39

828 68 1
                                    

Jam sebelas lewat empat puluh tujuh menit, azan dzuhur berkumandang, aku meminta Erlis menemani Sabrina di ruang tunggu, aku izin pergi untuk sholat zuhur. Sabrina mengangguk seperti biasa, ia terus belajar menghargai keyakinanku dengan prinsip hidupnya yang tak dapat ditawar. 

"After sholat ke sini lagi ya Ntan, kamu sama Erlis harus temanin aku sampai naik kepodium"

Aku tersenyum mengedipkan sebelah mata, melambaikan tangan berlalu menuju pintu.

Abstraksi [Completed]Where stories live. Discover now