❝Pertemanan bukan sekadar tentang yang baik. Namun sosok teman adalah seseorang yang tetap bertahan di sisimu, walau semenyebalkan apa pun dirimu.❞
🌾🌾🌾
Satu semester terlalui. Sekarang aku sudah menginjak bangku kelas 11. Semakin tinggi tingkatan, semakin banyak pula tugas-tugas yang akan diemban. Namun bukan Manda kalau tidak bisa melalui semua itu.
Semangat, Manda!
Sejak menduduki bangku kelas 11, aku dan Kak Almer menjadi kian dekat. Begitu juga dengan Sheira. Kami bahkan pernah mengerjakan tugas project ini bareng-bareng di rumah Sheira.
Semuanya berlangsung aman, damai, dan lancar. Tidak ada lagi perkelahian, permusuhan, atau apapun itu. Dari sini aku belajar, kalau kita ingin berbaikan dengan seseorang, maka kita harus mulai untuk berbicara terlebih dahulu. Bicara dari hati ke hati agar semua masalah menjadi clear.
Saat ini, aku bersama Sheira sedang duduk di perpus sembari mengerjakan tugas kelompok. Kebetulan kami sekelompok berdua dan aku dengannya sekelas lagi. Sedangkan Rika malah pisah kelas dariku. Walaupun begitu, kami juga sering berkumpul bareng Riana dan lainnya.
Aku senang semuanya baik-baik saja sekarang.
"Man, lo bukannya harus ketemu Miss Lorien?"
Tanganku refleks menepuk dahiku cukup kuat. "Oh iya, gue lupa!"
"Buruan sana! Entar diceramahin lagi loh," ucapnya lalu menggelengkan kepalanya pelan.
"Tapi lo gimana?" tanyaku bingung.
"Ya elah, bukan anak kecil lagi kali. Gue bisa ke kelas sendiri. Lagian gue udah biasa kok sendiri di perpus."
"Oke-oke. Gue duluan ya."
Kelimpungan, aku membawa buku-buku yang tadi kubawa dari kelas dan setengah berlari keluar dari perpus.
Langkah kakiku dipergas hingga sampai di ruangan majelis guru. Kemudian aku memasuki ruangan Miss Lorien yang juga merangkap jabatan sebagai wakil kesiswaan.
"Nah ini dia." Miss Lorien langsung berdiri ketika melihatku berdiri di ambang pintu. Aku masuk ke dalam ruangannya.
"I'm sorry, Miss. Tadi saya lagi mengerjakan tugas di perpus."
Miss Lorien yang tadinya sedang membenarkan letak kacamatanya, mengeluarkan sebuah amplop cokelat dari laci dan memberikannya padaku. "No problem. Miss hanya mau memberi kisi-kisi soal olimpiade saja. Ini."
Miss Lorien menyodorkan amplop itu ke arahku. Aku melihat amplop cokelat itu dengan berbinar-binar dan menerimanya. "Wah, thank you, Miss!"
"You're welcome."
"Saya pamit dulu, Miss." Aku menyalimi tangannya kemudian dia tersenyum sekilas sebelum aku pergi meninggalkan ruangannya.
Jadi di akhir ujian semester kemarin, Miss Lorien mengatakan padaku sudah mendaftarkanku di ajang olimpiade se-Nasional. Tentunya aku bahagia sekali. Sudah lama aku menanti ini, dan akhirnya kesempatan itu datang.
Aku harus benar-benar berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik tentunya.
Di sela perjalananku menuju kelas, mataku menangkap Kak Suha sedang duduk di halaman depan. Kakiku refleks berjalan mendekatinya. Pelan-pelan, aku mengejutkannya dari belakang.
"Kak Suha!"
Dia tampak terkejut sekaligus marah sekilas, lalu raut wajahnya dipaksa kembali datar.
YOU ARE READING
Introvert Secret [END]
Teen FictionFollow @ranikastory on Instagram. Jika takdir tak pernah berpihak pada kita, lantas untuk apa Tuhan mempertemukan aku dan kamu? copyright © by ranikaruslima, 2018. amazing cover by @prlstuvwxyz
![Introvert Secret [END]](https://img.wattpad.com/cover/145495305-64-k732272.jpg)