Part 8

40 8 0
                                    

"Menyerah bukanlah suatu pilihan. Memperbaiki diri mungkin jauh lebih baik."

Kilauan pun selalu bergantian, kadang redup atau terang. Terkadang hati tak mampu merasakan apa yang sedang melanda diri ini. Seolah raga hanya berjalan tanpa hati.

Sugesti dan Motivasi, perlu untuk sekedar menyemangati diri ini.
Cobaan/Ujian?
Dari situ lah kita memetik sebuah pelajaran yang sangat berharga.
¤¤¤¤¤¤¤ ¤¤¤¤¤¤¤

Fajar belum menampakkan dirinya, namun keramaian di sebuah asrama sudah kentara.
Lantunan ayat suci al-qur'an bergelayut indah.
Seperti embun yang menejukkan jiwa.
Tpi kini hati lah yang terasa damai.

Satu tahun sudah berlalu, seorang gadis yang dulunya sangat arogan dan nakal kini telah berubah 180 derajat.
Kehidupan yang ia jalani semakin menambahkan kesan faedah. Tak ada lagi dalam catatan hidupnya tuk menyesali masa lalu.

Gadis itu terlihat anggun dengan balutan khimar dan gamis panjangnya. Tak ada sedikit pun polesan bedak di wajah imutnya. Tetapi masih tetap terlihat lebih cantik dengan kenaturalannya.
Tampang judesnya telah berubah menjadi keramah-tamahan.

Awal tahun ini putry mulai menghafalkan al-qur'an, setahun yang lalu ia mempertimbangkannya dengan memperbaiki makhorijul huruf beserta tajwid dalam bacaannya.

Pertama kali yang ia hafalkan yaitu juz 'ama. Dan kini putry sudah menghafal juz ke-30 tersebut. Dalam jangka waktu hanya beberapa minggu saja. Putry sudah menghafal ayat demi ayat di luar kepala,Serta memahami isi kandungannya.
Satu hal yang ia sangat sukai yaitu saat menghafal dan membaca surah AL-INSYIQOQ. Tepatnya pada ayat ke 16-19. Yang artinya:

"Maka Aku bersumpah demi cahaya merah pada waktu senja,"(16).

"Demi malam dan apa yang diselubunginya"(17).

"Demi bulan apabila jadi purnama,"(18).

"Sungguh,akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)"(19).


Setiap kata demi kata dari ayat tersebut sungguh indah. Apalagi jika melantunkannya. Putry sangat menyukai ayat tersebut.
¤¤¤¤¤¤ ¤¤¤¤¤¤

Teriknya matahari membuat kerongkongan putry terasa kering. Ia hanya berdiam diri di depan kamar dengan memandangi bunga-bunga yang indah di taman depan asrama.
Saat putry sedang bergeming, tiba tiba Brina duduk sampingnya. Hal itu membuat putry sedikit terlonjak kaget.
Yah begitulah kebiasaan temannya yang satu ini, selalu membuat orang kaget. Untung putry tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Karna hampir setiap hari Brina selalu membuat putry terkejut.

"Brin, kalo datang gak usah ngagetin gitu napa. Untung aku gak jantungan." Putry menasehati Brina dengan nada sedikit kesal,Namun tetap dengan lemah lembut. Ya kini putry tak lagi berbicara kasar. Bahkan Kata "Gue-Lo" sudah tergantikan dengan "Aku-Kamu".

"Hehe. Iya iya maaf deh.Aku Haus banget nih, ke kantin yuk." Ajak Brina. ia juga merasa kehausan seperti putry.

"Iya aku juga. Yuk."

Mereka berdua berjalan menuju kantin yang letaknya berada di ujung koridor dekat asrama santri putri SMP.
Jalan untuk ke kantin Melawati santri putra, namun di depan santri putra terdapat lapangan bola sepak yang sangat luas. Jadilah putry dan Brina tidak malu jika melewatinya.

Dalam tengah perjalanan putry tak sengaja melihat seorang pria yang sedang duduk di emperan masjid yang terletak di dekat santri putra. Wajahnya tak begitu jelas karena jaraknya yang cukup jauh.
Hanya saja, baju yang di kenakan oleh pria tersebut sangatlah familiar bagi putry.
Siapa ya dia? Batin putry mengatakan.
Putry tak dapat mengingatnya, namun ada rasa lain. Putry seperti sangat familir melihat baju dan postur tubuh pria tersebut.

TuesDay In The Holy PrisonWhere stories live. Discover now