"Kenapa kita berakhir seperti ini.? Apa kita melakukannya.?" cerca jiyong setelah mereka kembali rapih memakai pakaiannya masing2.
"Aku tidak tau.?" jieun teus menggeleng dengan pertanyaan2 jiyong, ia juga tidak tau kenapa mereka bisa berakhir seperti ini.
"Apa ini trikmu, kau sengaja melakukannya dn kau menjebakku.?" sinis jiyong menuduhnya, ia yakin jika ia di jebak dn jieun memang sengaja menggodanya di saat dia mabuk.
"Aku bersumpah aku tidak menjebakmu, aku tidak tau kenapa menjadi seperti ini." isak jieun menggeleng prustasi.
Jiyong memijit tulang hidungnya, sebenarnya ia juga tidak percaya jika jieun berniat menjebaknya.
Gadis itu beberapa kali pernah membawanya dalam keadaan mabuk, bahkan mereka pernah menginap di satu vila dalam kondisi dirinya mabuk berat dn mereka tidak melakukan apapun di sana.
Jika jieun memang berniat menjebaknya bisa saja gadis itu melakukannya sejak dulu.
Dalam keadaan rumit ini tiba2 ponsel jiyong berdering dn itu dari teman2nya semalam.
"Wae.?" sahutnya malas.
"........."
"Tentu saja di apartemen, kenapa.?"
"........"
"Eoh.. Dia di sini." jiyong melirik jieun sekilas kemudian ia kembali menatap luar jendela.
"......."
"Hah?! Kau.." pria itu trsentak, apa yg baru saja ia dengar sangat2 membuatnya tak percaya jika mereka adalah teman2nya.
Teman macam apa yg tega menempatkan ia dn manjernya di situasi seperti ini.
"brengsek!" umpatnya dn setelah itu mematikan panggilan.
Segala pertanyaan itu terjawab, Kini ia tau kenapa dia dn manajernya bisa berakhir seperti ini.
Jiyong menghampiri jieun, ia juga berusaha yakin jika mereka tidak melakukan apapun namun 'jejak' itu terlihat jelas di depan mata.
Noda merah di seprai putihnya sudah menjelaskan jika semalam mereka melakukan sesuatu.
"Dengar!" jiyong memaksa jieun untuk menatapnya.
"Temanku, aniy, maksudku manusia brengsek itu, dia telah menaruh sesuatu di dalam minuman mu semalam, apa kau tidak menyadarinya.?"
Jieun mendongakkan kepalanya, menatap jiyong penuh pertanyaan.
"Aish.. Seharusnya aku melarangmu berbicara dengan si brengsek itu." cetus jiyong, ia baru ingat jika teman nya itu memang brengsek.
"Pantas saja aku merasakan hal aneh semalam, bahkan aku tidak bisa mengontrol diriku.. Dan.. " jieun melirik jiyong yg juga sedang menatapnya.
Yeah jiyong tau kemana arah pemikiran gadis itu.. Tentu saja mereka melakukannya, dalam keadaan mabuk ia tidak bisa mengontrol diri sendiri apa lagi gadis yg menggodanya dalam pengaruh obat.
"Kita hanya melakukanya sekali dn aku yakin kau tidak akan hamil, anggap saja ini tidak pernah terjadi dn anggap saja ini sebuah kecelakaan." suara jiyong terdengar prustasi meskipun ia berusaha santai. jelas ini akan menjadi sekandal panas jika di ketahui oleh media.
Bukan hanya media tpi juga orang tuanya, calon mertuanya dn sang kekasih, mereka pasti akan membunuhnya.
Sedangkan jieun yg masih mendunduk hanya bisa diam, mana mungkin ia bisa melupakan sesuatu yg sudah terjadi, jelas ini nyata dn ia tidak bermimpi.
Tpi benar apa kata jiyong, mereka hanya melakukannya sekali dn kemungkinan hamil itu hanya sekian persen.
Yeah anggap saja semua ini hanya kecelakaan, toh banyak muda mudi yg berhubungan intim tpi tidak hamil.
Jieun yakin dia adalah salah satu dari muda mudi itu, tuhan pasti dapat memaklumi dn memaafkan. Semua yg telah terjadi hanyalah kecerobohan yg tidak di sengaja, kesalahan yg tidak seharusnya ia di adili, semua yg terjadi hanya sebuah kecelakaan semata dn tuhan pasti memaafkannya.
YOU ARE READING
GDIU💕💕💕💕
Short Storyini cuma kumpulan ff gue yg udah pernah di post di fb.. ya mudah2an berfaedahlah ya ffnya.. ff ini campur2 loh ya judulnya jdi jangan ada bingung nanti..
