"Anak itu terkena penyakit meningitis" Jelas tuan kim yang langsung membuat kedua putra nya terkejut.
Jika boleh jujur, Namjoon begitu cemas dengan penyakit yang di derita adiknya. Ia pernah membaca suatu artikel yang membahas tentang penyakit meningitis. Yang mana penyakit itu bisa menyebabkan kematian.
Namun lain hal nya dengan Seokjin yang malah mendengus kesal dan langsung menarik atensi tuan kim maupun Namjoon "Anak itu selalu saja merepotkan appa"
"Hyung apa maksudmu? Ini bukan saat yang tepat untuk berbicara seperti itu. Taehyung itu adik kita hyung, keluarga kita. Jadi salah besar jika kau berbicara seperti itu"
"Tapi anak itu selalu saja merepotkan! Sudah lah dia bodoh di tambah lagi penyakitan! Itu sangat menyusahkan" ucap Jin dengan sinisnya
"Tapi hyung dia adik kita! Tak seharusnya kau berbicara begitu, kenapa kau begitu membencinya hyung? Apa salahnya sampai kau begitu membencinya?" ucap Namjoon menaikkan nada bicaranya
"Sudah-sudah! Appa tak mau kalian bertengkar hanya karena anak itu! Sekarang tugas kalian hanya perlu menyembunyikan fakta ini dari Jimin jangan sampai dia tau, kalau dia tau bisa appa pastikan kalian yang akan kena sanksinya" tuan Kim berucap tegas setelah itu berlalu pergi menyusul Jimin.
"Maafkan aku hyung" Ucap namjoon lirih tetapi masih bisa di dengar jelas oleh Seokjin. Kemudian, namja itu melenggang pergi untuk menyusul appa nya. Menyisakan seokjin yang masih mematung di tempatnya.
"Maaf kan hyung juga Joon—ahh. Aku hanya tak ingin kau terlalu menyayangi anak itu, dan melupakan Jimin begitu saja"
Setelah berkata lirih begitu, ia ikut melangkahkan kakinya mengikuti appa da adiknya
:
:
:
:
Kini namja bantet itu sudah berada diruang rawat kembaranya, matanya tak lepas memandang tubuh yang terkulai lemas dengan selang oksigen yang menempel di hidung bangirnya.
Langkah kaki itu membawanya mendekati ranjang yang ditempati kembarannya, ia menduduki tubuhnya disebuah kursi tepat disamping ranjang itu, menggerakkan tangannya untuk menggenggam jemari panjang yang terkulai lemah.
"Kau tau, ini adalah hadiah terburuk di hari ulang tahun kita Tae" Jimin menyeka kasar cairan bening yang menetes dari kelopak matanya. Rasanya ia tak menyangka jika di hari ulang tahunnya, ia melihat sang adik terkulai lemas di sebuah berangkar pesakitan.
"Kau tak ingin membuka mata mu eoh? Apakah disana terlalu indah? Setauku jika seseorang pingsan, yang ia lihat hanyalah kegelapan. Tapi kenapa kau betah sekali menutup matamu" Jimin terus berbicara. Walaupun ia tau, Taehyung tak akan pernah membalasnya.
"Kau tau, saat aku memberi kabar pada kelinci montok mu itu tentang keadaan mu. Dia langsung menangis seperti seorang bocah yang kehilangan mainannya. Yoongi hyung yang bilang padaku" Jimin terkekeh saat menceritakan itu pada Taehyung. Ntahlah jimin pun bingung dengan perasaan nya saat ini, rasanya ia ingin menangis, menangis sejadi jadinya. Tapi ia tau, Taehyung tak menyukai jimin yang selalu menangis.
Taehyung bilang, ia lebih suka anak ayam nya tersenyum dan tertawa.
"Tae ayolah buka matamu, aku tak bisa melihat mu begini, kau tau...Disini terasa amat sakit ketika aku melihat dengan mata kepalaku sendiri saat kau pingsan" Jimin mengarahkan tangan yang digenggamnya itu kedada kirinya menempelkannya disana.
Ceklek
Bunyi pintu yang terbuka tak membuat Jimin menoleh, ia tetap betah melihat kemabarannya sampai tepukan pelan dipundaknya membuat ia berjengit kaget dan menoleh kearah sampingnya
BINABASA MO ANG
I'M FINE-{VMin} END
Fanfiction[END] Vmin twins✅ Brothership✅ Slow up ✅ {Revisi kapan saja} @September 2018 Menjadi Anak bungsu tak seenak yang kamu pikirkan - Kim Taehyung @Behella4 @Irmhyu Collabs gengs;)
|~•Keenam•~|
Magsimula sa umpisa
