"Yak alien gubluk! Enak saja kau menyemprotkan makanan yang menjijikan ini pada wajahku! Dasar adik durhaka!" Jimin juga ikut meorocos sambil tanganya bergerak cepat menghapus bubur yang ada di wajahnya
Taehyung yang hatinya sensitif pun ketika mendengar perkataan Jimin tadi menjadi sedih
"Jadi...Aku ini menjijikkan ya Jim?"
"Aigo anak ini... Bukan itu maksudku pabo"
"Lalu apa?"
"Aishh sudahlah lupakan" Jimin pasrah, ia baru ingat jika Taehyung sakit maka namja itu akan sangat sensitif. Dari pada akan ada keributan, atau malah sebaliknya Taehyung menangis. Lebih baik Jimin diam dan mengalah.
Diam diam ingin mengumpat.
Ku ingin mengumpat~
Melampiaskan...
"Aku pusing dengan pertengkaran kalian. Lebih baik aku ke kantin"
Jimin maupun Taehyung hanya menatap datar punggung bidang Namjoon yang kian menjauh kemudian menghilang di ambang pintu.
Setelah kepergian Namjoon hanya ada keheningan yang tercipta. Kedua namja tampan itu masih sibuk dengan pikiran masing masing.
Hingga tanpa mereka sadari, pintu ruang rawat Taehyung terbuka. Menampilkan Seokjin dan juga tuan kim yang masih mengenakan baju kerjanya.
Tuan kim maupun Seokjin terkejut saat melihat Jimin ada di ruang rawat Taehyung. Seharusnya Jimin masih berada di sekolah sekarang.
"Jimin...kau tak berangkat sekolah?" Jimin terkejut, suara tegas dari tuan kim mampu mengembalikan alam kesadaran Jimin sepenuhnya
"Kau tak sekolah?" Tuan kim mengulang pertanyaan nya kala ia hanya mendapatkan tatapan blank dari sang anak. Sementara Taehyung hanya diam dan tertunduk di tempatnya.
Jimin menggelengkan kepalanya pelan "Tidak appa. Aku ingin menemani Taehyung disini" Tatapan tajam tuan kim beralih pada Taehyung yang menunduk. Walaupun demikian tapi Taehyung sadar jika appanya tengah menatap kearahnya.
"HELLO ADIK ADIK KU TERCINTAH. HYUNG TAK JADI KE KANTIN. TERNYATA HYUNG LUPA MEMBAWA UANG. eh ada apa ini?" Namjoon berhenti kala ia melihat tuan Kim dan juga hyung tertuanya berada di ruang rawat Taehyung.
Seakan akan tak menggubris kehadiran Namjoon disana. Tuan Kim melanjutkan pembicaraannya terhadap kedua putranya.
"Seharusnya kau sekolah bukan?" Jimin mengangguk, rasanya ia ingin berteriak sekarang juga dan melambaikan tangannya ke depan kamera. Bertanda ia menyerah. Karena suara dan juga tatapan appanya begitu tajam. Membuat nyalinya luntur seketika.
"Maafkan aku appa. Aku hanya ingin menjaga adiku saja"
"Menjaga adikmu? Maksudmu Taehyung? Dia itu tak perlu penjagaan mu Jim, masih ada Namjoon yang akan menjaganya! Kau seharusnya belajar! Sebentar lagi akan ujian! Appa tak mau jika nilai mu anjlok dan mempermalukan appa" ucap Tuan Kim tegas
Ketika mendengar ucapan appa-nya Jimin menjadi sedikit kesal, bagaimana bisa ia belajar sedangkan saudaranya terbaring diranjang pesakitan? Appanya ini memang benar-benar penggila pangkat
"bagaimana bisa aku belajar appa! Kau kira aku bisa fokus belajar sedangkan kembaranku terbaring lemah disini ? Aku tak sebejad itu appa!" Jimin yang memang sudah tersulut emosi ia sedikit meninggikan suaranya, rasa takut itu menguap ketika sang appa menyuruhnya untuk tidak memperdulikan Taehyung.
"Kau boleh mempedulikan orang lain! Tapi ada kalanya juga kau harus mempedulikan diri mu sendiri! Kau harus meraih impianmu, kau harus bisa mencapai masa depanmu. Jika kau sukses maka orang yang berada di sekitar mu juga ikut senang. Termasuk adikmu itu"
YOU ARE READING
I'M FINE-{VMin} END
Fanfiction[END] Vmin twins✅ Brothership✅ Slow up ✅ {Revisi kapan saja} @September 2018 Menjadi Anak bungsu tak seenak yang kamu pikirkan - Kim Taehyung @Behella4 @Irmhyu Collabs gengs;)
|~•Ketujuh•~|
Start from the beginning
