dibalas senyuman tak kalah hangat dari Jimin, mereka kembali berpelukan menyalurkan kasih sayang

Aku tak yakin Jim, tapi akan ku usahakan, namun jika usahaku sia-sia maafkan aku















TBC

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I'M FINE-{VMin} END  Where stories live. Discover now