AngKot

235 75 9
                                    

🐷Note : Belum direvisi. Jadi, klo ada kesalahan kata atau typo mohon ditandai yaaa :)


•| AngKot

Reiza dan Amor baru saja keluar dari toko. 

"Tadi Zel bilang ke mana?" tanya Reiza.

"Ke samping ni keknya, di Jasuke," jawab Amor lalu keduanya menuju samping tempat jual beli jasuke.

Sesampainya di sana, betapa terkejutnya mereka saat  mendapati Vano tengah memeluk Hanzel. Walau dari samping sini yang terlihat hanya sepucuk rambut perempuan itu karna di tutupi badan Vano yang jakung, tapi mereka yakin seratus persen bahwa perempuan yang di pelukan Vano itu adalah Hanzel, dilihat dari sini tampak begitu jelas jepit rambut yang menjadi salah satu ciri khas Hanzel.

"Zel!" Teriak mereka spontan berbarengan. Terlihat dua orang berbeda jenis kelamin itu langsung memisahkan diri, yang satunya dengan gelagat seperti baru sadar dan yang lainnya terlihat begitu enggan melepas pelukan itu.

Sambil berusaha menutupi wajahnya yang kian memerah, Hanzel bangkit dari tempat duduknya dan hendak melangkahkan kaki menuju temannya yang kini tampak misuh-misuh di tempat.
Namun, langkah Hanzel berhenti saat menyadari tengah melupakan sesuatu. Hanzel berbalik, menatap dari samping wajah Vano.

"Van," Vano menghadap ke arah samping, menatap Hanzel dengan sorot misterius yang entah kenapa membuat Hanzel sedikit gugup, "Thanks," lanjut Hanzel sebelum berlari ke arah dua temannya yang kini menatapnya seperti orang yang mau menginterview calon karyawannya.

"Jelaskan!" pinta Amor dengan gelagat tegas.

"Intinya yang kalian lihat itu tidak sesuai dengan anggapan kepala kalian," jawab Hanzel lugas, "dan mendingan kita pulang, gue masih lapar sekarang."

Huhu kita sama Zel, Leg juga lagi lapar nie makanya jeda dulu nulisnya :v (iklan lewat)

****

Amor, Reiza dan Hanzel sudah masuk ke dalam angkot warna merah, merupakan angkot paling santuy karena jalannya yang lambat. Kebetulan baru mereka bertiga yang ada di dalam angkot, jadinya Amor yang merupakan orang yang super duper aktif paling anti yang namanya keheningan membuka suara.

"Mas-mas, apa boleh diaktifkan spekernya tapi pake musik saya?" tanya Amor, mulai beraksi.

"Boleh neng," jawab si mas lalu mengaktifkan sambungan speker mode bluetooth.

Tidak lama musik 'lagu-lagu dari Timur' dari ponsel Amor terdengar. Cukup pas untuk suasana sekarang yang terasa adem ditambah lagi angin sepoy-sepoy yang memang di kota ini menjelang jam tiga sore udara jadi sejuk karena posisi kota yang  di kelilingi pegunungan.

Amor juga mulai bernyanyi dengan media botol minuman sebagai microfonnya, Reiza asik berselfi-ria sekali-kali nimbrung bernyanyi di bagian lirik lagu yang dia tahu. Sedangkan Hanzel, larut dalam dunia perwattpadtannya.

Tidak lama angkot berhenti. Tiga orang cowok bermasker seragam hitam memasuki angkot.

Reiza yang menyadari kehadiran trio itu mengangkat wajah dan menendang kaki Hanzel yang memang berada di kursi seberangnya.
Hanzel yang merasa terganggu mengernyit ke arah Reiza.
Reiza menepuk sisi kiri tempat ia duduk lalu melirik ke arah tiga cowok yang masih berada di ambang pintu angkot.

Ten-Hanzel (Crazy Up)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant