"Ah! Itu menyakitkan!" Dia merengek saat hidungnya mengetuk dada keras Zhang Yixing.

Zhang Yixing mengernyit, menjauhkan wanita kecil dari dekapannya dan melihat wanita itu tengah mengusap hidungnya dengan mata berair.

Itu terlihat.... imut!

Tapi—

Kenapa wanita ini sangat lemah? Hanya dengan mengetuk dadanya sudah hidungnya semerah itu?

Menjauhkan tangan Huang Lianyue dari hidungnya,  Zhang Yixing menunduk, mensejajarkan dirinya dengan sang istri sebelum memeriksa hidungnya yang memerah.

"Apa itu sakit? Itu hanya sedikit memerah. Jangan cengeng!" Ia menegur sambil mengusap air mata di pipi Huang Lianyue.

Hal ini membuat Huang Lianyue berhenti menangis dan melihatnya dengan pandangan horor.

Ini ... apa yang pemimpin utama ini lakukan? Kenapa sifat dan perilakunya sama sekali tidak keheren dengan apa yang dideskripsikan di dalam novel?

Ketakutan, Huang Lianyue bergerak mundur satu langkah untuk menjauhi Zhang Yixing sebelum .... tersandung oleh gaun yang dia pakai danjatuh terpeleset ke pelukan pangerang Yixing yang mengulurkan tangan untuk menangkapnya!

"Ceroboh!"

Kenapa wanita kecil ini begitu ceroboh sehingga berjalan pun tidak aman baginya? Apa yang harus dia lakukan pada wanita ceroboh ini? Menguncinya dan melarang dia berjalan untuk mencegah jatuh secara acak?

"W-wangye tolong lepaskan qie." Suara Huang Lianyue terdengar memecah pemikiran Zhang Yixing.

Zhang Yixing mengangguk, lalu tanpa mengucapkan sepatah katapun membantu Huang Lianyue berdiri dengan 'benar', sebelum berjalan memimpin memasuki sedan yang telah menunggu mereka digerbang istana.

Membutuhkan waktu kurang lebih tiga puluh menit untuk mencapai Ming Yue Palace dari gerbang utama. Turun dari sedan, Zhang Yixing menunggu Huang Lianyue turun sebelum memimpinnya memasuki istana Ming Yue— tempat dimana Empress Mu Zhangxing berada.

Sementara itu didalam istana, Empress Mu duduk bersandar di sofa malas sementara dua gadis pelayan mengipasinya disamping kanan-kiri, sementara Mama Zhao memijatnya dari belakang.

"Kapan mereka sampai?" Empress Mu bertanya tanpa minat.

Sejak awal, dia tidak pernah menyukai menantunya yang terkenal dengan reputasi sombong dan bodoh itu, dan jika bukan karena pernikahan ini merupakan keputusan Kaisar, dia tidak akan pernah menerimanya.

Mama Zhao menggeleng, "mungkin sebentar lagi. Apa yang niang-niang pikirkan?"

Permaisuri Mu mendesah. "Anak ini memiliki tempramen yang terlalu kuat dengan pemikiran dangkal, itu akan sangat merepotkan menahan tempramennya di perjamuan."

Zhao Mama mengangguk. "Ah, bagaimanapu itu juga Rui Wangfei yang dipilih kaisar, jadi kita tidak bisa berbuat apa-apa selain menasehatinya lebih keras agar tidak menimbulkan masalah." Zhao Mama berkata dengan pandangan menerawang.

Dia ingat beberapa tahun yang lalu, tepatnya saat perjamuan bunga musim panas yang diadakan di Istana, wanita itu, Huang Lianyue membuat keributan dengan mendorong Nona muda dari keluarga tertentu ke danau karena keluarga itu memiliki niat mengirim putrinya ke Rui Wangfu.

Zhao Mama menghela napas lega, beruntung saat kejadian itu Nona Huang  belum menjadi wangfei pangeran Zhang, dia masih hanya seorang Nona muda dari kediaman Jedral Huang. Kalau tidak, masalah ini akan membuat Rui Wangfu kehilangan muka.

Ah, untungnya setelah kejadian itu Nona Huang jarang menghadiri perjamuan di Istana yang menyebabkan berkurangnya masalah.

"Rui Wang, Rui Wangfei tiba..." Pengumuman penjaga pintu menghentika percakapan Permasuri Mu dan Zhao Mama.

Tidak lama kemudian, seorang lelaki tampan mengenakan jubah hitam dengan bordil emas memasuki ruangan seolah Asura ditemani seorang wanita secantik peri disampingnya.

Permaisuri Mu bagaimanapun sedikit tertegun melihat penampilan wanita muda disamping putranya, bukankah itu Nona muda dari kediaman Huang yang selalu terlihat kuno dan membosankan dimasalalu? Bagaimana beberapa berlalu mengubahnya menjadi seperti ini?

Menarik kembali penglihatannya, Permaisuri Mu mengulas senyum melihat dua orang berlutut dibantal.

"Erchen menyapa Mufei,"

"Erxi menyapa Mufei."

Permaisuri Mu mengangguk, "kalian bisa bangkit." Vokal Permaisuri Mu terdengar tenang dan berwibawa.

Selanjutnya Huang Lianyue mengikuti Zhang Yixing duduk di seberang Permaisuri Mu.

"Bagaimana kabarmu? Kamu terlihat lebih ringan. " Permaisuri Mu bertanya, suaranya setenang air tanpa riak.

Zhang Yixing tanpa tergesa menjawab setelah menyesap secangkir teh yang dituangkan gadis pelayan. "Cukup baik," Permaisuri Mu mengangguk, lalu mengalihkan pendangannya pada Huang Lianyue yang lagi-lagi tenggelam dalam lamunan.

"Apa ini cara berbicara antara Ibu dan anak? Sangat dingin!" Batinnya.

"Beng gong jarang melihatmu akhir-akhir ini, tapi itu bagus. Dimasa depan, kurangilah melompat secara acak dan lebih memperhatikan urusan wangfu."

Artinya, itu jelas bahwa Permaisuri Mu lega dia tidak membuat kekacauan untuk Pangeran Zhang sekaligus menyindirnya karena tidak mengurus putranya dengan baik. Tapi, dimana dia tidak mengurus putranya dengan baik? Bukankah itu hal yang wajah mengalami penurunan berat badan setelah berada di Perbatasan begitu lama?

"Erxi mengerti," Huang Lianyue mengangguk dengan senyum polos seolah tidak mengerti arti dibalik kata-kata Permaisuri Mu.

"En, itu bagus," Lalu menyarankan, "kalian bisa beristirahat sebentar di Kamar samping."

Pangeran Zhang mengangguk mengerti, lalu membawa Huang Lianyue memasuki kamar yang dimaksud Permaisuri Zhang setelah memberi salam hormat.

To be Beloved Wifeजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें