Jemput | 11

8.6K 795 60
                                    

Daryn melambaikan tangannya pada Erchilla yang tak lagi menangis karena sudah mendapatkan peliharaan pengganti Marni dan Mirna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Daryn melambaikan tangannya pada Erchilla yang tak lagi menangis karena sudah mendapatkan peliharaan pengganti Marni dan Mirna. Erchilla menggendong Simba dengan gemas, kadang menggesekkan bulu halus Simba di pipinya.

"Daa, sampai jumpa Paman Baik!" seru Erchilla sebelum masuk ke dalam mobil.

"Sampai jumpa juga!" balas Daryn.

Papa Erchilla tersenyum mengangguk pada Daryn dan masuk ke dalam mobil. Daryn tersenyum senang karena di masa manusianya sudah berbuat baik pada orang lain. Daryn sebenarnya tengah mencari seseorang yang biasanya berkeliaran di luar terutama di tempat ramai, tetapi sedari tadi tak dilihatnya. Ia melihat arloji di tangannya, masih pukul dua kurang setengah jam lagi. Daryn memutuskan kembali ke rumah karena merasa sudah lelah, melangkah ke halte menunggu bus datang.

Erchilla tak hentinya berterima kasih pada papanya karena membolehkannya memelihara Simba setelah dua anak ayam baru saja mati siang ini. Micha merasa lega Chilla tak lagi menangis sedih seperti tadi dan akan mengantarnya pulang ke rumah.

"Chilla sama Simba ikut papa aja deh, di rumah sama Bibi Ra bosen, ya, ya?" pinta Chilla.

"Tapi papa sibuk loh, banyak kerjaan. Chilla nanti ngambek diabaikan papa, atau enggak ngumpet kayak waktu itu lagi?"

"Enggak, enggak. Chilla enggak akan ngumpet dan buat Papa sedih lagi kayak waktu itu. Chilla sama Simba main di ruangan yang ada patungnya itu loh, biar Simba bisa lompat-lompat!" Chilla menawar.

"Janji enggak akan ngumpet kayak dulu?" tanya Micha menoleh sekilas pada puterinya.

"Janji!"

"Oke, karena udah janji harus ditepati loh ya."

"Oke, Papa!" Chilla menggerakkan tangan Simba pada papanya.

Anak kucing berbulu oranye itu menoleh ke arah Chilla dan Micha bergantian sebelum mengeong. Micha tersenyum melihat imutnya anak kucing pemberian lelaki yang sudah berbaik hati merelakan kucing seimut Simba pada anaknya. Sekembalinya Micha ke pabrik, kembali pula kesibukannya, memeriksa beberapa bagian di Benecio yang perlu diperhatikannya langsung.

"Chilla mau jajan enggak ke kantin? Atau minta antar Mbak OG buat beli jajan?" tawar Micha yang membuka laci meja kerjanya yang dikunci.

Micha mengerutkan keningnya ketika menghitung jumlah uang yang ada di laci, jumlahnya tidak sesuai dengan terakhir kali diletakkan di sana. Micha langsung melihat ke arah Chilla yang bermain dengan Simba di sofa tamu.

"Chilla, papa tanya sebentar." Micha mendekati anaknya, meminta perhatian. "Chilla tahu uang papa di laci? Chilla pernah ambil enggak?"

Chilla menoleh, "enggak tahu, Chilla enggak tahu uang Papa di sana."

Micha melihat lurua ke mata dan ekspresi wajah puterinya, tidak ada raut wajah berbohong di sana. Kemudian Ia memanggil Giza ke dalam, bertanya tanpa ada niat menuduh apakah mengambil uang di laci? Giza tahu jika ada uang di sana, uang itu biasanya diambil Micha untuk Chilla membeli sesuatu selama di pabrik atau untuk keperluan mendadak jika saja Micha tak membawa uang tunai.

Whiffler [END]Where stories live. Discover now