22

153 41 27
                                    

ㅡ E P I S T L E ㅡ

 
  
       
  
   

Surat ituㅡ surat yang sama. Hanya saja pengirimnya terlihat berbeda. Tapi tunggu! Gadis itu saja belum tau siapa pengirimnya. Bahkan gadis itu terlalu sensitif pada pengirimnya karena selalu berganti-ganti. Akhh sudahlah mungkin ia tak akan peduli kali ini!

Ia pun membuka lipatan kertas yang kini telah berganti warna menjadi baby pinkㅡwarna kesukaannya. Dari mana ia tau warna kesukaanku? Atau mungkin hanya kebetulan? Batin gadis itu. .

  
  
  
   
 

Asalkan kamu gak marah, aku gak akan ingetin lagi. Kamu itu harus bahagia. Terkadang arti kebahagiaan dapat terjadi karena kita melihat masa lalu dan membawanya ke masa depan untuk bercermin tentang kehidupan kita saat ini。

  
  
   

"Masa lalu? Kenapa tiba-tiba dia jadi bijak seperti ini?" gumam gadis itu.

"Sudahlah tak usah dipikirkan. Aku hanya perlu membalasnya."Ia mengambil secarik kertas tak lupa dengan pena baby pink miliknya. Sepertinya semua serba baby pinkㅡentah karena apa ia menyukainya.

 
  
  
  
  

Kenapa tiba-tiba kau jadi bijak seperti ini, hm? Dan iya, aku tak marah。

Aahh iya, apa kau akan datang ke festival graduation? Aku akan tampil teater di sana, kau akan menonton? Ku harap kau datang dan kita bisa berjumpa disana。

 
  
 
  
  

Gadis itu pun melipat suratnya dan ia letakkan di tempatnya. Tersenyum, itu yang ia lakukan. Entah kenapa ia sudah tak memperdulikan pengirim surat itu lagi. Yang ia inginkan sekarang hanya bertemu dengannya tanpa menebak-nebak siapa orangnya.

    
   
   
   
    
   
     
 
Esok hari, Esok hari dan lusa begitu pula pekan baru telah datang. Surat itu tak pernah berhenti menemui gadis itu. Begitu pula dengan gadis itu yang tak pernah berhenti mengambil secarik kertas dan pena.

  
  
  

Hari ini penampilanmu. Kau harus semangat. Fighting!

Saat aku lihat latihanmu kurasa itu cukup bagus, aku yakin penampilan kelasmu paling bagus!

 
  
  
  

Ia sempat heran, darimana dan kapan orang ini melihat latihannya. Apa ini hanya gurauan atau benar? Akhh ia sempat menggelengkan kepalanya ㅡtak peduli.

   

"Haneul! Acara kita akan segera dimulai. Sampai kapan kau akan di kelas?" tanya Sungjin di depan pintu.

"Aahh iya. Aku akan kesana!"

"Kau terlihat girang sekali, aahh tidak lebih tepatnya wajahmu memerah," goda Sungjin yang dihadiahi pukulan keras.

➃ Epistle || Selesai ✔Where stories live. Discover now