|~•Kelima•~|

Mulai dari awal
                                        

Deg..

Sakit di dada nya kembali melanda, rasanya ia ingin menjerit saat ini juga saat melihat tubuh parau itu bergetar disertai isakan lemah yang keluar.

"T-tae apakah itu kau?" Suara jimin bergetar, entah mengapa hatinya sakit saat mendengar isakan itu.

Jimin meraba raba mencari saklar lampu. Setelah ketemu ia memencet nya dan semua pencahayaan pun menyala yang membuat tubuh jimin menjadi kaku di tempatnya saat ini berdiri.

Penampilan Taehyung begitu acak acakan, mata sembab, rambut berantakan dan juga seragam sekolah yang sudah basah karena keringat.Jimin mencoba mendekati Taehyung yang semakin mengeratkan pelukan pada lututnya

"T-tae kau... Sejak kapan kau ada disini? " Tanya Jimin dengan suara yang bergetar karena menahan isak tangis, ia dengan perlahan mencoba menyentuh kembarannya itu

Tidak ada jawaban dari Taehyung, ia hanya terisak sambil mengambil jarak lebih jauh ketika sadar bahwa Jimin mencoba mendekatinya.

"Tae... Kenapa menghindar? Jangan menghindar dari ku Tae!" Ucap Jimin

Ia berusaha untuk meraih pundak Taehyung, ketika tangan nya dapat meraih pundak yang bergetar itu ia langsung membaiknya

Memutar tubuh Taehyung agar menghadap padanya

Hati Jimin semakin sakit ketika melihat wajah Taehyung, matanya yang memerah dan bengkak, hidung bangirnya yang memerah dan mulutnya yang tak henti mengeluarkan isakan

"Kenapa kau tak ikut bergabung dipesta tadi Tae? " Taehyung memandang jimin sayu. Rasanya ia begitu tenang saat melihat wajah Damai Jimin.

Senyum di wajahnya merekah begitu saja. Ia mengambil kue ulang tahun yang sendari tadi masih setia berada di dekatnya, mengabaikan pertanyaan dan tatapan dari Jimin.

"Selamat ulang tahun Jim"

Hancur sudah pertahanan Jimin. Ia menangis terisak isak seperti seorang yeoja yang di tinggal oleh kekasihnya.

"Se...selamat ulang tahun juga Tae"

Jimin mengusap air matanya dengan kasar dan meniup lilin tersebut hingga padam. Namja itu langsung menyingkirkan kue tersebut dari tangan Taehyung dan memeluk tubuh rangking namja itu yang kini sudah berlumur keringat. Tak peduli dengan keadaan Taehyung yang berantakan, jimin tetap memeluknya sambil terisak. Bahkan wangi alamiah dari tubuh Taehyung pun sama sekali tak membuat jimin terganggu.

Taehyung melepaskan pelukan itu. Dan memberikan jimin kado yang ia beli tadi.

Jimin membukanya dan terlihatlah sebuah notebook dengan warna hitam dan polkadot putih. Ini sederhana, namun efeknya sangatlah hebat bagi jimin. Ia begitu senang mendapatkan Notebook dari Taehyung.

"Aku hanya bisa membeli itu, semoga kau suka Jim"

Taehyung tersenyum hangat. Entah mengapa pusing di kepalanya kembali melanda.

"Jim" Lirih Taehyung

"Hem? "

"Kau tak marah padaku kan? "

"Jelas saja aku marah padamu Kim Taehyung! Kau tak hadir disaat hari bahagia ini! Kau tak hadir di pesta itu! Seharusnya aku berdiri disana bersama mu, di hari ulang tahun kita"

"Dasar Kim taehyung pabo"

Celetuk Jimin yang membuat Taehyung terkekeh. Ia kembali menatap netra Jimin yang begitu menenangkan. Namun lama kelamaan pandangannya buram seperti ada sesuatu yang menghalangi indra penglihatannya.

"Hemm Tae... Terima kasih kadonya. Aku juga memiliki sesuatu untukmu" Jimin mengeluarkan sebuah kotak berukuran kecil dari balik jaketnya.

Namja itu memandangi kotak tersebut dan membukanya "ini sebuah liontin, dan isi nya foto k-"

"OMO!! Taehyungie!! "

Pekik jimin saat ia melihat ada sebuah noda merah yang menetes dari hidung Taehyung. Seketika rasa pusing di kepala Taehyung mulai reda namun pandangannya kembali gelap saat ini.

Taehyung pingsan...







TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'M FINE-{VMin} END  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang