23

166 39 34
                                    

ㅡ E P I S T L E ㅡ

   
  
  
   
   
   
  
  

Seoul, Korea Selatan
School of Perfoming Art Seoul
Maret 2017。

  
   
 

Tahun baru bagi para murid telah datang. Suasana baru, kelas baru juga teman baru. Haneul Ahn, sekarang ia sudah berada ditahun ketiganya. Dengan gesit ia mencari namanya dipapan mading.

Sudut bibirnya melengkung, ia sedih teman-temannya tak sekelas dengannya. Bahkan tak ada yang ia kenal di kelas barunya. Kecuali Sungjin Park, rekan teaternya. Ia berdecih setelah mengetahui semua rekan kelasnya.

   

"Yo Haneul Ahn!" sapa lelaki yang terdengar memekik. Haneul pun menoleh ke arahnya. Tatapan malas muncul pada manik hitam Haneul.

"Aku tak percaya kita akan sekelas lagi," tambahnya.

"Aish.. Kenapa harus kau? Aku tak mau sekelas denganmu. Kau itu sangat menjengkelkan!" umpatnya.

"Ya! Kau baru saja menghinaku eoh?"

"Baguslah kalau kau sadar," cibirnya dan langsung beranjak lebih dulu.

"Ya!"

  
  
  
   
  

Walau Haneul telah berjalan duluan, Sungjin menyamakan langkahnya. Hingga akhirnya Haneul tak bisa menjauhinya. Karena lelaki itu terus saja mengikutinya sampai ke kelas barunya.

   

"Mau duduk denganku?" tawar Sungjin.

"Tidak!" Haneul membalasnya dengan cepat, entah karena apa. Mungkin selama dekat dengan Sungjin saat latihan teater membuatnya tau akan sifat  menjengkelkannya.

  

Ia sempat mengira surat itu dari Sungjin. Namun realitanya, Sungjin anak yang tak bisa berbohong. Ia pernah menjadi tukang pos keliling Haneul. Tapi bila ditanya siapa pemberi surat itu, Sungjin bungkam seribu bahasa.

Anehnya, Haneul tak pernah melihat kapan Sungjin memberi dan menerima surat itu pada sang pengirim. Tapi, pernah sesekali ia melihat Woojin membawanya masuk ke kelas dengan hati-hati ㅡmereka tampak seperti buronan.

Sungjin Park, Woojin Park, Jimin Park. Astaga, ia hampir saja memekik menyadari keganjalan bahwa mereka semua bermarga Park. Untung ia sempat sadar dari lamunannya berkat Sungjin.

  

"Aishh.. Kau ini! Dari tadi aku berbicara denganmu. Kau malah melamun," ujarnya.

"Emm.. T-tidak juga," balas Haneul. Karena gemas Sungjin mengacak rambut Haneul.

"Ya! Sungjin! Apa yang kau lakukan?!" pekik Haneul.

"Lagian kau ini, aku ajak mengobrol malah melaㅡ"

   
  

"Ekhmm permisi," sahut seseorang dari belakang. Dua orang yang tengah sibuk tadi langsung menoleh. Terlihat seorang gadis bersurai pirang. Ia tampak manis, apalagi dengan rambut yang ia kuncir.

"Aahh iya ada apa?" balas Haneul.

"Apakah kau sudah dapat rekan duduk?" tanyanya.

"Iya kami sudㅡ aw!" Sungjin meringis sebelum selesai menyelesaikan kalimatnya.

➃ Epistle || Selesai ✔Where stories live. Discover now