Chapter 12

2.8K 352 28
                                    

Beberapa kali Siwon membetulkan letak kaca matanya, bersamaan dengan derap kaki yang dipaksakan untuk melangkah dengan cepat membelah kerumunan orang-orang yang berlalu lalang di sepanjang koridor.

Raut kepanikan tergambar jelas di wajahnya, meski dia tetap berusaha untuk terlihat tenang. Siwon baru saja menyelesaikan pekerjaannya saat salah satu rekannya memberitahu bahwa Seokjin dan Namjoon mengalami kecelakaan dan baru saja dibawa ke UGD.

Pikirannya sudah terlanjur kacau dengan segala perasangka buruk yang memenuhi kepalanya, hingga tanpa mempedulikan apapun lagi Siwon segera bergegas.

Pria itu mempercepat langkahnya saat melihat seorang dokter keluar dari ruang UGD, "Bagaimana keadaan mereka, dokter Park?" tanya Siwon cemas.

Dokter Park menghela napas, lalu menurunkan masker yang menutupi sebagian wajahnya hingga dapat Siwon lihat gurat serius dari tatapan dokter yang lebih tua darinya itu.

"Seokjin mengalami luka yang cukup parah, beberapa tulang rusuknya patah dan melukai organ vitalnya. Beruntung dia sudah melewati masa kritis." dokter Park mengambil jeda sejenak.

"Sementara Namjoon-" tatapan keduanya teralih, ucapan dokter Park menggantung begitu saja saat pintu ruang UGD kembali terbuka, disusul sebuah bangkar yang didorong keluar dengan tergesa. Siwon merangsek mendekati bangkar yang didorong cepat itu, Namjoon terbaring di atasnya, matanya terpejam dengan luka di sekitar kepala, juga beberapa luka gores di wajah mungkin terkena pecahan kaca atau bagian mobil yang lain.

Siwon mengeratkan pegangannya pada sisi bangkar, tanpa sadar airmatanya menetes, melihat Namjoon dalam keadaan seperti itu membuat hatinya sakit.

"Lebih baik anda menunggu di luar, dokter Choi." dokter Park menahan langkah Siwon saat mereka telah sampai di depan ruang operasi, hingga perlahan genggaman Siwon terlepas dari bangkar yang didorong memasuki ruangan.

"Apa yang terjadi?"

"Ada pendarahan di kepalanya, jadi kami harus melakukan operasi untuk menghentikannya."

"Kalo begitu biarkan saya masuk," Siwon mengusap wajahnya yang basah, dia akan beranjak namun tangan dokter Park lagi-lagi menahannya. "Tenangkan diri anda, dokter Choi!"

"Percayalah, kami akan melakukan yang terbaik." dokter itu berkata pelan, kemudian menepuk pundak Siwon sebelum bergegas memasuki ruang operasi.

Pintu ruangan itu tertutup sempurna, dan lampu di atasnya menyala tak lama kemudian menandakan operasi sudah mulai berjalan di dalam sana. Sementara Siwon memilih menjatuhkan dirinya di deretan bangku tunggu tak jauh dari sana, kedua tangannya saling bertaut, dan rapalan do'a tak henti-hentinya terucap dalam hati. Berharap semuanya akan baik-baik saja.

---

Taehyung yakin, kamar Seokjin tak pernah terasa kosong dan sedingin ini. Bahkan terakhir kali Taehyung masuk, saat kakeknya meminta beberapa maid untuk membuang barang-barang Seokjin pun kamar itu masih terasa hangat. Pemuda itu menarik napasnya dalam, menepis rasa sesak yang tiba-tiba memenuhi dadanya.

Srak!

Taehyung menarik gorden yang menutupi jendela besar di sisi ruangan itu hingga terbuka, membiarkan sinar matahari masuk dengan leluasa, memberinya sedikit kehangatan di tengah beku yang menyelimuti seluruh ruangan.

Taehyung berdiri cukup lama di depan jendela, menatap hamparan rumput hijau di bawah sana dengan tatapan sendu. Sekelebat bayangan tentang kepergian Seokjin kembali berputar di kepalanya.

Kristal bening itu mungkin akan kembali menetes dari sudut matanya yang memang sudah berembun, jika saja panggilan pelan disertai ketukan pada pintu yang setengah terbuka itu tak berhasil menarik Taehyung kembali dari lamunannya.

FaithWhere stories live. Discover now