5 : And Throw Away

Start from the beginning
                                    

Omong kosong!

Naruto mengusap kasar air matanya, tapi air mata ini terus mengalir di saat ia mencoba menghentikannya. Punggungnya bersandar pada dudukan kloset, memikirkan masalah lain di mana ayahnya tengah dirawat di rumah sakit dengan keadaan yang kian memburuk.

Membuatnya kembali menangis, dengan suara yang menyayat hati pendengarnya. Dia masih tidak rela dengan diagnosis dokter pada ayahnya.

Demi apapun, rasa takut menyelimuti keseluruhan tubuhnya sampai saat ini, bahkan membuatnya tidak bisa menggenggam sendok dengan benar saat sarapan pagi tadi. Ia takut, kalau-kalau lupus mengambil ayah darinya.

Ting!

Satu pesan masuk, dari Sakura. Ia menutup situs tentang penyakit lupus yang sempat dicarinya beberapa hari ini, lalu membuka pesan Sakura.

"Kamu harus temani aku pergi nanti malam! Ada yang ingin kuberitahu
( ˘ ³˘)♥"

Naruto ingin menolak, dia harus menjaga ayahnya nanti malam. Menggantikan Paman Kakashi yang sudah berani menemui ayah---meskipun di pertemuan-pertemuan awal setelah belasan tahun tidak bertemu, ayah menolak dengan keras bahkan dengan bahasa kasar yang sempat terucap.

Tidak, Naruto selalu mengingat kebaikan seseorang, dan keluarga Sakura salah satunya. Ia tidak boleh menolak ajakan Sakura dengan alasan lain ketika ia sendiri tidak ingin Sakura mengetahui alasan sebenarnya ia menolak. Cukup Ino saja yang tahu jika Ino tidak memberi tahunya ke orang lain, tentu saja.

"Tentu saja, beri tahu aku waktunya!"

•••

Paman Kakashi pulang lebih awal ketika ia mengirim pesan kalau malam ini ia tidak bisa menjaga ayahnya. Ketika ayahnya dirawat di rumah sakit, Paman Kakashi lah yang menjaganya di rumah. Ikut serta membantunya dalam urusan rumah.

Asal kalian tahu, pamannya itu punya selera humor yang nyeleneh, sampai-sampai Naruto harus berpikir dua kali sebelum tertawa terbahak-bahak.

"Jadi, kubilang saja ia harus menjauh jika bertemu denganku," akhir Kakashi dengan ceritanya disela ia mengurus gaya rambut Naruto di malam hari ini.

Kakashi masih single, belum punya niatan untuk memiliki pendamping hidup. Tapi ia telah berusaha banyak dalam memperlakukan Naruto seperti anaknya sendiri---tiap ada waktu kosong ia akan membuka Youtube dan memelajari video tutorial membuat berbagai gaya rambut anak perempuan. Sungguh niat sekali.

"Kau jahat sekali Paman, apa yang dia lakukan dengan celana dalammu memangnya?"

Kakashi mengernyit, belum menjawab pertanyaan Naruto setelah ia memberikan penjepit berbentuk bunga di belakang kepala gadisnya ini. "Kau tidak berpikir kalau dia benar-benar mencuri celana dalamku, kan?"

"Sialan, jangan bilang dia gay dan kau menyebar berita bohong pada bawahanmu?" Naruto tertawa canggung.

"Ini lelucon bodoh, jangan anggap serius!" seru Kakashi, kedua tangannya menepuk lembut kepala Naruto yang sudah selesai ia hias dengan dua kepangan kecil melingkar ke belakang lalu masing-masing ujungnya dipertemukan dan disatukan dengan jepitan bunga berwarna putih. "Selesai, ayo kuantar!"

Naruto tersenyum manis melihat pantulan dirinya di cermin, ia memakai terusan berwarna biru muda sampai menyentuh bawah lutut, ditambah semi-boot berwarna merah kacang.

BEHIND YOU [COMPLETED√]Where stories live. Discover now