❝Terus berlari hanya akan mengunci ingatan tentangnya, bukan melupakannya.❞
🌾🌾🌾
"Abel!"
Kepalaku sedikit mendongak saat papanya Almer memanggil nama itu lalu memeluk orang yang kuyakini mamanya Sheira di depan kami semua. Para orang tua di sini menatap mereka kaget.
"Sejak kapan kalian deket?" tanya Tante Revi dengan tampang terkejut.
"Untung istri lo nggak di sini, Fen. Bisa diamuk lo meluk-meluk cewek," seloroh papa.
Aku dan para anak lainnya bertugas sebagai penonton drama-drama yang orang tua mereka tampilkan.
"Kita udah tua, Ar. Nggak main cemburu-cemburu lagi."
"Gue cemburu kalau Bang Jef ngobrol berduaan sama cewek."
"Elo mah tipikal cemburu, Rev."
"Yang namanya perempuan ya cemburu kalau lihat suaminya deket sama perempuan lain. Kalian tahulah, zaman sekarang pelakor berhamburan macem kerikil," jelas mamanya Gazka panjang lebar.
"Ya elah, Lis. Lo sih terlalu protektif sama si Dino."
"Duh duh santai, guys," ucap Abel, mamanya Sheira santai seraya duduk di kursi yang kosong. Sheira ikut duduk di sebelah mamanya itu, dan juga di sebelah Almer. "Oh iya, kalian nggak tahu ya? Gue sama Rifen pernah pacaran."
"APA??!" Semua orang tua mengucapkan satu kata itu serentak.
Lama-aku aku jadi tertarik dengan hubungan papanya Almer dan mamanya Sheira.
"Demi apa? Kita butuh cerita kalian!"
"Sabar kali, makan dulu. Gue udah laper banget nih."
"Oh iya, Sheira sama Manda satu kelas, kan?"
Aku terbatuk saat mamanya Gazka bertanya seperti itu.
"Iya. Dulu juga Sheira sama Manda sekelas waktu di Jogja."
"Bukannya elu baru balik ke Jakarta, Bel?"
Kali ini papanya Almer, Rifen yang bertanya.
"Iya, cuma Sheira gue titipin ke Jogja. Waktu itu kondisinya kan keluarga gue lagi kacau. Lagian ada Arlan juga. Jadi gue nggak terlalu khawatir."
Aku mendelik ke arah Sheira. Tepatnya, orang yang berada di sebelahnya. Sekilas pikiran negatif merasuki pikiranku.
Jadi Abel-abel ini sengaja memasukkan anaknya, Sheira agar bersekolah sama denganku. Apa maksudnya?
Kulirik mama Zelin yang terlihat tegang. Tiba-tiba sebersit pikiran melintas dalam otakku.
Apakah Abel ini mantannya papa?
Gawat! Aku tak bisa membiarkan ini. Aku tak mau mempunyai ibu tiri. Apalagi ditambah saudara tiri seperti Sheira. Lagipula Abel ini sepertinya seorang playgirl.
"Manda!"
Aku terlonjak saat seseorang menepuk bahuku. Kemudian mataku mendelik tajam ke arah orang tersebut.
"Lo ngagetin aja, Jer!"
Kulihat orang-orang mengarahkan pandangan ke arahku. Aku melemparkan senyuman tipis lalu duduk kembali.
Sial!
Ingin sekali mulutku mengutuk Jerry. Namun ini bukan saatnya.
"Lo ngelamunin apaan coba?!" bisik Jerry dekat telinga kananku.
YOU ARE READING
Introvert Secret [END]
Teen FictionFollow @ranikastory on Instagram. Jika takdir tak pernah berpihak pada kita, lantas untuk apa Tuhan mempertemukan aku dan kamu? copyright © by ranikaruslima, 2018. amazing cover by @prlstuvwxyz
![Introvert Secret [END]](https://img.wattpad.com/cover/145495305-64-k732272.jpg)