Dikabulkan | 21

7.6K 752 123
                                    

Alanza mundur, berusaha menghindar. Tapi, tak smpai melangkah jauh, lengan kekar Dathan dan segalq keintimidasiannya membekukan Alanza. Pengunjung cafè yang ramai melihat aneh kepada keduanya, Dathan tersenyum manis dan berkata jika isterinya ini sedang sakit dan kabur dari rumah sakit. Para pengunjung itu hanya melihat tanpa ada protes sedikit pum, Dathan memeluk tubuh Alanza yang kaku tak bergerak maupun bersuara. Hanya bisa menggerakkan bola matanya yang terlihat ketakutan.

Dathan membawa Alanza masuk ke dalam mobil, di kejauhan sana, Daryn mengerutkan kening dan mengartikan semua penglihatannya bahwa gadis yang bersama Dathan adalah Alanza. Wanita yang memakai gaun merah dan sepatu kets, siapa lagi yang suka berdandan aneh selain Alanza? Daryn berlari mengejar mobil itu, tapi sampai napasnya hampir putus, mobil itu tak terkejar olehnya.

Daryn merasa kesal bukan main, kemarin Ia tak bisa melindungi Alanza sampai Dathan bisa menciumnya rakus. Kali ini, Dathan mendapatkan Alanza dan membawanya pergi. Daryn bingung, kalut dan kesal bercampur aduk di hati dan pikirannya, Ia memanggil taksi yang barusan menurunkan penumpang, memintanya cepat mengikuti mobil hitam yang membawa Alanza.

Di dalam mobil hitam itu, Alanza duduk manis, bagaimana tidak duduk manis jika Dathan membuatnya demikian dengan begitu mudahnya. Dathan menyetir dengan senyum merekah, melihat terus ke arah Alanza yang bisa didapatkannya dengan mudah sekali, tanpa ada perlawanan dari Daryn maupun pria yang dekat dengan Alanza saat ini.

Dathan mengelus wajah Alanza, halus, lembut, kenyal dan sintl. Tangan Dathan tak berhenti di sana, melainkan turun ke leher, semakin turun hingga menyentuh ujung dada Alanza. Dathan meringis kemudian tersenyum, Ia tak sabar sampai ke rumah dan bermain yang nikmat, basah dan membuat ruangan kamarnya ramai oleh desahan. Sementara Alanza yang masih dibuat kaku oleh Dathan hanya bisa menangis ketakutan.

Dathan tak membawa Alanza ke rumah sewa sederhana kala tinggal dengan Tansy, tapi ke rumah mewah berlantai dua yang megah, seluruh lantainya memakai ubin dari marmer yang cantik dan mengkilap. Dathan tersenyum kala memarkirkan mobilnya di garasi yang besar, memutar demi bisa membawa keluar Alanza dengan segala reaksi wanita cantik itu.

Dathan membuka pintu mobil, menyentuh kulit Alanza pelan dan mengecup bibir Alanza sedikit kurang ajar. Alanza bisa bergerak lagi dan tamparan yang diterima Dathan saat itu juga. Dathan diam, hanya melihat gadis itu terengah-engah karena sambutan ciuman hangatnya.

"Kau gila! Sinting! Edan!" Alanza berpidah tempat duduk, tapi tubuhnya bisa diraih Dathan dengan mudah.

"Ya, aku gila, sinting dan edan karena bisa mendapatkanmu, Alanza! Alanza, Alanza dan Alanza, nama yang secantik parasmu!" Dathan membawa Alanza turun dengan mudah, perlawanan Alanza tidak ada apa-apanya dibanding kekuatan Dathan.

Wanita itu meronta ingin dilepaskan, tapi, cengkeraman Dathan di tangannya tak bisa berbuat banyak. Alanza diseret masuk ke dalam rumah, tak peduli teriakannya ingin dilepaskan oleh Dathan. Dathan melepaskan tangan Alanza tapi, kedua lengannya memegangi pinggang Alanza erat dalam dekapannya. Alanza menahan tubuh Dathan dengan kedua tangannya, menatap pria di depannya jijik.

"Kau tidak merasakannya, Sayang? Dia langsung mengeras ketika sedekat ini dengan pasangannya."

"Aku bukan pasanganmu, Setan!"

"Hmm, kalau kau galak seperti ini, aku jadi makin gemas dan bernafsu." Dathan memajukan bibirnya tapi didorong oleh tangan lain Alanza hingga mendongak.

Dathan memegang tangan kanan Alanza ke belakang bersaaman dengan tangannya yang lain, Alanza tak berkutik, kakinya bahkan sudah lemas seperti Jelly, tak bisa melepaskan dirinya sendiri. Dathan tersenyum girang, ingin memcium bibir Alanza yang empuk, merah muda dan ranum itu, tapi Ia hanya puas mengecup-kecup leher Alanza. Tak hilang akal, Dathan langsung berlari ke buah dada Alanza yang ranum dan besar. Dathan melahap buah dada itu meski masih ada di balik pakaian. Lidahnya bergerak-gerak hingga ujung Alanza mengeras di balik pakaian.

Whiffler [END]Where stories live. Discover now