"Hoooooaaaaaammmmm!!!"
Jisoo keluar kamar dalam keadaan setengah sadar karna waktu masih menunjukan pukul 6:30..
#nyet
"Akh!"
"MWOYA?!" jisoo tersentak kaget dn terjatuh di lantai kakinya tak sengaja menginjak sesuatu.
"Nnuguya?!"
Jisoo mengamati orang dengan wajah takut, siapa gerangan yg pagi2 tiduran di lantai.
"kwon jiyong-ssi?!" kagetnya setelah menyadari orang tersebut.
"Jisooya kenapa pagi2 sudah ribut." jieun keluar dari kamarnya.
"Nuna." Buru2 jisoo bangun dari keterkagetannya dn menghampiri jieun.
"Kenapa dia bisa ada disini.? Apa dia menerobos masuk.?" tanyanya dengan pandangan yg takpernah lepas dari pria yg masih duduk di lantai.
"Anni.. Aku yg menyuruhnya masuk." jawab jieun menunduk.
"Mworago.?" kini pandangan jisoo di arahkan ke kakaknya.
Jisoo masih setengah bingung karna koneksi otaknya yg masih lambat.
"Wae.?" tanya jisoo meminta penjelasan.
"Semalam dia mambuk dn di luar hujan deras, mana tega aku mengusirnya." jawab jieun dengan wajah menunduk.
"Ouh.. Jeongmal.." jisoo memijit Batang hidungnya karna merasa sakit kepala.
Ia melirik jiyong yg napak sudah lebih sadar.
"Ya! Apa kau sudah sadar.?" jisoo menghampiri jiyong yg masih terduduk lemas di lantai.
Jisoo melempar jaket milik jiyong tepat di wajahnya.
"Pulanglah.. Keluargamu pasti sedang sibuk mencarimu."
Jiyong menatap jisoo tajam, jika bukan karna jieun, sudah habis kau di tanganku, sialan.
Jiyong memungut jaketnya lalu bangun dn mengacuhkan jisoo, ia lebih memilih menghampiri jieun.
"Aku menunggu jawabanmu." jiyong menggenggam tangannya dn menatap matanya dengan lembut.
Ada keseriusan di sana dn jieun menyadari itu.
Apa yg harus ia lakukan, menerima lamaran jiyong atau menolaknya? ia tau jika jiyong tidak akan memberinya Cinta tpi bagai mana jika pria itu tulus ingin bertanggung jawab.
"Aku pikir seorang superstar itu sangat sempurna, ternyata kau tuli yah." jisoo menyela mereka, yeah, yg berbicara adalah jisoo.
Jisoo menyeret lelaki itu agar menjauhi kakaknya.
"Kau harus dengar ini baik2,tuan kwon." kerah jiyong di angkat dn wajah mereka sejajar, saling menatap tajam.
"Kami tidak butuh pertanggungjawabanmu, lebih baik kau pergi dn urus masalah mu sendiri." dengan kasar jisoo menghempaskan kerah jiyong dn memundurkan langkahnya.
"Aku tidak akan pergi jika bukan jieun sendiri yg menyuruhku pergi." sinis jiyong.
"Brengsek!" #buk karna kesal akhirnya jisoo menghajarnya, memukul pria itu tepat di wajah tampannya.
"Jiyong-ssi!" pekik jieun melihat pria dengan tubuh jurus itu terjerembab jatuh.
"Ya lee jisoo!" hardiknya menatap sang adik.
"Nuna, apa kau kasihan padanya.? Dan kau akan merubah pikiranmu.?" takhabis pikir jika sang kakak akan merubah pemikirannya, bahakan tidak kurang dari 24 jam.
"Bukan seperti itu jisooya.. Bukan dengan kekerasan untuk menyelesaikan maslaah, arro!" bentaknya karna sudah terasa pusing dengan keributan di pagi hari.
"Aku tidak bisa berbaik hati lagi kepadamu, keluar dn pergi dari rumah ini." jisoo menyeretnya memaksa pria itu keluar dari rumahnya.
#brak pintu tertutup rapat dn jisoo menguncinya dari dalam.
"Pikirkan dengan metang apa yg ada di kepalamu, apa yg akan kau ambil nanti akan berdampak baik bagi kalia, bagi kau dn anakmu, nuna." ujar jisoo memberi nasehat, bagi jisoo apapun keputusan sang kakak ia akan tetap mendukungnya karna ia percaya apa keputusan kakaknya itulah yg terbaik.
Saat ini ia hanya ingin memberi kakaknya waktu untuk menentukan pilihannya, menerima lamaran pria itu atau menolaknya.
YOU ARE READING
GDIU💕💕💕💕
Short Storyini cuma kumpulan ff gue yg udah pernah di post di fb.. ya mudah2an berfaedahlah ya ffnya.. ff ini campur2 loh ya judulnya jdi jangan ada bingung nanti..
