6 六

2.8K 421 16
                                    

Budayakan menekan tombol vote sebelum membaca :)

Hanya satu yang ada dipikiran Luhan saat ini. Bagaimana cara menyelamatkan anak yang sepertinya tengah dilanda heat tersebut.

"Aku harus menyelamatkannya, akan sangat berbahaya heat di sini, ia bisa saja menjadi santapan para prajurit di luar sana. Oh tidak aku tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi"

Luhan berlari keluar untuk menemui para prajurit tersebut.

"Bolehkan aku meminta kunci ruang tahanan, salah satu tahanan disana yang menyebabkan bau ini"

Luhan hanya bisa berharap para prajurit ini tidak mencium aroma heat Baekhyun yang menenangkan baginya tersebut, ia terus berharap para prajurit ini terus mencium aroma yang bagi mereka busuk itu walaupun Luhan tidak tau aroma apa.

"Ambil ini dan segera keluarkan tahanan tersebut. Buang ia jauh jauh, Alpha telah memberi perintah"

Dengan tangan bergetar dan jantung yang berdetak kencang, Luhan mengambil kumpulan kunci tersebut. Ia tidak tau kunci mana yang merupakan kunci untuk ruang tahanan anak laki laki sebelumnya.

Dengan keringat yang terus mengalir Luhan terus mencoba membuka ruang tempat Baekhyun berada.

Klek.

Terbuka!

Luhan segera menghampiri anak tersebut dan terkejut saat melihat banyaknya luka yang terukir di tubuh mungil tersebut.

"Hei, apa kau bisa mendengarku?"

Luhan berhati-hati memegang bahu sempit yang ada di depannya, takut menyentuh luka dan akan membuat anak malang ini kesakitan.

"Hei, sadarlah!"

Tidak ada pilihan lain. Luhan tidak mungkin menunggu sampai anak ini sadar, ia hanya harus membawanya sekarang juga.

Luhan mencari-cari disekitar sel tersebut apakah ada yang bisa digunakan untuk menutupi tubuh anak ini, Luhan hanya tidak ingin mengambil resiko anak ini diambil oleh para prajurit saat ia membawanya keluar.

Sebuah kain lusuh terlihat di luar ruangan sel Baekhyun. Luhan segera mengambil dan membalut tubuh Baekhyun dengan hati-hati.

Terdengar rintihan Baekhyun saat Luhan tidak sengaja menyentuh luka-luka di tubuhnya.

"Maafkan aku, tolong tahan sebentar saja"

Dengan debaran jantung yang semakin kencang, Luhan melangkah keluar ruangan berharap tidak bertemu dengan siapapun saat ia membawa pemuda malang ini.

"Apa yang kau bawa itu?"

Luhan merasakan jantungnya berhenti berdetak, kakinya seakan tertancap ke tanah, ia sangat terkejut sehingga tidak bisa bergerak.

Seseorang yang ternyata adalah salah satu dari dua prajurit tadi melangkah mendekati Luhan. Namun terhenti dan segera menutupi hidungnya.

"Apa itu? Cepat singkirkan, kenapa baunya bisa sebusuk ini? Buanglah sejauh-jauhnya dari pack"

Luhan terheran saat melihat prajurit tersebut jijik dengan aroma seseorang yang tengah ia gendong ini. Padahal baginya aroma orang ini sangat menyenangkan dan menenangkan. Lalu mengapa?

Luhan menepis rasa herannya dan hanya terus berjalan terburu-buru menuju gubuk kecil tempat ia tinggal yang berada di ujung pack. Cukup jauh dari keramaian.

×××

Sesekali Luhan tampak membantu menggosok kepala, rambut dan badan Baekhyun. Heat Baekhyun telah berhenti setelah 1 hari ia berada disiini.

Luhan merasakan sakit di dadanya melihat tubuh Baekhyun yang penuh bekas luka, beberapa diantaranya nampak masih merah dan berdarah. Hati hati Luhan menggosok tubuh mungil itu, agar tidak membuat Baekhyun merasa sakit.

Awalnya Baekhyun tampak melawan, ia masih terlalu takut untuk berkontak fisik dengan orang lain. Segala memori saat dirinya disakiti otomatis terputar.

Tapi bukan Luhan namanya jika ia menyerah begitu saja. Dengan tenang dan sabar, Luhan terus berusaha mendekati Baekhyun dan meyakinkan Baekhyun bahwa dirinya bukanlah orang jahat.

Setelah proses memandikan Baekhyun yang cukup lama, kini mereka berdua tengah duduk di ruang makan. Luhan mengajari Baekhyun bagaimana makan menggunakan sendok, karena sumpit sama sekali tidak memungkinkan untuk motoriknya yang kaku.

Jari jari tangannya yang penuh dengan luka masih berusaha untuk menggenggam sendok dihadapannya, genggaman tangannya yg lemah dan kaku terus membuat sendok terjatuh. Namun, sebanyak apa sendok itu terjatuh, sebanyak itu pula ia akan menggapainya kembali.

Baekhyun tampak masih sibuk dengan kegiatannya tersebut. Luhan lagi lagi merasakan sakit di dadanya saat melihat luka luka dijari mungil itu.

Apa yang telah dilakukan oleh makhluk rapuh yang ada didepannya ini? Kenapa ia bisa mendapatkan luka yang sangat mengerikan? Ia terlihat sangat polos untuk seseorang yang harus menanggung semua rasa sakit ini.

"Hei, aku belum tau siapa namamu"

Baekhyun yang masih terus berusaha dengan sendoknya pun mengalihkan pandangannya pada Luhan. Ia memiringkan kepalanya tanda tidak mengerti. Just look like a puppy.

"Naa maa. Bisa kau sebutkan namamu?"

Luhan berbicara lebih pelan melihat Baekhyun yang tidak mengerti dengan ucapannya.

"Maa.. amaaa"

Luhan mengerutkan kening melihat Baekhyun yang bukannya menjawab pertanyaannya, malah bergumam mengulang apa yang Luhan katakan dan kembali mengalihkan perhatiannya pada sendoknya.

"Bagaimana kalau aku memanggilmu Bai Xian?"

Baekhyun hanya menatap Luhan sekilas sambil mengulang ulang nama barunya.

"Sian.... sian..."

"Bukan Sian, tapi Bai Xian"

Baekhyun malah berhenti bergumam dan mulai memasukkan makanan kedalam mulutnya. Akhirnya setelah dari tadi bersusah payah memegang sendok, sekarang Baekhyun bisa menyuap makanannya.

Luhan hanya tersenyum melihat tingkah Baekhyun, ia merasakan seperti sedang mengajari bayi kecil yang tidak tau dan tidak bisa apa apa.

×××

Setelah makan dan membersihkan peralatan makan yang dibantu sedikit sedikit oleh Baekhyun, sekarang mereka tengah berbaring di atas kasur tipis milik Luhan yang harusnya hanya muat untuk 1 orang saja. Tapi berhubung badan mereka berdua yang sangat kecil dan kurus, memungkinkan untuk tidur di ranjang tersebut.

"Bai Xian, mulai sekarang panggil aku gege, oke?"

"Gege gege gege"

Baekhyun tampak senang saat Luhan mengajaknya berbicara. Biasanya orang-orang hanya akan memukulinya.

Hati Luhan menghangat melihat senyuman bahagia Baekhyun. Mungkin Luhan akan mengangkat Baekhyun menjadi adiknya. Belum genap 1 hari mereka bertemu, tapi Luhan sudah sangat sayang pada Baekhyun.

Luhan menyenandungkan lullaby agar Baekhyun tertidur.

Baekhyun diam memperhatikan Luhan yang sedang bernyanyi untuknya. Suara Luhan sangatlah merdu, membuatnya tenang dan mengantuk, sampai perlahan-lahan matanya terpejam dan ia terlarut menuju alam mimpi.

"Selamat tidur adik kecilku"

Tbc

Thank you for reading and voting :)

WHOWhere stories live. Discover now