"katanya elo jatuh di pelukan Alan?"

Seketika seisi kelas mendekat kearah Selda dan Vita yang sedang ngobrol "hmmm? Oh itu, gue tadinya didorong sama orang gue gak tau siapa, dan dia nolong gue jadi gue gak jatuh, udah gitu doang" jelas Selda dengan santai.

"serius Sel? Omg, you so lucky! Pantesan banyak banget yang ngomongin lu Sel"

"udah ah biasa aja"

💓💓💓

Teng...teng...teng...

Bel istirahat telah berbunyi dan seluruh murid berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka yang sudah kelaparan.

"Vit lo duluan aja, gue toilet dulu" ucap Selda kemudian pergi meninggalkan Vita.

Selda sedang merapikan bajunya sambil menatap dirinya di cermin.

"kak Selda?" ucap seseorang yang berada disamping Selda.

"kenapa?"

"kakak dicariin sama kak Vanessa di lapangan belakang" ucap perempuan itu.

"Vanessa?" perempuan itu mengangguk.

"yaudah makasih ya" Selda langsung pergi menuju lapangan belakang sekolah.

Sesampainya di lapangan belakang, Selda melihat para murid sudah ramai sekali berada di tepi-tepi lapangan, sedangkan Vanessa berdiri di tengah lapangan, mau apa dia?.

"akhirnya lo datang juga" Selda semakin kebingungan, seingatnya ia tak pernah membuat masalah kepada Vanessa.

"kenapa Van lo cari gue?"

"Mita! Lisa! Cepat tahan dia!" setelah kalimat itu diucapkan Vanessa, Mita dan Lisa langsung menahan tangan Selda.

Vanessa maju kearah Selda sehingga memperdekat jaraknya.

Plakk....

"itu buat lo yang udah berani-beraninya deketin pacar gue!"

Selda meringis kesakitan akibat tamparan yang cukup keras itu "gue gak pernah deketin pacar lo Van, gue bahkan gak tau pacar lo yang mana".

Plakk....

Lagi-lagi Vanessa menampar Selda "gak usah pura-pura gak tau deh! Jelas-jelas lo peluk pacar gue tadi pagi!".

Selda benar-benar tak mengerti apa yang dimaksud Vanessa sekarang, yang jelas tubuhnya sudah sangat lemah "gue gak pernah pe-"

Bughh...

Vanessa menendang Selda hingga terjatuh "gak pernah apa hah? Sudah jelas lo peluk pacar gue dan lo masih juga ngelak?" Vanessa berjongkok didepan Selda "bahkan seluruh murid IAS juga tau kalau lo meluk pacar gue bitch!".

"VANESSA? SELDA?" Vanessa dan Selda langsung menatap kearah sumber suara.

Dan, oh good! Alan!

"Van lo apa-apaan coba!" Alan mencoba membantu Selda untuk berdiri.

"ih Lan, kok kamu belain dia? Dia itu harus dikasih pelajaran Lan! Kamu jangan belain dia dong! Yang cewek kamu itu aku apa-"

"Selda" potong Alan membuat Selda, Vanessa, dan seluruh murid yang ada disana terkejut.

"ALAN! Kamu kenapa sih? Kamu di pelet sama si bitch ini hah?"

"KALIAN SEMUA DENGERIN GUE! SIAPAPUN YANG BERANI KASARIN SELDA AKAN BERURUSAN SAMA GUE" Alan menatap lekat Vanessa "dan lo, kali ini gue maafin, sekali lagi lo macem-macem sama calon pacar gue, gue gak segan-segan ngeluarin lo dari sekolah ini dan ngebatalin kerja sama antara perusahaan bokap gue dan bokap lo!" seluruh murid menatap Alan dengan tatapan ketakutan.

"ngapain kalian masih disini? Udah sana pergi!" seluruh murid pun pergi dari lapangan belakang, Vanessa pun pergi meninggalkan Alan dan Selda dengan tatapan tajam kearah Selda.

"gue anter pulang aja ya" Selda menatap Alan yang lebih tinggi darinya "gak, gue masih mau sekolah".

"lo sakit, udah pulang aja, gue anter, gak terima penolakan" Alan merangkul Selda dan membawanya pergi dari IAS.

Dimobil hanya ada keheningan diantara mereka berdua, Selda menatap lurus jalan raya dan Alan konsen menyetir.

Selda melihat jam tangannya "Lan, kita ke SD Bunga Harapan aja, gue mau sekalian jemput adek gue, ntar biar gue pulang sama adek gue aja" ucap Selda dengan senyum manisnya.

Alan membalas senyuman Selda "yaudah, tapi tetap pulang sama gue, biar gue aja yang antar lo sama adek lo pulang".

Selda membulatkan matanya sempurna "gak ada bantahan Sel" Selda hanya bisa menghembuskan nafasnya berat setelah mendengar ucapan Alan barusan.

SELAN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang