Mengerti maksud Reiza, Hanzel langsung pindah posisi tepat di tengah-tengah antara Reiza dan Amor—yang masih saja asik bernyanyi.
Ketiga cowok itu telah duduk di kursi depan mereka, si mas supir sudah kembali mengemudi.
Merasa tidak enak dengan suara Amor yang tambah lama tambah keras, Hanzel memutuskan menyenggol tangan gadis itu bermaksud menyadarkan gadis hebo—able ini, tapi sepertinya aksinya salah karena telah membuat microfon—edan alias botol pink Amor jatuh di lantai angkot."Microfon gueee!" ujar Amor dramatis, belum menyadari tiga cowok yang kini menatapnya aneh.
Hanzel sungguh ingin mengutuk Amor detik ini juga begitu melihat ekspresinya seperti Hana yang tengah menangisi meninggalnya Olaf. Dengan malas Hanzel hendak mengambil botol pink itu, tapi seseorang di depannya telah meraih botol itu duluan.
"Nih," ujar laki-laki itu membuat Amor membolakan mata imut.
"Loh kak Chandra?" ujarnya dengan mata berbinar sambil meraih botol minuman itu.
Reiza yang konek dengan nama itu langsung menatap ke arah yang sama dengan Amor.
"Ini bang Chandra yang nolongin lo waktu kecopetan?" Amor mengganggu, "Ehem, kenalin bang, gue Reiza Ramadani," ujar Reiza SKSD sambil mengulurkan tangannya.Chandra menurunkan maskernya dan tampaklah wajah ganteng si babang. "Chandra," Chandra membalas jabat tangan Reiza membuat gadis itu senyum-senyum jijay.
Lain dengan Hanzel yang sedari tadi menatap aneh ke arah laki-laki bermata abu-abu yang berada tepat di dekat pintu angkot. Laki-laki itu terlihat tengah mencuri-curi pandang melihatnya melalui kaca depan supir.
'Aneh' batin Hanzel. Lalu tidak lama angkot yang mereka tumpangi berhenti di dekat kontrakan mereka.
"Kiri pak," instruksi Hanzel lalu ketiganya turun.
****
Hanzel melempar tasnya asal di atas tempat tidur. Mengganti seragamnya dengan baju terusan warna biru dengan motif bunga-bunga di bawahnya, yang membuat penampilannya jadi lebih fresh looking.
Hanzel masuk ke kamar sebelah, kamar Reiza.
Di sana terlihat perempuan itu tengah fokus memperhatikan isi ponselnya."Rei, materi yang diprint tadi?"
"Ada di atas lemari," jawabnya sambil menunjuk kertas-kertas di atas lemari tanpa melihat ke arah Hanzel alias masih fokus menatap ponselnya.
Jadi begini, kelebihan Reiza Ramadani ini, dia kalau ngomong suka nggak lihat lawan bicaranya apa lagi dalam keadaan fokus menatap sesuatu dan ajaibnya shot jari-jarinya ketika menunjukkan sesuatu selalu tepat, tidak melenceng. Aneh bin ajaib memang.
****
Neng Gaol☺#laskaronline
UniMaisila
PP
Show back show
OmaJuliet
the Sut theeeeMe i am?
OmaJuliet
Keluar yuuukkkkkKewhere?
UniMaisila
Rumah Puding sebelah aja, mumpung lagi ada diskonOke Ngoghey
Yang lain gimana?
TanteReiza
IkuuutttttttttMakMairian
2UniYanti
Me tooMakSifa
Aku nak ikut juga :)Oke jangan lupa sedia gopek masing-masing :)
Gempy
Mukbang kuyMakAmor
Jangan lupa foto2 duluTanteHerna
Pasang make up before go :v @MakAmorMakAmor
Ganjen ente :vUmiMaisila
We cuma pergi ke gubuk bukan istana kli :v @TanteHerna @MakAmor
YOU ARE READING
Ten-Hanzel (Crazy Up)
Teen FictionIni kisah khusus Hanzel (salah satu personil dari Ten)
AngKot
Start from the beginning