11. first date

Mulai dari awal
                                    

"Tidur aja. Nanti aku bangunin kalau filmnya udah beres," bisik Kiera kepada Mark. Sedangkan laki-laki itu hanya menggumam menjawab Kiera. Namun kemudian hal yang terjadi selanjutnya membuat Kiera kaget.


Mark menyenderkan kepalanya ke bahu Kiera sambil menggumam, "Aku pinjem bahunya ya, kak? Ngantuk banget." Kemudian laki-laki itu melanjutkan tidurnya yang terganggu. Di sela-sela kekagetannya, Kiera mengagumi wajah Mark yang tidak mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun sejak terakhir kali mereka bertemu, namun rahangnya terlihat lebih tegas dan rautnya lebih dewasa. Ia juga tersenyum kecil melihat wajah tidur Mark yang tenang dan terlihat seperti anak kecil.


Entah mendapatkan keberanian dari mana, tangannya mendekat ke kepala Mark. Kemudian Kiera mengelus rambut laki-laki itu pelan.


"Sleep well, Mark," ujarnya pelan.


Beberapa lama kemudian film itu selesai. Kiera terlalu larut dalam menonton film hingga lupa akan sosok laki-laki yang sedang tertidur di bahunya. Ketika ia sadar, ia tidak tega membangunkan Mark yang sedang tertidur dengan nyenyak di sampingnya. Namun Kiera tidak punya pilihan karena bagaimanapun mereka harus keluar dari bioskop.


"Mark, bangun yuk. Filmnya udah beres," bisik Kiera pelan sambil mengelus kepala Mark. Perlahan Mark terbangun menegakkan dirinya sambil menggosok-gosok matanya.


"Enak tidurnya?," tanya Kiera sambil terkekeh akan kelakuan Mark yang bisa-bisanya tertidur pulas di dalam bioskop. Mark hanya tertawa kecil menanggapinya. Kemudian Mark menarik tangan Kiera untuk berdiri dan berjalan keluar dari bioskop.


Mereka berjalan keluar kawasan bioskop. Namun belum juga keluar, ada suara yang memanggil Mark dari jauh.


"Mark!"


Panggilan itu sontak membuat Mark dan Kiera mencari sosok yang memanggilnya. Hingga akhirnya mereka mendapati sosok laki-laki yang berstatus sebagai sahabat Mark saat mereka kuliah dulu, Hamza.


Kiera mengenal baik Hamza karena Hamza juga merupakan anggota divisi dokumentasi pada masa kuliah. Bahkan jika dibandingkan dengan Mark, Kiera dulu lebih dekat dengan Hamza karena sifatnya yang sangat easy-going dan berselera humor tinggi. Hamza sering membuat Kiera tertawa. Kadang Kiera menganggap Hamza seperti adik kandungnya sendiri karena sifat manja laki-laki itu kepadanya. Namun sama seperti hubungannya dengan Mark, Kiera juga sudah jarang berhubungan dengan Hamza setelah ia lulus.


"Oy, Za!," balas Mark sambil melambaikan tangan kirinya yang tidak digunakan untuk menggenggam tangan Kiera.


"Loh, Kak Kiera?," tanya Hamza dengan wajah bingungnya setelah ia menyadari bahwa orang di samping Mark adalah Kiera. Hamza bolak-balik melemparkan pandangannya ke arah Mark dan Kiera.


"Hai, Za. Astaga udah lama banget gak ketemu!," seru Kiera yang excited, tidak menyadari kebingungan yang dirasakan Hamza.


"Sama siapa lo, Za?," tanya Mark kepada Hamza.


"Gue sama adik gue. Lagi ke toilet dia. Kalian... nonton berdua?," tanya Hamza hati-hati.


"Menurut lo? Ada orang lain lagi gak disini?," canda Mark dengan bernada sarkasme.


"Kok... bisa...," ujar Hamza terputus-putus, masih bingung dengan pemandangan di depannya, apalagi saat pandangannya jatuh ke tangan Mark masih menggenggam tangan Kiera. Kiera yang menyadari arah pandang Hamza mulai merasa kikuk. Berpikir bahwa pasti Hamza tidak menyangka melihatnya bisa jalan berdua dengan Mark.


"Ya bisa lah. Kenapa harus gak bisa?," kekeh Mark sambil terus melontarkan kalimat bernada sarkasme.


Hamza mulai kesal dengan jawaban-jawaban yang diberikan oleh Mark. Kemudian ia mendekatkan diri ke arah Mark untuk membisikan sesuatu.


retrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang