9. Siti Nurbaya

111K 8.4K 305
                                    

Aksa tiba di ruang rawat Adeeva tepat ketika gadis itu akan keluar dari kamar.

"Mau kemana kamu?" Tanya Aksa menyelidik.

"Pulang." Jawab Adeeva santai.

"Dokter sudah memperbolehkan?"

"Saya nggak apa-apa Pak, cuma kecapekan biasa. Besok juga sembuh." Ucap Adeeva lalu meneruskan langkahnya yang dibantu oleh Arika.

"Jalan aja masih sempoyongan kamu, istirahat saja disini. Dua sampai tiga hari." Ucap Aksa memegang tangan Adeeva.

'Dua sampai tiga hari katanya! Seenak udel kalo ngomong!' Gerutu Adeeva dalam hati.

"Kamu sudah saya ijinkan, nggak usah khawatir tentang presensi kamu." Ucap Aksa seolah mengetahui apa yang ada di pikiran Adeeva.

"Nggak usah Pak, saya pulang aja. Orang rumah nggak ada yang tau." Elak Adeeva lagi.

"Kamu nggak kasih tau orang tua Adeeva?" Tanya Aksa pada Arika yang sedari tadi diam dan tidak dianggap kehadirannya oleh Aksa, Arika sedikit tersentak, kemudian menggeleng.

"Jangan salahin Arika Pak, saya aja yang nggak mau. Mama saya suka rempong kalo masalah gini, dan saya nggak suka."

"Wajar dong, sebagai orang tua, Mama kamu itu khawatir!" Ucap Aksa sambil menatap Adeeva, Adeeva mendengus lalu balas menatap Aksa dingin.

"E, maaf sebelumnya saya menyela. Bagaimana kalau kalian berbincang di dalam saja? Tidak baik menghalangi pintu, nanti jodohnya balik lagi." Ucap Arika menginterupsi, Adeeva dan Aksa sontak menolehkan pandangannya pada Arika yang hanya dibalas senyum canggung dari Arika.

"Saya sudah ijinkan kamu untuk dua hari kedepan." Lanjut Aksa setelah mereka duduk di sofa yang berada di kamar rawat.

"Saya nggak apa-apa Pak, nggak harus dua hari juga sakitnya. Besok saya sudah bisa masuk." Aksa mengamati Adeeva lekat. Arika merasa menjadi obat nyamuk di antara mereka berdua, dia terus saja mengotak-atik ponselnya untuk mengalihkan perhatiannya agar berhenti mencuri dengar pembicaraan mereka.

"Ya sudah saya antar."

"Kemana?"

"Katanya mau pulang?"

"Nggak usah Pak, saya diantar Arika saja."

"Saya antar, atau tidak sama sekali!" Ucap Aksa lalu bangkit dari duduknya menghampiri Adeeva.

"Arika, kamu langsung pulang saja. Saya tau kalau sedari tadi kamu disini, pasti kamu capek." Ucap Aksa pada Arika yang dijawab anggukan oleh perempuan itu.

"Kalau begitu saya pulang dulu Pak." Ucap Arika lalu berjalan keluar dari ruang rawat Adeeva. Sebelum benar-benar keluar dari pintu, Arika sempat memberikan kode pada Adeeva yang mungkin hanya dapat dimengerti oleh mereka berdua.

"Ayo."

"Bapak ngapain sih?" Tanya Adeeva sedikit meninggikan intonasinya setelah Arika menghilang dari balik pintu.

"Apa? Saya mau antar kamu."

"Maksud saya kenapa Bapak repot-repot mau antar saya? Saya bahkan bisa pulang sendiri Pak, saya nggak apa-apa."

Tanpa menanggapi ucapan Adeeva, Aksa menarik lengan Adeeva untuk membantu perempuan itu bangun dari duduknya. Entah sejak kapan, Adeeva sudah mulai terbiasa dengan sikap Aksa yang selalu mengabaikan pertanyaannya.

Sebelum benar-benar meninggalkan rumah sakit, Aksa terlebih dulu mengurus administrasi kepulangan Adeeva. Aksa tidak membiarkan Adeeva berdiri di belakangnya, dia meminta Adeeva untuk menunggu di kursi tunggu. Juga, Aksa tidak membiarkan Adeeva mengeluarkan uangnya.

Iya, Pak! [available at bookstores]Where stories live. Discover now