10 十

2.8K 377 10
                                    

Budayakan menekan tombol vote sebelum membaca :)

Baekhyun sama sekali tidak bisa menahannya, badannya bergetar karena rasa takut. Baekhyun tahu, rasa sakit yang teramat akan kembali datang menyerang.

"Ayo kita bersenang-senang Baekhyun"

×××

Belum sempat Chanyeol menggerakkan tangannya, pintu terbuka diikuti dengan masuknya Kai.

"Alpha, pesawat telah siap"

Kai datang dan dengan beraninya menginterupsi kegiatannya sang Alpha, membuat gerakan tangan sang Alpha berhenti ditengah-tengah.

Chanyeol menatap tajam Kai yang tetap bergeming di posisinya, seolah ingin mencabik dan menghancurkan seluruh tubuhnya karena telah mengganggu waktu menyenangkan sang Alpha. Suasana menjadi hening seketika, tidak ada satupun dari Chanyeol maupun Kai yang membuka suara. Jangan tanya Baekhyun, mulutnya masih diganjal dengan kain.

Chanyeol menghempaskan alat cambuk di tangannya ke lantai dengan keras. Baekhyun semakin gemetar melihat Chanyeol yang tengah berusaha menahan amarahnya, mengalihkan tatapannya kepada dirinya.

"Kau beruntung hari ini sayang"

Chanyeol berucap dengan gigi yang dirapatkan dan tangan yang mengelus penuh ancaman wajah Baekhyun. Sampai akhirnya Chanyeol melangkah keluar diikuti Kai yang sama sekali tidak peduli dengan apa yang barusan dan akan terjadi bila dirinya tidak datang.

Bolehkan Baekhyun merasa lega sekarang? Ia selamat...

×××

"Diakah anak itu?"

Kesadaran Baekhyun yang sedang berada di awang-awang mendadak menjadi lebih fokus saat ia mendengar suara orang yang sedang berbicara. Cukup lama ia ditinggal dengan keadaan terikat yang membuatnya tanpa sadar jatuh tertidur. Ia ingin membuka matanya untuk melihat siapa itu, tapi tenaga Baekhyun sama sekali tidak ada bahkan hanya untuk membuka kelopak mata, ia belum sepenuhnya sadar. Hanya mendengar, itu satu-satunya yang bisa ia lakukan sekarang.

"Ya, dia yang membuat kita terbengkalai seperti ini"

"Memang siapa dia? Hanya karena makhluk tidak berguna ini Alpha membatalkan penyerangan. Lalu sekarang apa? Kita harus merawatnya?"

"Tidak, Tuan Kai hanya menyuruh kita untuk melepas ikatannya"

"Merepotkan, kenapa tidak Alpha bunuh saja hama satu ini"

Itu adalah dua prajurit yang bertugas untuk melepaskan semua ikatan pada Baekhyun. Merasa tidak ada yang memperhatikan membuat mereka menumpahkan segala kekesalan yang ada dalam diri mereka pada tubuh ringkih itu.

Mereka memang membuka semua ikatan yang ada, tapi dengan cara yang sangat kasar. Mereka dengan sengaja menarik tali yang membelit erat tangan Baekhyun dengan kuat sampai badan Baekhyun ikut tertarik dan jatuh terhempas begitu saja saat mereka melepaskan tarikannya.

"Lemah sekali anak ini, hanya begitu saja sudah jatuh cuihh"

Baekhyun hanya bisa menutup mata saat salah satu prajurit meludah ke arah wajahnya. Belum sempat ia membuka mata, ia telah merasakan sebuah tendangan pada punggungnya yang membuatnya kembali jatuh terjerembab.

Prajurit yang satunya menarik Baekhyun kuat hingga Baekhyun bangkit, lalu dengan cakarnya yang tajam, prajurit itu memotong tali yang mengikat tangan Baekhyun. Tentu saja dengan sengaja ia buat sedikit meleset sehingga tangan Baekhyun terdapat luka memanjang yang tidak terlalu dalam tapi cukup untuk mengeluarkan darah.

Disaat yang sama, prajurit yang tadi meludahi Baekhyun berusaha membuka tali di kaki Baekhyun menggunakan kakinya, dengan cara menginjak-injaknya. Bagaimana mungkin tali itu bisa putus dengan cara itu, yang ada hanya kaki Baekhyun yang terus merasa sakit karena berkali-kali terkena injakan.

"Kau terlalu lama idiot, aku tidak mau berlama-lama disini!" Ujar prajurit satunya, dan dengan cara yang sama saat ia membuka ikatan ditangan Baekhyun, ia kembali menggunakan cakar tajamnya untuk ikatan di kaki Baekhyun. Dan tentu saja dengan sedikit meleset seperti tadi.

Kesal karena kegiatannya diganggu, prajurit yang menginjak Baekhyun beralih pada tali yang mengikat tubuh Baekhyun menjadi satu dengan kursi. Ia berikan pukulan beberapa kali pada perut Baekhyun dimana tempat tali tersebut terlilit, cukup kuat sampai membuat Baekhyun memuntahkan darah dari mulutnya.

Kedua prajurit itu padahal hanya mendapat perintah untuk melepaskan ikatan Baekhyun, tapi kenapa mereka melakukan ini semua?

Mereka terus melakukan kekerasan sampai semua tali yang melilit tubuh Baekhyun akhirnya terurai dan telah terlepas. Lalu berlalu begitu saja seolah-olah tidak ada yang terjadi sebelumnya.

Meninggalkan Baekhyun yang meringkuk menyedihkan di dalam sel.

Sendiri.

Selalu sendiri. Setelah dua prajurit tadi pergi meninggalkannya, sekarang Baekhyun akhirnya bisa menikmati waktunya sendirian. Tubuhnya terasa sakit. Memang tidak main-main kekuatan dua orang tadi, tidak sia-sia latihan mereka selama ini, buktinya mereka bisa memukul dan menendang dengan keras dan kuat seperti itu tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga...

Atau memang hanya Baekhyun yang terlalu lemah?

Baekhyun sudah tidak mempunyai tenaga lagi, semua tenaganya seolah-olah habis dengan semua luka yang ia dapat ini.

Tapi tidak apa-apa, semua luka dan rasa sakit ini masih terbilang ringan dengan apa yang biasa Chanyeol berikan pada dirinya dulu. Mungkin ini terjadi karena Chanyeol yang tiba-tiba saja pergi, ini ibarat pengganti walau dengan kadar rasa sakit yang telah dikurangi.

Baekhyun menyandarkan tubuhnya pada tembok, bergerak dengan sangat perlahan inci demi inci menuju sudut ruangan tempat ia ditahan. Entahlah, Baekhyun hanya berpikir mungkin ia bisa merasa sedikit lebih aman dan tenang bila ia bisa mencapai sudut ruangan tersebut. Tapi tentu saja itu bukanlah hal yang mudah. Ingat tubuhnya yang sakit? Membuatnya sedikit terhambat untuk bisa menuju sudut ruangan.

Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil. Terbukti dengan Baekhyun yang akhirnya telah berada di sudut ruangan, menyandarkan dirinya dan menyembunyikan wajahnya di sudut ruangan tersebut.

Baekhyun merindukan Gege-nya, ia ingin berada di pelukan sang Gege. Merasakan rasa hangat dari pelukan dan dekapan Gege-nya. Terima kasih pada tembok penuh lumut yang sedikit banyak bisa mengurangi rasa rindu Baekhyun pada Luhan. Baekhyun hanya perlu mengarahkan pikirannya, berpikir bahwa sekarang dirinya tengah berada di dalam lindungan hangat Gege-nya, walau sebenarnya ia hanya bersandar pada tembok penuh lumut.

Air mata yang terus menghiasi kedua pipinya Baekhyun abaikan, ia tidak memiliki tenaga lagi untuk sekedar mengusap air mata yang tidak akan pernah berhenti itu, lebih baik dibiarkan saja.

Baekhyun terus merapatkan badannya pada tembok, seolah hanya tembok inilah tempatnya mengadu, hanya tembok ini yang bisa memberinya kekuatan dan menguatkan dirinya akan segala nasib buruk yang menimpa dirinya.

Sampai akhirnya kedua mata yang masih mengeluarkan cairannya itu perlahan-lahan menutup dan mengantar tubuh mungil tersebut kedalam alam mimpi.

Baekhyun tertidur dengan posisi menyandar pada tembok.

Lihatlah dahinya yang terus berkerut bahkan setelah ia terlelap.

Perhatikan tubuhnya yang terkadang tiba-tiba tersentak atau bahkan bergetar seperti orang ketakutan.

Bahkan dalam tidurnya, ia masih merasakan rasa sakit...

Dan tidak mendapat ketenangan...

Tbc

Thank you for reading and voting :)

WHODove le storie prendono vita. Scoprilo ora