1 一

4.7K 548 32
                                    

Budayakan menekan tombol vote sebelum membaca :)

Ia berjalan terpincang-pincang menuju tempat pembuangan yang ada di depannya. Jarak yang harusnya dapat ditempuh dalam sekejap mata oleh orang normal akan terasa sangat jauh bagi dirinya yg menyeret salah satu kakinya yg terluka.

Luka di kaki kanannya terasa sangat menyakitkan. Kemarin entah karena alasan apa, seorang datang dan memukuli dirinya. Sama sekali tidak terpikirkan untuk melawan, ia terlalu takut dan juga terkejut. Entah salah apa yg dia lakukan, padahal dirinya hanya melakukan kegiatan rutinnya setiap hari, mencari makanan sisa.

Pemukulan tersebut terjadi saat dirinya sedang memilah-milah dari tumpukan, apakah ada yang bisa ia makan hari ini. Tapi perhatiannya teralihkan saat mendengar suara tak jauh dari tempatnya. Ia tak menghampiri suara tersebut, hanya berdiri diam sambil terus menatap kearah datangnya suara. Ia mendengar bentakan, suara pukulan dan rintihan kesakitan. Setengah jam berlalu dengan dirinya yang hanya berdiri diam dan terus melihat ke arah datangnya suara, tiba-tiba seseorang datang menghampiri dan memukulinya.

Tongkat besi yang dibawa orang tersebut berkali-kali menghantam dirinya, kaki kanannya seperti menjadi target utama karena orang tersebut selalu memukul daerah tersebut lebih kuat. Ia tidak melawan, hanya berteriak karena merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya dan menerima setiap makian yg dilontarkan untuknya.

Setelah puas menorehkan luka pada tubuh malang itu, orang tersebut berlalu pergi disertai umpatan yg tidak bisa ia dengar jelas. Rasa sakit yg ia rasakan semakin menjadi jadi sampai ia tak sadarkan diri.

Entah berapa lama orang tersebut memukuli sampai ia pingsan, dan entah berapa lama kesadarannya hilang. Saat ia bangun, hanya rasa sakit yang ia rasakan, memaksa dirinya untuk kembali berbaring, mencoba tidur agar dapat menghilangkan segala rasa sakit.

Bagi seorang werewolf yang sama sekali tidak bisa berganti sift dan mengidap autisme, merupakan suatu hal yang hampir tidak mungkin bisa bertahan hidup sendirian di tengah segala kekejaman yang menghantui di sekitarnya. Namun entah ini adalah keajaiban atau malah kesialan, yang membuatnya bisa bertahan sampai sekarang.

Saat terbangun, ia kembali merasakan rasa sakit dan teringat dengan kejadian di hari sebelumnya saat ia dipukuli tanpa alasan yang jelas, namun ia menggelengkan kepalanya berulang kali mencoba untuk tidak terus menerus memikirkannya. Dalam pikiran polosnya adalah bagaimana agar ia bisa dapat makanan layak dari tempat pembuangan yg ada di depan. Tanpa bertemu dengan orang lain.

Kembali ia mencoba untuk menyeret tubuh rapuhnya untuk keluar dari persembunyiannya di sudut tempat pembuangan yg gelap. Belum lama ia melihat ada seseorang yang membuat sampah di tumpukan tersebut. Dengan semangat ia mendekat sambil memikirkan sisa makanan apa yang kira-kira di buang oleh orang tadi untuk mengisi perut mungilnya.

Memang pepatah "pelangi akan datang setelah badai" itu sepertinya benar adanya. Kemarin memang ia tidak berhasil menemukan makanan apapun karena insiden yg di alaminya. Tapi lihatlah sekarang, ia menemukan pizza sisa yang di buang oleh orang belum lama tadi.

Sangat jarang ia bisa mendapatkan makanan enak di tempat seperti ini. Maka dari itu ia sangat bahagia. Tidak apa apa kemarin menahan lapar, tidak apa apa kemarin mendapat pukulan dan luka, asal sekarang ia dapat memakan sepotong pizza sisa yang sangat enak.

×××

Keesokan harinya, saat ia mulai berjalan keluar dari tempat persembunyiannya untuk mencari makan, ia melihat ada banyak orang yang mengenakan pakaian hitam di sekitar tempat tinggalnya tersebut. Bukannya takut, ia malah senang, berpikir mungkin orang orang tersebut ingin membuang banyak sampah, yang artinya akan lebih banyak makanan sisa yang bisa ia dapat hari ini.

WHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang