part 2

30 7 4
                                    

Author pov

Suasana sepi mencekam saat Putri dan Brina meninggalkan Yuni sendiri di kamar Khadij ini. Tak terasa sedari tadi butiran bening meluncur dengan bebasnya di pipi tirus milik Yuni.

Yuni memang tipe orang yang baperan , segala apapun yang keluar dari perkataan orang lain selalu ia masukkan ke dalam hatinya.
Termasuk perkataan Putri tadi pagi. Padahal jika orang lain yang mendengar nya, akan beranggapan bahwa itu biasa saja.
Namun berbeda dengan Yuni yang perasan.

Di sisi lain....

Putri dan Brina sedang berjalan di depan kamar-kamar para santriwati untuk menuju gerbang dan keluar dari area komplek asrama santriwati. Suasana tak begitu ramai karena hari ini adalah hari jumat. Biasanya para santriwati lebih memilih tiduran di dalam kamar atau ada pula yang memilih berkumpul di depan kamar dan asyik dengan topik pembicaraan mereka masing-masing. Serta ada juga yang sedang sibuk sendiri dengan aktivitas mereka masing-masing.

"Putri, Brina !"

Ketika mendengar nama mereka berdua di panggil, mereka menghentikan langkah nya dan menengok ke belakang untuk mencari dimana sumber suara tadi berasal.

Ternyata salah satu pengurus komplek asrama  yang sedang menatap kami berdua dengan tatapan tajam nya yang memanggil kami.
Dalam hati putri merutuki dirinya sendiri dan apa alibi yang akan di ucapkannya pada pengurus itu agar tidak curiga dengan rencananya.

===========

Kemudian, Putri dan Brina mendekati kakak pengurus itu dengan menundukkan pandangan  dari nya. Ia bernama mbak Shofi. Kaka pengurus yang terkenal dengan sifat nya yang tegas dan disiplin.

Dalam hati putri berharap, semoga tak ada pertanyaan yang membuatnya sulit memberi alasan..

Tapi, nihil.

Ketika Putri dan Brina sudah sampai di hadapan nya. Sebuah pertanyaan meluncur kepada mereka.

"Kalian mau kemana?" Nada nya begitu mengintrogasi dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Awalnya mereka berdua bingung harus menjawab apa. Lalu Brina menyenggol lengan kanan putri sebagai tanda Putri lah yang harus menjawab pertanyaan itu.

"Mbak, saya izin ke depan untuk membeli perlengkapan sehari-hari saya yang sudah habis." Jawab putry sekena nya.

Brina terlihat sedikit tegang, namun tatapan nya tetap memandang lantai. Sedangkan Putry melihat mbak Shofi yang menganggukan kepalanya tanda menyetujui. Putry bernafas lega karena ia tak mencurigai siasat yang akan di lakukannya..

"Baiklah, Saya izinkan kalian. Tpi dengan satu syarat" ia menjeda beberapa detik., Brina langsung mendongakkan kepalanya. lalu mba shofi  melanjutkan ucapannya setelah melihat raut wajah kami yang seperti bertanya-tanya.
"Kalian harus sampai di sini sebelum dzuhur. Jangan sampai melebihi waktu yang saya tentukan. kalau tidak, kalian akan menanggung resikonya sendiri."

Huft.. Putry sedikit lega mendengarnya karna mba shofi mengizinkan kami walaupun ada syarat yang harus di penuhi. Tapi Putry tak memikirkan hal itu karena menganggap itu urusan belakangan.

Kemudian Mereka berdua  menganggukkan kepala serempak.

"Baiklah, Terimakasih Mbak." Ucap Putry setelah anggukan kami selesai.

Namun kaka pengurus itu tak menggubris ucapan itu,  ia  langsung membalikkan badan dan menjauhi kami dengan tampang judesnya.

Sudahlah , Bagi putry itu tak masalah. Yang terpenting sekarang adalah tujuan kami tak dipersulit olehnya.

.....

PUTRY POV

"Ayo.!" Aku menarik tangan kiri brina yang masih saja mematung. Ia sedikit terperanjat karna diriku yang secara tiba-tiba menarik lengannya. Entah apa yang ia pikirkan sehingga ia melamun seperti itu.

"Eh i..iya-iya" jawab nya gugup.

______________

Jalan yang ku lewati terlihat lenggang. Tak ada satupun orang yang berlalu lalang di gang yang bisa di bilang lumayan sempit ini.

Saat di perjalanan, Aku melihat ada sosok kakek tua yang sedang berjalan di depan kami. Jalannya sangat pelan , ia menggunakan tongkat yang terlihat sudah kuno namun masih mampu menopang jalan ringkihnya yang sudah menua di makan usia.

Aku sedikit tak sabar mengikuti jalan kakek itu dari belakang. Rasanya ingin sekali melewati kakek itu, Tapi gang yang ku lewati sangatlah sempit. Hanya muat untuk dua orang,itu pun sangatlah mepet. Dan hanya bisa di lewati dengan sepeda motor jika menggunakan kendaraan.

"Permisi kek."
  Merasa bosan karena berjalan terlalu lama, Aku memanggil kakek tua itu dari belakang  dengan nada yang cukup sopan. Meskipun aku terpandang sebagai orang yang judes, tak ramah dan galak nya Na'udzubilah , tapi aku masih menghargai orang yang lebih tua dari ku.

Bukan didikan dari orang tua ku sendiri.. Tapi dari orang lain yang dulu merawat ku sejak kecil,.
Meskipun tanggapan ku cuek dan seperti tak memperdulikan. Namun tanpa sepengetahuannya , Aku mendengarkan nya baik-baik..
Dialah Asisten Rumah Tangga di kediaman ku dulu di kota. Ia sudah menganggap ku sebagai anak nya sendiri.

'Eeh mlah jdi Nostalgia gini ya :D'

  Kakek tua itu sepertinya ada gangguan pendengaran kali ya, Karna tak menyahuti ucapan ku.

Hingga pada akhirnya , Aku dan satu sahabat ku hanya mengekori kakek tersebut dari belakang, tentunya dengan mengandalkan kesabaran ekstra, .. Huft..

Kami pun hanyut dalam obrolan dan saling bersenda gurau, kendala yang tadi menghalangi kami pun akhir nya dapat teralihkan.

Saat Aku memandang ke arah depan , Aku sedikit terperanjat. Karena kakek tua itu tak ada.

"Eh Brin, Kakek itu kemana ya?" Aku bertanya kepada teman ku yang belum menyadari keganjalan yang aku rasakan.

"Eh Buset"  Hanya itu yang terucap darinya. Dan ia pun sama terkejut nya dengan ku.. Tapi dia agak lebay sih .. huhh
"Kemana ya kakek itu put? kok mendadak ngilang gitu sih . gue jadi ngeri nih." Lanjutnya.

"Udah ah, biasa aja kali. Kan mending tuh kita jadi bisa jalan cepet." Sahut ku menetralisir keadaan. sebenarnya sih aku juga sama takutnya kayak Brina, Karna disini hanya ada tembok tinggi dan tak ada belokan atau celah sedikitpun..

"Ya udah yuk. kita jalan, cepet."
Brina menyeret lengan ku dengan langkah panjangnya yang tergesa-gesa. Mungkin ketakutan .. hhi  Aku sih B ajah . Dia mah emang penakut.

Tpi aku juga masih kepikiran dengan sosok kakek tua itu , heran dan bingung.
"kok bisa yah"  Batin ku dalam hati.

☆☆☆

Maaf masih banyak typo ;))

Vote & comment yah

Next Capt..

@Ngalimah25

TuesDay In The Holy PrisonOù les histoires vivent. Découvrez maintenant