BAB 15 - First Day

2.1K 294 8
                                    

"Lo udah baikan sama kak Zano?" tanya Vika ingin tahu.

"Tau dari mana?" Zia menoleh kaget ke arah sahabatnya.

"Tuh orangnya nungguin lo di depan sambil senyum-senyum nggak jelas." Balas Vika dengan ekspresi aneh.

Zia tekekeh pelan, "Kenapa? Lo iri?"

"Idih! Siapa yang iri?!"

"Terus kalo nggak iri kenapa ngegas?" cibir Zia gemas.

"Ya abisnya..."

"Abisnya apa? Tuh kan lo iri." Goda Zia semakin membuat Vika melotot kesal.

"Bukan gitu! Ih Zia!" Vika mencubit gemas lengan Zia yang langsung membuat Zia menarik cepat lengannya.

"Jadi, gimana hubungan lo sama kak Dino?"

"Gimana apanya?" ekspresi Vika berubah aneh.

"Lo bukannya deket ya sama dia sampe chat segala."

"N-nggak kok! Kita nggak sedeket itu!" bantahnya gugup.

"Tuh kan! Pasti ada apa-apanya ya di antara kalian berdua."

"Nggak ada apa-apa kok! Apasih Zia, udah sana pergi. Kak Zano jadi melototin gue kan tuh." Keluhnya bergidik dan tak berani menatap Zano yang berdiri di depan kelas.

"Eh iya. Sorry haha. Tenang aja, dia nggak gigit kok. Udah jinak." Canda Zia seraya melambaikn tangan ke Vika, "Duluan ya Vik."

"Lama amat sih." Zano menjitak pelan kepala Zia, "Ngobrolin apa sama Vika kok kayaknya seru banget?"

Zia melirik Zano seraya tersenyum, "Biasalah kak, urusan cewek."

Zano tak henti-hentinya tersenyum ketika gadis di sampingnya itu terus saja berceloteh riang tentang dirinya yang telah membuat Vika ketakutan saat menjemputnya di kelas tadi. Sampai tiba-tiba senyuman riang Zia tiba-tiba menghilang begitu saja saat melihat seseorang yang kini berdiri di samping mobil Zano dengan tatapan tajamnya.

Dahi Zia juga mengerut tak suka menatap Delia yang kini berjalan menghampiri Zano.

"Zano, gue pulang bareng lo ya?" katanya bergelayut manja pada lengan Zano yang membuat wajah Zia semakin merengut kesal.

Zano menyadari ekspresi Zia dan langsung melepaskan tangan Delia dengan kasar. "Jangan sentuh-sentuh gue, dasar murahan."

Deg!

Zia langsung tersentak kaget memandang Zano, tak menyangka Zano akan mengucapkan kalimat sejahat itu dari mulutnya.

"Kok lo jahat banget gitu sih? Kenapa? Karna cewek jelek di samping lo itu?" balas Delia dengan amarah karena Zano terang-terangan menolaknya.

Zano naik pitam saat Delia mengatai Zia jelek, tangannya tanpa sadar terangkat ingin memukul gadis itu.

"Kak!" seru Zia melotot kaget seraya menahan tangan Zano yang hampir menampar Delia. Zia menggeleng kuat-kuat syarat agar Zano tak melakukan hal sekasar itu, bagaimana pun juga Delia itu perempuan.

"Denger ya cewek gatel! Sekali lagi gue denger lo bilang macem-macem tentang Zia, gue robek mulut lo! Gue nggak perduli lo cewek, yang jelas siapa pun yang menghina Zia bakal berurusan sama gue!" Ucap Zano menahan amarahnya, ia berhasil mengintimidasi Delia hingga perempuan itu ketakutan dan tak mengatakan apa pun lagi. "Dan mulai sekarang, jangan pernah ganggu gue lagi! Atau lo bakal tau akibatnya."

Setelah mengatakan ancaman itu, Zano langsung menarik tangan Zia dan membukakan pintu untuknya. Barulah setelah itu ia masuk ke dalam mobil dan langsung pergi meninggalkan parkiran sekolah.

Sweet Bad Luck!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang