Format pengumpulan :
Nama author: Salaamah
Nama WP: salaamahnur
Tema yang kalian pikirkan saat melihat gambar: hadiah palsu
Alasan: karena dia mendapat apresiasi berupa lima bulu ketek
"Ayoo Sumoo ... sedikit lagi! Kamu pasti bisa mengalahkan Somu!" Aku berteriak menyemangati laki-laki bertubuh gempal di tengah lapangan yang sedang berusaha menghabiskan makanan di hadapannya.
Peluh merosot dari dahi mulus Sumo. Mereka semua bergembira dapat bermain perosotan gratis. Tapi, detik berikutnya peluh itu dihempas begitu saja bagai cintamu yang bertepuk sebelah tangan tidak digubris. Teriakan panik mereka tidak terdengar oleh si pelaku.
Oke. Kembali lagi ke cerita.
Sumo dengan tergesa-gesa berusaha memasukkan mie ayam super pedas ke dalam mulut besarnya yang seperti goa Belanda terbuka lebar ketika lapar.
Di sebelahnya Somu tidak mau kalah. Walau tubuhnya berbanding terbalik dengan lawannya, mulutnya tidak kalah besar dan cepat dalam mengunyah.
Lima menit kemudian, skor mereka berdua sama-sama imbang. Sepuluh mangkok mie super pedas berhasil mereka habiskan. Wajah keduanya sudah memerah bagai banteng yang mengamuk. Ludah keduanya terjulur keluar demi menghalau rasa pedas yang mulai menjalar menuju ubun-ubun.
Aku berjalan mendekati mereka, saat istirahat. Aku mengulurkan dua botol air mineral. Mereka berdua langsung menenggaknya hingga habis. Tak lama kemudian lidah mereka kembali menjulur.
"Kalian ini sudah seperti hotdog saja," Aku menertawai wajah mereka.
"Hah ... huh ... kamu ... tidak tahu ... huh ... saja. Kalau mie ini sangat pedaaas haaah!" Somu berusaha menjawab ledekanku di tengah rasa pedas dalam mulutnya yang sedang menari ria.
Aku kembali tertawa. "Lagian kalian, ngapain sih mau aja ikut lomba gak bermanfaat kayak gini. Ini cuma bikin kalian menderita, gak ada untungnya." Tanpa sadar aku berbicara panjang lebar.
Sumo melirikku. Ia masih berusaha mengkondisikan pedas dalam mulutnya yang kini sedang berlomba berlari.
Seorang pembawa acara sudah kembali memotong percakapan kami. Ia memberitahukan waktu istirahat sudah selesai. Perlombaan akan dilanjutkan.
Aku kembali ke tempatku.
Tepat setelah hitungan ketiga Sumo dan Somu kembali berjuang. Wajah mereka semakin tidak dapat dikontrol. Tangan mereka berlari menyatukan piring dengan mulut mereka. Perlombaan semakin sengit. Sumo sekarang memimpin.
"Wah! Somu! Ayo semangaat!" Aku berteriak dari kursi penonton.
Sepuluh menit kemudian perlombaan dihentikan. Pemenang sudah tampak. Kedua peserta sudah tepar di atas meja. Tanda mereka sudah tidak sanggup.
Pembawa acara menghitung mangkok. Ia tersenyum kemudian mengangkat salah satu tangan peserta. "PERLOMBAAN MAKAN MIE SUPER PEDAS DIMENANGKAN OLEH SOMU!!" teriaknya semangat.
Di sebelahnya Somu berusaha mempertahankan diri untuk menatap penonton, memberikan senyum aneh karena ia berusaha menahan pedas.
Aku bergegas mendekati mereka berdua.
"DAN INI ADALAH HADIAH YANG PANTAS UNTUKMU." Pembawa acara memberikan kotak hadiah.
Somu menerimanya dengan wajah berseri-seri. Ia sudah tidak peduli dengan mules dalam perutnya.
"Ayo Somu coba dibuka."
Perlahan kotak itu terbuka. Menampakkan isi di dalamnya. Somu menarik keluar benda itu.
Aku tertawa terbahak melihatnya. "Obat diare?"
Pembawa acara ikut tertawa. "Ya itu akan sangat berguna untuk lima detik ke depan."
"Huh! Untung aku tidak menang. Kukira hadiahnya mobil." Sumo berkata bangga.
Somu menundukkan wajah kecewa. Detik berikutnya, perutnya sudah mulai menabuh genderang perang. Ia langsung lari terbirit-birit menuju kamar mandi.
Pembawa acara terpingkal. "Kan sudah kubilang. Dia terlalu meremehkan sebuah hadiah. Dia pikir itu palsu."
Aku ikut terbahak. "Kau tidak menyusul Somu, Sumo?"
Sumo sudah berlagak menggeleng. Tapi wajahnya tidak bisa berbohong, perutnya sedang konser sekarang. Ia ikut berlari menuju kamar mandi.
