[7] Horror

612 41 1
                                    

Vallerie duduk manis di balik meja kerja yang terbuat dari kayu ini. Ia menatap laptop dengan sangat serius, hingga sepasang kekasih memasuki ruang kerjanya tanpa permisi, sejurus kemudian tatapan sinis dari si pemilik suara cempreng ini mulai terlihat.

"Ka, saya mau pakai jasa wedding organized Kaka dong," ujar si perempuan.

Vallerie menutup setengah laptopnya, lalu ia mulai mengambil buku catatan yang bersampul hitam sambil berkata, "boleh Kak, atas nama siapa?"

"Joana dan Jeff."

Mereka bertiga membicarakan kesepakatannya hingga menemukan titik temu. Pembicaraan itu terus berlanjut hingga dua jam. Namun hasilnya tidak sia-sia, karena mereka sudah sepakat dengan apa yang dibicarakan.

"Deal?"

"Deal!"

Kedua perempuan itu saling berjabat menandakan urusan pernikahan mereka telah tuntas.

"Ka, saya izin ke toilet dong, di mana ya?" tanya perempuan yang bernama Joana tersebut.

Vallerie menunjukan arah toilet dan kembali duduk, ditemani oleh calon suami perempuan yang telah meminjam toiletnya.

Mata lelaki tersebut teralihkan pada wallpaper di laptop milik Vallerie yang sudah berpindah ke suduh meja dengan posisi yang agak miring.

"Ka, Kakak ini kenal sama Thea Vangelica, si pemilik butik bukan?" ujarnya.

Vallerie mengakat wajahnya yang sempat tertunduk. "Iya, kenapa?"

"Berarti kenal sama Audrey dong?"

Vallerie mengangguk.

"Dia sekarang tinggal di mana ya Kak?" tanya lelaki tersebut pada Vallerie yang tertunduk dan kembali terfokus pada catatannya.

"Di apartemen Volkand." jawab Vallerie tanpa menatap lelaki yang duduk di seberangnya.

"Ayo sayang, kita pulang!" ajak kekasihnya semangat.

Sepasang kekasih tersebut telah meninggalkan ruang kerja milik Vallerie. Beberapa menit setelah kepergian clients nya tersebut, Vallerie mengangkat wajahnya dan baru mengingat, kenapa ia bisa memberitahukan tempat tinggal milik Audrey pada orang yang tak dikenal.

Vallerie menegakan tubuhnya ke kursi dengan tangan yang menepuk dahinya. "Mampus gue! Pasti Audrey marah!"

➿➿➿

Di siang hari seperti ini Adam bisa bersantai-santai di ruang kerjanya, dan untuk hari ini ia tidak ada meeting.

Adam mengangkatkan kakinya di atas meja, di sisinya terdapat laptop bewarna abu dengan merek ternama dan dengan harga yang cukup lumayam.

Tok... Tok... Tok

Terdengar ketukan dari balik pintu yang terbuat dari kaca tebal, dengan tangan yang mengisaratkan untuk masuk, pegawai tersebut pun masuk dengan tatapan menunduk.

"Ma... Maaf Pak! Sebelumnya saya ke sini untuk memberitahu kalau saya mengundurkan diri sebagai asisten Bapak." ujar perempuan tersebut, sontak kaki Adam pun turun dari atas meja.

Adam membenarkan posisi duduknya. "Kenapa? Gaji kamu kurang?"

"Bukan Pak. Tapi saya mau fokus sama keluarga. Saya juga dilarang sama suami untuk bekerja." ucap pegawai tersebut masih dengan tatapan menunduk.

"Yaudah."

"Terima kasih Pak, saya minta maaf sebelumnya." lanjut karyawan tersebut sekaligus pamit meninggalkan ruangan Adam.

Adam dan Audrey 2Where stories live. Discover now