08

215 54 24
                                    

ㅡ E P I S T L E ㅡ

   
   
    
    

Cuaca pagi hari yang sejuk mengantar seorang gadis bersurai hitam yang hendak pergi ke sekolah.

Sekolah pun sudah dapat ia pijak dengan alas kakinya. Memasuki sekolah populer dan terhindar dari razia osis yang diam-diam dilaksanakannya.

Seperti biasa ia langsung memasuki kelasnya terlebih dahulu. Duduk di kursi kayu seperti biasa, ia pun segera meraba-raba laci mejanya.

Dalam hati ia berdoa semoga surat itu telah tiada, namun kenyataan berkata lain.

Ia mengambil lipatan kertas itu dengan malas dan membacanya.

  
  
   

  

Masa sih gak kenal. Aku Temen kamu loh. Masa sih gak tau, padahal aku udah jauh-jauh pulang dari AS.

-pn or j

     
  
  
      
 

"As?" gumamnya. "Maksudnya Amerika? Tapi seingatku aku gak punya teman dari sana."

Ia membuka ranselnya dan segera menulis di sebuah kertas yang baru saja ia ambil.

  
  

Sorry, i guess you were people wrong。

    
   
   
  
Ia pun segera meletakkannya di laci mejanya.

   

"Anha!" pekik seorang gadis dari depan pintu.

"Anha anterin aku yuk," ajaknya.

"Kemana?"

"Perpus," jawabnya. Gadis bernama Anha yang tak lain adalah Haneul itu mengangguk.

  
  

Mereka pun berbincang sembari berjalan ke perpustakaan. Hingga akhirnya mereka sampai disana.

"Ha, itu tuh koleksi buku baru yang aku bilang kemarin," ujar Naeun sambil menunjuk rak buku yang berada di paling depan.

"Wah! Kemarin aku lihat buku ini di toko buku, mau minjem ah!" jeritnya.

"Ett! Aku dulu yang pinjem, udak aku boking kemarin," sela Naeun.

"Yahh, Naeun aku dulu dong yang pinjem, boleh ya? Ayolah Naeun," rengeknya.

"Gak!" sebelum berkata ia menjulurkan lidahnya.

"Anha? Kamu udah absen perpus?" tanya Naeun.

"Oh iya belum," Anha segera bergegas ke tempat absen.

"Nitip ya," pekiknya dengan pelan.

"Ih dasar Naeun!"

  
    

Saat sampai di tempat absen, ia hendak menulis, namun ia terhenti ketika melihat sebuah kertas tertulis kata 'untuk Ahn Haneul' diatas buku absen.

Ia mengernyit heran melihat hal yang tak disangka akan datang. Haneul mengambil surat itu dan ia tau dari mana jejak surat ini datang.

Ingin sekali ia meremas surat itu dan berteriak. Kalau saja ia tau siapa pengirimannya, pasti pengirim surat itu telah habis oleh Haneul.

   
  
   
   

"Anha lama banget absennya," ujar Naeun. Haneul tak menjawab, dia hanya menampakkan wajah muramnya.

"Ehh Ha, itu surat dari siapa?"

"Biasalah," balasnya singkat.

"Orang itu masih ngirimin kamu surat?" sebuah anggukan terbalas untuk pertanyaannya.

"Ha, kamu gak cari tau siapa orangnya?"

"Sebenarnya sih males, tapi kalo gak dicari tau nanti dia bakal terus-menerus kirimin surat ini."

"Tapi ya Ha, kayaknya aku tau deh orㅡ Anha! Kok pergi!" pekik Naeun.

"Sssttt!" namun ia mendapat balasan dari penjaga perpus.

    
  
    
   

Enggak kok bener, aku yakin kok. Nama kamu juga sama。

-do you like J or pn?

   
  
  
   

Setelah mengetahui isi surat itu, Haneul semakin heran. Ia tak yakin benar-benar memiliki teman dari Amerika. Dan lagi, nama inisialnya dari huruf p dan juga n.

Ia semakin bingung dengan pikirannya, hingga dia bergegas menuju kelasnya.

  

  

Saat sampai disana, tas menjadi yang paling utama ia ambil dan langsung merogohnya. Secarik kertas dan sebuah pulpen.

Tapi 'kan yang punya nama kayak gini bukan aku aja。

-i dont care

   
  
    
      
  
   

                         

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 
       
   
   
   

H-18

   
---

13/12/18

Aii♡
  

➃ Epistle || Selesai ✔Where stories live. Discover now