[22] Calon

310 18 8
                                    

Adam membentangkan kertas putih berukuran besar di atas meja. Menunjuk-nunjuk gambar dari sang arsitek serta melihat kumpulan foto gedung yang sedang dibangun.

Sudah sekitar 4 bulan pembangunan gedung baru itu berjalan. "Tugas kita cuma ngontrol seminggu sekali." Adam berucap pada Audrey yang berdiri di hadapannya.

"Udah selesai? Jadi kita ga perlu ada meeting lagi?"

Adam mengangguk yakin. "Iya ga perlu, tapi kalo kangen ke sini aja." Adam berseringai genit.

"Mauan!" Audrey mencubit perut Adam sampai-sampai ia meringis kesakitan.

"Ayah kapan ke sini?" Tanya Adam serius.

"Ayah siapa?"

"Ayah lu lah!"

"Ga akan ke sini deh kayaknya, kan udah ada David."

"Sekarang ayah tinggal di mana?"

"Kenapa emang?"

"Kepo deh!"

"Ih nyebelin!"

"Keluar dulu gih, mau ganti baju." Adam menyuruh dengan tangan yang mendorong punggung Audrey agar cepat-cepat keluar dari ruangannya.

"Ga mau ah! Mau di sini aja." Audrey menolak dengan penuh penekanan.

"Terima sendiri resikonya ya."

Audrey kembali duduk di kursi kerajaan Adam dan memutar-mutar kursi beroda itu. Sementara Adam membuka kancing kemejanya satu persatu di hadapan Audrey.

Jantung Audrey berdegup kencang lebih dari biasanya. Ia kira Adam akan membuka baju dan ganti baju yang lain seperti biasa. Tapi ternyata lebih dari itu. Adam lebih menggoda dari biasanya. Bahkan jauh lebih menggoda saat jari kekarnya itu membuka kancing. Audrey langsung menghentikan putaran kursinya dan menatap Adam yang telanjang dada di hadapannya.

Untuk detik ini, Audrey butuh pasokan oksigen sebanyak-banyaknya.

Oh shit!

"Kenapa Drey?" Adam bertanya dengan dada yang masih telanjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa Drey?" Adam bertanya dengan dada yang masih telanjang.

"A—anu... kayanya gua harus keluar deh..." Audrey bangkit dari kursi dengan langkah patah-patah.

Melihat tingkah Audrey, Adam malah menghampirinya bertujuan untuk sekadar menggoda.

Wah shit! Jangan deketin gua Dam, please! Ini jarak 2 meter aja napas gue udah cengap-cengep. Apalagi lu ada di depan gue...

Dan sekarang posisi Adam sudah benar-benar di hadapan Audrey. "Gausah panik gitu, gua cuma mau ambil kaos di laci."

Seketika juga napas Audrey melengos dengan lega saat dada bidang dan perut kotak-kotak itu tertutupi oleh kaos polo hitam berkerah.

"Mau keluar sekarang apa ngga? Gue mau ganti celana juga." Tanya Adam dengan tangan yang sudah menurunkan resletingnya.

"Eh-eh bentar! Gue keluar dulu!" Buru-buru Audrey lari keluar ruangan Adam.

Adam dan Audrey 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang