[29] Koala & Jerapah

192 18 2
                                    

"Angkat tangannya dulu Dam," suruh Thea. Tujuannya agar ia bisa mengukur lingkar badan Adam dengan tepat.

Yap benar! Adam sedang fitting baju untuk pernikahannya nanti.

Meskipun Thea berdiri dengan bantuan tongkat, tapi ia tetap totalitas untuk mengukur tubuh Adam dengan tepat agar baju yang ia kenakan nanti terlihat pas dan bagus.

Adam mempercayakan Thea sebagai tempat pembuatan bajunya yang akan dipakai di acara pernikahan nanti. Baginya, selera Thea tidak terlalu rendah. Dan Thea juga memahami apa yang Adam mau.

"Sebenernya proses bikin baju kayak gini cukup lama, bahkan lama banget." Ujar Thea sambil menggaruk tengkuk lehernya.

Ditambah lagi, Adam juga memesan baju yang akan dipakai keluarganya nanti. Semua bertujuan agar senada dan menyatu dengan tema. Meskipun memakan biaya yang cukup banyak, bagi Adam itu bukan masalah. Toh, nikah itu sekali dalam seumur hidup kan? Jadi harus spesial.

"Tapi tenang! Semua client gue tunda dulu, dan utamain pesenan lu kok. Kebetulan gue ada kenalan konveksi yang cukup bagus, mungkin akan jadi lebih cepet." lanjut Thea, berusaha sebisa mungkin membantu Adam di hari spesialnya nanti.

"Lu ada katalog untuk liat gaun ga?" tanya Adam.

Thea menyerahkan beberapa katalog yang berisikan gambar-gambar baju pengantin perempuan. Semuanya terlihat indah dan menarik, sampai-sampai Adam bingung harus memilih yang mana karena semuanya bagus.

"Bagus-bagus semua, bantuin pilih dong."

"Lah, kok minta milihin gue? Tanya Audrey lah, dia suka yang mana."

"Gue mau dia pake gaun yang spesial. Model gaun yang gak pernah dipake sama siapapun." ujar Adam dengan mata yang menelisik setiap gaun yang terpajang di butik ini.

Thea membuka notebook nya, membuka lembar demi lembar untuk menemukan satu gambaran tangannya. Setelah sampai di halaman terakhir, Thea mengambil secarik kertas yang sudah menguning. Kertas itu berisikan gambar Thea sendiri. Kalau tidak salah ini ia gambar saat masih kuliah, dan mendapat nilai sempurna dari sang dosen, katanya ini unik.

"Ini," Thea menyerahkan selembar kertas itu pada Adam.

"Gimana? Suka?" Tanya Thea dengan harap-harap cemas.

Adam terdiam sejenak dan menatap gambar itu dengan rasa takjub. "WOW!"

"Ini keren banget sih sumpah! Ini lu yang gambar?"

Thea mengangguk semangat.

"Oke fix, Audrey pake ini pas resepsi."

"Seriusan?!"

"Iyalah, itu cantik banget! Gue suka!"

"Heheh, jas rancangan gue dipake pas lamaran kemarin, sekarang gaun rancangan gue dipake pas resepsi sahabat sendiri. Duh, bahagia banget!"

"Lo emang berbakat di hal kayak gini, The. Kagum gue."

"Ngomong-ngomong, baru bikin baju? Yang lainnya?"

"Belom sama sekali. Sengaja fitting baju duluan, karena ga sabar aja hahah."

"Terus, mau nikah dimana?"

"Rahasia."

"Ya gak bisa rahasia-rahasiaan gitu dong, kan gaun sama tempat harus disesuaikan."

Adam dan Audrey 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang