05. Kamu yang terbaik

Start from the beginning
                                    

Bilqis sedikit terkejut mendengar cowok itu mengetahui dirinya. Matanya melirik sekitar, ada perasaan was-was dalam hati. Takut-takut kalau suami nya tidak sengaja melihat dirinya duduk dengan laki-laki lain di kantin dalam satu meja. Meski rasanya itu sedikit tidak mungkin, mengingat suami nya itu sedang ada kelas akhir.

"Kaget ya, aku bisa tau kamu?" Lanjutnya terkekeh sendiri. "Gak usah kaget lagi, hampir semua mahasiswa sini mengetahui mahasiswi cantik kayak kamu.".

Bilqis mengerutkan dahi nya, merasa heran sendiri.
Apa benar semua mahasiswa sini mengetahui nya?
Rasanya tidak mungkin, dia bukan orang yang mudah bergaul. Bahkan hanya berada di kampus jika ada kelas saja.

"Maaf, aku masih ada kelas. Duluan, assalamualaikum. " Pamit Bilqis langsung membereskan barang-barang nya. Dan tidak lupa memberi salam.

Laki-laki itu hanya mengulum senyum dan mengangguk saja, jelas ia tau kalau Bilqis tipe perempuan yang tidak nyaman berbicara dengan orang asing.

***

Devin baru saja keluar dari dalam ruang dosen pembimbing nya. Ia baru saja menyerahkan proposal skripsi nya. Dan, saat ia berjalan menyusuri koridor tidak sengaja melihat Bilqis yang tengah berjalan melintasi taman kampus menuju parkiran. Membuatnya tersenyum dan langsung berjalan cepat untuk menyusul.

Mereka memang berada di universitas yang sama. Namun, berbeda jurusan. Letak gedung juga berbeda dengan jadwal yang berbeda membuat kdua nya jarang bertemu. Padahal masih satu lingkungan.

Ia terus berjalan cepat menyusul istrinya, hingga sedikit lagi bisa menyusul secara tidak sengaja perempuan itu menabrak seseorang di pertigaan.

"Bil!" Sentak nya, langsung berlari menghampiri Bilqis.
"Heh! Jalan liat-liat dong! Ka-"

"Bang, " tegur Bilqis sedikit kaget. Ia beralih pada orang yang tidak sengaja menabraknya. "Mbak gapapa ?" Tanya nya dengan nada ramah.

Perempuan itu menggeleng, matanya melirik pada Devin yang terlihat jelas menatap Bilqis dengan raut cemas.

"Enggak kok, maaf ya. Gue tadi terlalu fokus sama hp" ujar nya tidak enak.

"Gapapa kok, aku juga salah tadi gak liat kedepan" jawab Bilqis dengan ramah.

"Ria!" Panggilan itu membuat mereka menoleh pada sumbernya.
Dari arah yang sama dengan perempuan tadi muncul, Nayla datang menghampiri mereka.

"Kenapa ? Kok -"
"Ini tadi gue gak sengaja nabrak dia, lagi bales chat".

Nayla mengangguk saja, melirik Bilqis yang tersenyum ramah padanya. Sbeelum kemudian beralih pada Devin.

"Devin, kamu udah selesai ketemu Bu Erna ?" Tanya Nayla dengan akrab.

Bilqis melirik pada suami nya. "Udah kok, baru aja. Ini mau pulang " jawab Devin.

"Oh, proposal nya di terima ?" Tanya Nayla perhatian. Ia melirik perilaku Devin yang mengambil alih tas laptop yang di bawa Bilqis dan juga beberapa buku.

"Di terima kok, Alhamdulillah semua lancar" jawab nya pada Nayla. "Kalau gitu. Gue duluan ya. Loe, lain kali hati-hati kalau jalan" ujar Devin menegur Ria dengan kesal.

"Maaf, Gak sengaja" jawab Ria tidak enak.

Devin mendengus, dan kemudian beralih ada Bilqis memberikan senyuman manis nya.

"Ayo dek, " ajak Devin. Bilqis mengangguk.

"Duluan ya, mbak. Assalamualaikum " ucap Bilqis berpamitan.

Kedua perempuan itu hanya mengangguk walau dengan perasaan heran. Pasalnya, Devin terlihat sangat dekat dan begitu manis pada perempuan berkerudung itu. Membuat mereka jadi bertanya-tanya tentang hunvungan keduanya.

"Adek nya, kali Nay. " Celetuk Ria seolah tau tentang keheranan nya.

"Adek? Devin anak bungsu Ria"
"Berarti Adek sepupu nya" timpal Ria lagi.

Nayla mengindikkan bahu nya, dalam hati ia juga berharap begitu. Walau perasaan nya mengatakan tidak.


***

Setelah hampir seharian bekerja, Devin baru tiba di rumah pukul sepuluh malam. Ia terlihat sedikit lelah dan juga lemas.
Terlihat jelas dari langkah nya dan suaranya ketika memberi salam pada orang rumah yang tengah berkumpul di ruang keluarga.

"Assalamualaikum " salam nya, membuat semuanya menoleh ke arah pintu masuk.

"Waalaikumsalam" jawab mereka serempak.

Devin menyalami kedua mertua nya, dan kemudian merebahkan diri si salah satu sofa kosong.

"Capek banget kayaknya. Vin ?" Tanya Dika, Papa mertuanya.

"Lumayan Yah, lagi rame " jawab nya menatap tivi.

Ada Diana dan Akmal yang duduk lesehan dilantai dengan kesibukan masing-masing.

Setelah ia mengobrol sebentar, Devin memilih pamit untuk ke kamar. Untuk menemui istri cantik nya yang kata kedua orang tuanya tengah mengerjakan tugas kuliahnya.

Dan benar saja, saat ia masuk istri nya itu tengah duduk di kursi meja belajar menghadap laptop yang terbuka.

"Eh, Abang udah pulang " ujar Bilqis, saat menoleh ke arah pintu. Dengan sigap ia langsung beranjak menghampiri Devin.
Ia langsung menyalami tangan suaminya dan mengambil tas Devin lalu meletakkan nya di atas meja.

"Eh "

Ia sedikit terkejut saat sepasang tangan suaminya melingkari perutnya.

"Kangen kamu" bisik Devin dengan nada manja.

Bilqis mengulum senyum malu nya, tangan nya mengusap pipi Devin dengan lembut.

"Abang udah makan ? Bil, siapin makan ya?".

Pria itu menggeleng, memeluknya lebih erat lagi. Bahkan menenggelamkan wajah nya dalam bahu istrinya itu.

"Makan kamu aja boleh gak?"
"Ish, Abang ih.. mau jadi kanibal ya!" Ketusnya malu-malu yang langsung mengundang tawa Devin.

"Kamu lagi ngerjain apa sih?" Tanyanya, membawa istrinya kedepan laptop untuk melihat apa yang sedang di kerjakan istrinya.

"Biasa, terjemahan" jawab Bilqis.
"Udah kelar ?"

"Belum,"
"Yaudah, besok aja lanjutin nya"

Bil mengangguk patuh, ia memang tadi juga sudah udahan karena Devin pulang. Tidak mungkin ia sibuk dengan kegiatan lain jika suaminya sudah di rumah.

"Iya, yaudah abang mandi dulu. Bil siapin makan.". Ia sedikit mendorong suaminya menuju kamar mandi.

"Bentar" tahan Devin sambil menarik pinggang istrinya. Ia menatap begitu lembut pada Bilqis, kemudian tersenyum kecil hingga ia menunduk dengan mata sayu membuat pipi Bil memerah.

Bibir itu mengecup lembut bibir tipis istrinya. Kemudian melumatnya sedikit dalam. Bil langsung beraksi, membalas lumatan suaminya. Hingga ia merasa kehabisan napas Bil lebih dulu menarik diri dan dari pada berubah ke hal yang akan mengurungkan Devin gak mandi dan dia tidak menyiapkan makan malam suaminya.

"Mandi" suruh nya.

Devin mengulum senyum gemas melihat muka istrinya memerah.

Cup

Kecupan terakhir mendarat di pipi Bilqis, dan Devin langsung masuk kedalam kamar mandi.
Setelah mengatakan ucapan cinta nya. Yang di balas Bil dengan muka malu-malu.

IneffableWhere stories live. Discover now