Drabble 1

32 5 0
                                        

Nama Author : Monica M.
Nama WP : LifeIsCreation
Tema : Pengkhianatan
Alasan : Mereka bareng, berdempetan juga kayak teman karib. Tapi, tangannya pada serakah. Maunya gandeng dua. Main di belakang pula. Dasar, hianat!

Isi :

     Bulan menatap takjub bocah laki-laki yang berdiri di depannya. Pendek, mengenakan kolor putih lusu, didampingi sinar matahari yang memantul-mantul dari kepala selicin lantai hotel bintang lima. Mendadak mengingatkannya pada tuyul, Si Maling Ulung.

     “Kata Bang Geo kalau ada mbak-mbak rambut sebahu pakai kaos dan jeans, bilang aja dia bikin tugas matimatika di rumah teman.” Bocah itu nyengir, memamerkan isi mulutnya yang luar binasa rontok.

     Air muka Bulan berubah masam. “Kalau gitu, setelah Mbak pergi, kamu bilangin Bang Geo,” ia menunduk lalu berbisik, “..., oke? Mbak masuk dulu.”

     Bulan menyemburkan napas guna menenangkan jantung yang hendak mendobrak rongga dadanya. Hanya karena curiga, ia tidak ingin mati konyol akibat organ vitalnya minggat.

     Di ruang tamu, sofa-sofa menganggur. Bulan terus melangkah. Alisnya bertaut. Tiba di ambang dapur, ia membeku. Geo menggenggam tangan Luna, sahabat mereka. Keduanya berdiri di depan kitchen island. Mengenakan celemek bertuliskan cute couple.

     “Aku... sayang kamu.”

     Bulan mendadak jijik. Darahnya mendidih. Ia menjambak rambut jabrik Geo satu kali. Membuahkan helaian rambut yang tidak hanya sebiji. “Dasar Bunglon! Ke aku bilangnya cinta, ke dia bilangnya sayang? Kenapa namamu gak diubah jadi Satria aja? Biar bisa seenak jidat kuteriakin Bang Sat!”

     “Bulan, ini gak seperti–”

     “Yang kamu kira!” Suara Bulan melengking, memotong ucapan Luna. “Korban Sinetron! Memangnya aku percaya? Kamvret!”

     Bulan hengkang dari sana. Ia mengangkat dagu. Masa bodoh, meski Geo mengejarnya. Berhenti di halaman, Bulan menebar senyuman ramah yang dibuat-buat. “Gak usah, ya! Lagian, aku ke sini mau bilang kalau bukan kamu doang yang punya cadangan! Bye!”

     Geo menganga, mengikuti sosok Bulan yang masuk ke mobil sport mewah milik Awan. Sahabatnya sejak mereka masih ingusan.

     Seakan mampu membaca situasi, bocah tuyul yang tadi menghampiri sang kakak. Ia menepuk lutut Geo, dengan wajah prihatin luar biasa. “Kata Mbak Bulan,” bocah itu menatapnya penuh semangat, “MATIMATIKAU!!!”

IDC DrabbleWhere stories live. Discover now