Part 4

26 13 0
                                    


Hening

Putry dan Brina semakin canggung dengan suasana seperti ini. Merasa seperti tertangkap basah saat melakukan kesalahan.


Tak ada satupun yang memulai pembicaraan.

Seorang Lelaki yang ada di belakangnya pun menatap, namun tak ada sepatah kata pun yang terlontar darinya.

"Sedang apa kalian disini?" Tanya nya kepada kami berdua yang masih menunduk malu.

"Kenapa kamu menangis?" Lanjutnya lagi.

Namun putry dan Brina sama sekali tak menjawab pertanyaan darinya karena Malu.

"Ekhem.. Apa tidak ada orang disini?" Tanyanya lagi dengan suara datar.

"Eh.. Emm.. Ma.. Maaf." Kata itu lah yang berhasil lolos dari bibir mungil Putry. Gugup. Putry  semakin salah tingkah. "Kenapa gue jadi begini sih." Hati nya berkata demikian.


"Duh, kok malah maaf sih, kayak kita ada salah aja put put" Batin Brina dalam Hati. ia pun sama, hanya menunduk.

"Maaf untuk?" Tanya lelaki tersebut.

Putry tak menjawab. Bingung harus menjawab apa.

"Kalian berdua Santri Nurul Qolby?"

"i..iya kak .. eh mas.. eh.. emm". Putry tambah gugup saat bingung harus menyebutnya dengan panggilan apa. 

Sunggingang senyum tercipta di kedua ujung bibir lelaki tersebut, Menahan tawa karena tingkah polah kedua gadis yang ada di hadapannya. Tetapi itu semua  tak di sadari oleh putry dan brina.

"Panggil Kak saja." Ujarnya. Senyum Lembut lelaki itu belum hilang.

Putry memberanikan diri menatap wajah lelaki tersebut. Dan senyuman?
Tak sengaja putry melihat senyum teduh dari lelaki yang sekarang ada di hadapan putry dan brina.
Namun putry menundukkan pandangannya kembali.

Tampan. itulah yang terucap dalam hati Putry.

"Kenapa kalian disini? Jangan takut, saya bukan orang jahat. Dan saya lihat kalian seperti sedang ada masalah? Benarkah?"

"Maaf jika saya lancang bertanya demikian." Lanjut lelaki tersebut. Dengan Tak menghilangkan senyum teduhnya.

"Gak papa kak." Jawab putry.

"Kalau boleh tau. Nama kalian berdua siapa?" Tanya lelaki itu.

"Nama saya Putry Angelina kak. Dan ini teman saya Sabrina Khoirunnisa." Jawab putry.

Lelaki itu menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah. Saya pamit dulu ya." Ujar lelaki itu dengan menanggupkan kedua tangannya dan senyum teduhnya tak hilang sedikitpun darinya. Lalu melenggang pergi meninggalkan putry dan brina yang saling tatap.

Saat putry menyadari jika kakak itu sudah sedikit menjauh. Putry teringat akan suatu hal.

Baju yang di kenakan oleh lelaki itu sama dengan seorang lelaki bersuara indah dalam mushola tadi.

Apakah orangnya pun sama?

"Eh put, kok kita gak nanya namanya siapa sih?" protes brina menyadari kebodohan kami.

"Oh iya yah, gue lupa. saking gugup nya. Hhe". Ujar putry dengan cengiran garingnya.

"Gue juga gitu sih. Hhe" Brina sama-sama nyengirnya.

Mereka saling menapok jidatnya  masing-masing.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

"Duh gawat put. Udah jam stengah 1 nih." Ujar Brina melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

TuesDay In The Holy PrisonWhere stories live. Discover now