Nama author: Zaroh Ulfa Nur Aini
Nama WP: Zarohulfa
Tema yang kalian pikirkan saat melihat gambar: Sindiran
Alasan: Karena di situ memberi imbalan bulu ketek untuk mereka yang suka komen dan suka ribet sendiri ngurusin urusan orang lain.
Judul : Don't judge me!
*****
"Emang lu itu nggak tau diri! Udah gue kasih uang, baju, tas dan banyak barang gue yang gak lu balikin!"
"Gue gak minta!"
"Gembel!"
"Harta masih punya orang tua juga!"
"Udah ah, gak level ngomong sama lu?"
Perempuan pemaki tadi segera menyingkir dari wajahku. Perempuan yang tak pernah mau mengalah dan dia lebih murahan dari diriku. Aku tak murahan! Dia lebih dariku! Dia perempuan yang mau dideketin semua cowo.
Bakso yang dingin di depanku sudah tak menggugah gairahku untuk memakannya. Apalagi jus jambu yang ku aduk sedari tadi. Tak ada yang menggoda. Mungkin nafsuku sudah hilang. Aku mempunyai masalah dengan tiga kelompok cewe hitz di sekolah. Tapi aku tak peduli. Mungkin mereka kalah cantik dariku. Mataku menangkap salah satu geng hitz lain yang sepertinya akan melabrakku lagi.
"Lu gada otak ya? Udah dibilang gak usah chat cowo gue! Kayak cewe murahan banget sih!"
Sudah kuduga pasti dia ingin menghinaku. Aku berdiri dan mengambil mangkok bakso itu. Berniat pindah. Namun tangan perempuan sok suci itu menarik tanganku. Dengan sengaja aku menumpahkan bakso dingin itu ke kakinya. Sontak dia kaget dan berteriak padaku dilengkapi berbagai kutukan. "Shit! It's so disgusted!"
"Semenjijikan dirimu! Udah setimpal ya sama ocehanmu," aku mengambil jus jambuku dan meninggalkannya dengan penuh tatapan memburu. Ingin membunuhku. Tangan kananku pun masih membawa jus jambuku. Ada lagi yang pernah menerorku dengan hujatannya, dia memakan mie ayam berjarak dua meja di tempatku berdiri. Aku akan bersikap biasa-biasa saja. Semoga dia tidak mencari gara-gara.
"Eh, simpenan om-om lagi lewat nih gaes! Seksi banget ya kan?"
Aku melihat ke arahnya. Benar dia melihatku dan mengatakan kalimat kasar itu. Aku segera mendekatinya dan menumpahkan jusku ke dalam mangkuk mie ayamnya yang masih utuh. "Aku lagi gak nafsu makan ataupun minum. Itu aku kasih hadiah jus jambu biar mulutmu tak sembarangan berkoar!"
