Chapter 16

4.8K 369 226
                                    




Sekuat tenaga pria itu berlari di pasir pantai yang panas.Kaki nya yang bertelanjang terasa terbakar dan perih.Jejak kaki pria itu hanya meninggalkan rasa keputus-asaan.
Ia seperti mangsa yang telah terpanah,lalu dilepaskan tertatih hanya untuk permainan sang pemangsa,sebelum ajal menjemputnya.Ya, ketiga pria itu bermain-main dengan buruan nya.

Segerombolan pematuk hitam mulai berdatangan mengepak sayap...mata hitam mereka yang kecil berkilat,melihat goresan luka meng-nganga yang memperlihatkan daging merah kesukaan para pemakan bangkai itu.

"Berlarilah....!!!"teriak ketiga pria itu kejam.

Dorr...
Satu kaliber 9MM  itu menembus lutut Tsai.
Membuat pria itu ambruk seketika.

Dorr...
Revolver itu,meletus kembali mengenai tangan pria yang masih berusaha merangkak di depan sana.
Jade nya memicing membidik bagian vital sang pengkhianat.

"Hentikan...!!"
Naruto segera bergabung bersama ketiga temannya di bibir pantai itu.Langkah nya tegap meski kepala kuning itu tampak layu menunduk.

Shafir nya menatap bagai pisau yang menikam hingga ke tulang.
Naruto menarik kepala pria yang telah dilumpuhkan itu,hingga mendongkak menatap nya.
Wajah pria bernama Tsai itu tampak penuh lebam dan goresan meng-nganga di sekujur tubuh.

"Bu-bunuh aku,Naruto...hahaha!!"Ia menatap angkuh meski nafas nya mulai tersenggal.Tawa nya menggema terbawa angin...tawa yang diikuti dengan erangan.

"Dia sudah tak berdaya,mengapa kalian menyiksa pria menyedihkan ini?!...Cih," decih Naruto.

Gaara memasukan senjata nya ke saku dengan rasa sebal," Sekarang giliranku...mengapa kau datang?!"

"Hm...kita cepat selesaikan ini.Waktu kita tak banyak..."Naruto melirik Seiko di lengan nya,dan menekuk-nekuk jemari-jemarinya.
Ia memejamkan mata,memegang kepala pria itu lembut...dan,

Kreek...
Kepala pria itu tertekuk kaku,dalam satu putaran.

Sang pencabut nyawa,hanya
menatap kosong korbannya.
Pria pirang itu ,menepuk-nepuk tangan nya yang terasa kotor akan serpihan pasir.
"Toneri...bisa kau urus oleh-oleh ku ini untuk Opsir Uchiha itu??!"lontar nya.

Toneri menyambut dengan senang hati,
"Pisau ku baru ku asah,baiklah ini takan  lama..."

"Oh...tidak bisakah kami bersenang-senang lebih lama??!"protes Kiba.

"Kau bisa simpan kesenangan mu nanti,sekarang Ayo...!!"Naruto melangkah mendahului teman-temannya,seraya memakai kaca mata hitam untuk menutupi matanya yang membengkak, karena menangisi nasib cinta nya itu.

"Bagaimana dengan wanita itu?"tanya Gaara.

Naruto menatap kedua teman nya dibelakang sana, lewat kaca spion di depannya.

"Dia sudah mendapatkan hukuman terberat nya"jawab Naruto datar.

Gaara hanya tersenyum tipis,sementara Kiba tampak tak terlalu peduli.

Brakk...
Toneri menutup bagasi mobil mereka kasar.
Wajah pucat pria itu ternodai bercak darah.

"Hm...dia bukan pria yang manis,darah nya terasa asin,"pria jangkung itu menjilat jemari nya.

Naruto segera menyalakan mesin mobil,ban itu menderu di atas pasir...segera melesat meninggalkan tempat itu.

Burung hering dan gagak berputar-putar.Mengitari tubuh yang tak lagi utuh itu,terongok di bibir pantai.

Tak jauh dari santapan siang para burung itu,
Seekor gagak hinggap.Berkoar-koar di pembatas balkon kamar ber-teralis besi,
mata gelap-nya mengintip sang wanita yang tengah tertelungkup lemah di lantai.

Neon DiamondDär berättelser lever. Upptäck nu