Part 11

20 11 0
                                    

"Kamu itu layaknya angin yang datang tanpa permisi dan pergi tanpa mengisi.
Hampa namun menyejukkan.
Sesaat namun selalu teringat."

☆☆☆

Gado-gado.
Ya,hari ini putry ingin memakan makanan itu. Tapi sayangnya disekitar pesantren ini tak ada yang menjualnya. Ia harus ke pasar untuk dapat membelinya,namun jaraknya cukup jauh dari pesantren ini.

Sudah hampir lima hari putry sakit dan tidak mau memakan makanan apapun,kecuali jika dipaksa oleh sahabatnya. Barulah putry mau memasukkan makanan kedalam perutnya walaupun hanya beberapa suap saja.

Entah mengapa dari kemarin putry menginginkan gado-gado,ia ingin makan apabila ada makanan tersebut. Sebenarnya pihak pengurus atau temannya bisa saja membuatnya, tapi putry menginginkan gado-gado yang berbeda dan hanya ada di perempatan jalan di dekat pasar. Namanya GADO-GADO OJO LALI.
Memang terkenal enak dan sehat.

Brina selalu membujuk putry ,namun hasilnya nihil. Putri tetap tidak mau makan dan selalu meminta itu. Brina hanya khawatir dengan penyakit putry yaitu asma dan magh. Sudah dua hari ia tak memakan nasi sedikitpun,jika sudah terkena magh kan tidak boleh telat makan.

"Aku mau gado-gado brina." Rengek putry dengan suara lemahnya.

"Jangan dulu putry,nanti perut kamu bisa tambah perih. Makan ini dulu ya, besok kalau kamu udah sembuh kita beli. Okke." Bujuk brina menyodorkan sendok yang berisi bubur.

"Ngga mau," putry merajuk seperti anak kecil yang sulit ketika disuruh makan.

"Ya sudah,aku coba cari deh. Tapi nanti kamu harus makan yang banyak ya."

"Iya,tapi harus ada itu ya."

"Iya bidadariku." Jawab brina mengusap lembut kepala putry,kemudian berlenggang pergi untuk mencari gado-gado.

Perlu kesabaran ekstra saat menghadapi putry jika sedang menginginkan sesuatu, apabila putry ingin itu ya harus itu. Dan harus di penuhi.

Sejak lima hari ini, setelah kakak tirinya mengungkapkan suatu hal kepada putry yang membuat putry tak bersemangat hidup. Putry selalu berdiam diri dan tak banyak bicara.

Seperti halnya sekarang,setelah ia berada di kesunyian dan tak ada seseorang. Putry selalu menangis. Meratapi nasib dan takdir yang ia jalani.

"Ya Alloh,kenapa?" Kata itulah yang sering diucapkan oleh putry saat tersedu dalam tangisnya. Hatinya begitu hancur dan rapuh. Sehingga putry tak mampu berfikir dengan jernih.

Hingga pada akhirnya putry terlelap dalam kepiluan, tak menyadari sudah berapa banyak ia menangis.
Tangis itu akan berhenti dengan sendirinya jika putry terlelap tidur ataupun jika sedang ada seseorang yang bersamanya,ia selalu menutupi kesedihan yang ia rasakan.

*************

"Assalamu'alaikum." Ucap salam seseorang dari balik pintu kamar putry, namun tak ada yang menjawabnya. Putry tak menyadarinya karena sudah terlelap sejak tadi.

Seseorang itu masuk dan mendapati putry yang sedang tertidur. Ia hanya tersenyum sendu dan memandangi wajah sang adik tirinya. Walaupun bukan saudara kandung, tapi ia tetap menyayangi putry dan selalu menganggap putry sebagai adik kandungnya.

Deti mengusap lembut pipi tirus milik putry yang basah.
Basah?
Ya,mungkin putry habis menangis. Pikir deti.
Hal itu membuat hati deti semakin tersayat.
Deti kembali menangis dalam diam,melihat wajah putry yang damai namun terpatri jelas begitu banyak kepedihan. Putry yang kemarin selalu tersenyum,kini berubah menjadi pendiam.

TuesDay In The Holy PrisonWhere stories live. Discover now