2.

35.1K 901 14
                                    

Pagi pagi sekali sekitar jam 6 tepat tessa bergegas ke bandara hari ini bos sintingnya itu akan membuka secara resmi hotel baru perusahaan mereka yang ada di bali.

Sekitar 10 menit lamanya tessa menunggu baru terlihatlah batang hidung mancung milik bosnya itu.

Lihat gaya bosnya.ingin rasanya tessa caci maki laki laki yang tengah berjalan sok cool dengan pakaian casualnya ke arah tessa.oh jangan lupa dengan kaca mata hitam dan topi hitam.

Dan lihat dirinya yang berpakaian formal layaknya sekertaris.sekarang tessa merasa sebagai menejer dari seorang idol yang sudah berdiri tepat di depannya ini.

Dan sialnya mengapa tampang bosnya ini di atas rata rata.hidung mancung sempurna.kulit putih,beda dengan kulitnya yang kusam.badan tinggi dan tegap.kece lah ala ala idol korea kalau pergi ke bandara.

"Pagi pak"tessa tersenyum manis sekali.tapi di dalam hatinya ingin tessa tendang bosnya ini sampai ke laut mati.

Tak ada jawaban yang ada hanya pria itu berjalan melampaui tessa yang menyapanya dengan ramah dan hanya di jawab dengan kibasan tangan.

"Sialan"desis tessa tepat di belakang bosnya.

Masa bodoh lah bosnya mau mendengar atau tidak.frustasi sudah rasanya tessa ini.lowongan sebagai sekertaris sudah dia sebar kemana mana agar cepat dapat pengganti dirinya dan dirinya akan bebas seperti burung terbang.

Malah belum ada kabar orang yang mencalonkan diri menggantikan dirinya.

"Kau membicarakan ku tessa"oh rupanya sang bos sinting mendengar desisan tessa yang mengatainya sinting.

"Ah tidak pak"ingin rasanya tessa jawab.

'Ya kau tidak dengar kau itu bos sinting sialan' namun tessa urungkan niatnya untuk berteriak demikian.

Bisa jatuh pamornya kalau sampai dia meneriaki pria di hadapannya ini.

Untung saja pembicaraan mereka tak lagi terjadi sebab pengumuman peswat yang akan berangkat ke bali akan segera terbang.

....

Huh cukup melelahkan berada di pesawat selama beberapa jam dalam keheningan.

Kini tessa telah berbaring di kasur hotel yang empuk.dia di berikan istirahat cukup lama.karna nanti malam akan ada pesta peresmian hotel yang tengah di tempatinya ini.

Rasa kantuk mulai menyerang tatkala tessa membuka jendela yang mengarah langsung ke hamparan lautan luas.

Angin laut yang menerpa dirinya membuat tessa terbuai dan tertidur.

.....

Cukup lah tidurnya selama beberapa jam tadi.dan kini tessa telah siap dengan gaun formalnya.

Drrrrttttt

Ponsel pintar yang tergeletak di atas kasur itu bergetar menandakan ada panggilan yang masuk.

Tessa yang sudah merias diri dan sedang mengecek apakan riasanya sesuai sedikit terperanjat dan langsung menyambar ponselnya tersebut.

Bos sinting calling....

Sudah tessa duga.pasti bos sinting nya itu yang menelfon.

"Ada apa pak??"tanya tessa to the poin.

Nggak ada gunanya basa basi sama si bos.itu yang selalu tessa tekan kan bila dia di tanya seseorang kenapa terlalu to the poin pada bos sendiri.

"Saya segera ke sana pak"seperti yang tessa duga.bos sintingnya itu meminta bantuannya lagi.

Tessa langsung saja keluar dari kamar hotelnya dan langsung masuk ke kamar yang ada di seberang kamarnya.

Itu kamar bosnya.bos manja sinting itu. lagi lagi meminta bantuan tessa untuk melihat apakah dia sudah rapi.

Terlihat lah bosnya yang sedang mengancingkan jasnya.tanpa tunggu aba aba karna sudah menjadi kebiasaan selama empat tahun hidupnya.

Tessa langsung mengancingkan jas bosnya dan mengikat kan dasi bosnya agar terlihat rapi.

Tessa tersenyum puas melihat hasil ikatan dasinya yang memang selalu rapi itu.

"Terima kasih"ucap aldefian dengan senyum manis ke arah tessa.

Tessa pun membalas senyum bosnya dengan tulus.mereka berdua keluar dari kamar secara beriringan.

Jas hitam formal yang di pakai oleh aldefian membuatnya begitu tampan.tessa pun mengakui itu.postur tubuh yang sempurna di dukung oleh wajah yang bak dewa yunani dan kecerdasan otaknya yang mengantarkan perusahaan menjadi sebesar ini,semua karna bos sintingnya itu.

Tak mau kalah tessa dengan balutan gaun hitam panjang tanpak cantik walau dia tak begitu tinggi.dia tanpak manis mengenakan paikan tersebut.

Mereka berdua turun menuju aula yang berada di lantai dua hotel.sudah banyak para tamu yang datang.semua berasal dari rekan,keluarga serta sahabat sahabat aldefian sendiri.

Tak asing sudah tessa saat melihat dua sahabat aldefian.empat tahun berkerja dengan aldefian tessa sudah mengenal baik sahabat bahkan orang tua dari aldefian sendiri.

"Hai fian"amir haris alfarizi seorang dokter kenamaan yang tengah terkenal di indonesia karna kecerdasanya dalam bidang kesehatan.

"Hai"jawab aldefian singkat namun senyumnya tak bisa di tahan.

"Fian"dan satu lagi sahabat aldefian yang bernama bram pratama surya dia merupakan rektor di salah satu kampus yang cukup terkenal di jakarta.

Biasanya bram lah yang paling manja kepada aldefian.selain bram yang paling muda di antara aldefian dan amir.bram juga memiliki wajah yang paling imut dan bersahabat.

Awalnya saja tessa sempat mengira bram dan aldefian memiliki penyimpangan dalam hubungan.yah kalian tau bukan hubungan sesama lelaki.

Tapi itu tak bertahan lama karna aldefian lebih dulu menjelaskan kesalah pahaman tersebut karna melihat tessa yang memandang jijik dirinya.

"Hai tessa"begini lah bram.bila dia sudah melihat tessa dia akan bergelayut manja di lengan tessa seperti anak monyet.

Tessa dulu selalu marah bila bram bergelayut manja padanya.cuma karna sudah terbiasa jadi tessa masa bodoh.

"Jauhkan tanganmu dari sekertaris ku bram"dan hanya aldefian lah yang mampu membuat bram melepaskan tangannya dari lengan tessa.

"Dasar pelit.akukan hanya rindu padanya.aku marah padamu karna kau tadi tak menjawab sapaanku" Pipi bram sudah menggembung tanda dia sedang kesal karna selalu di acuhkan oleh aldefian.tessa yang berada di sebelah bram pun hanya tersenyum.

"Hilangkan sikap kekanakan mu bram.aku tidak bisa bayangkan bagaimana saat kau di depan seluruh mahasiswamu.kau saja tidak tegas sama sekali"ucap aldefian di sambut gelak tawa oleh amir dan senyum kecil dari aldefian.

"Diam kau kurcaci bau"ucap bram mempringati amir karna amir sedari tadi tak berhenti tertawa.

"Tak sadar diri kau yang pendek malah mengatai aku kurcaci"amir menghilangkan tawanya dan berganti dengan tatapan tajam.

Mungkin bila tak ada tamu lain di sekitar mereka bram dan amir sudah akan saling kejar kejaran seperti kucing dan tikus.dan pada akhirnya aldefian yang menjadi tempat mereka berdua mengadu.

"Sudah lah aku ingin menyapa kolegaku dulu.tessa kau ikut denganku"ucap aldefian mutlak.

Sudah malas rasanya aldefian melihat pertengkaran amir dan bram yang sedari tadi saling memberikan tatapan tajam.

Tessa yang sedari tadi diam kini mengikuti langkah aldefian dan meninggalkan dua orang yang masih berperang batin di belakangnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc...

Terimakasih semua janga lupa vote and komen

Kalo ada typo seperti di halaman yang pertama maafkan eby ya.

Sekretaris Rasa IstriWhere stories live. Discover now