19 - Tumpah

21 0 0
                                    

" masa laluku sekarang sudah seperti segelas teh yang tersenggol hingga tumpah lalu menyebar kemana mana "

...

Arreta's POV :

Masalah lagi... masalah lagi...

Kenapa sih gue selalu ditimpa banyak masalah?

Kenapa harus gue?

Kenapa bukan dia?

Itu yang selalu muncul di otak gue pas gue lagi ketimpa banyak masalah. Baru aja kelar satu masalah, udah ada aja masalah baru. Liat sekarang, gue di fitnah dimana-mana.

Ada yang bilang gue deket ke Loey sama Fian cuma buat manfaatin ketenaran mereka biar gue ikutan tenar lah. Ada yang bilang gue kegenitan lah. Ada yang bilang gue gak nyadar diri lah. Intinya banyak deh.

Dan kali ini, mereka malah nerror orang yang salah. Mereka nerror kembaran gue. Mereka malah ngira kalau kembaran gue itu gue. Emang sih kami mirip, tapi kan, jelas gue lebih cantik. Kok bisa ya mereka salah orang?

Hari ini, Claretta dihujani surat-surat ancaman dan hujatan. Semua surat itu gue baca satu per satu dengan konsentrasi agar satu huruf pun tidak terlewatkan. Tapi, bukannya merasa panik, gue malah ngerasa isi suratnya penuh lelucon yang sukses bikin gue ngakak.

"Napa lu kok ketawa?"
"Ini suratnya lucu-lucu."
"Emang apa isinya?"
"Nyuruh gue mati. Nyuruh gue jauhin Loey. Nyuruh gue jauhin Fian. Nyuruh gue-"
"Arreta! Lo buruan liat artikel dari web sekolah kita sekarang!"
"Ngapain sih Clar? Males banget deh." Kata gue sambil memasukkan kata sandi gue biar gue bisa ngeakses web tersebut.

Dan, boom! Foto gue sama Fian pas gue masih pacaran sama dia tersebar dimana-mana bung! Mana rada hot semua lagi.

Kalian pasti tau kan gimana gaya anak remaja korea berpacaran? Sangat romantis dan ya, sedikit melampaui batas.

Mulai dari foto ciuman, pegangan tangan, sampai berpakaian minim bakal di ekspos sama couple tersebut di sosial media atau sering disebut SNS. Nah, waktu itu gue dan dia juga ikutan bikin akun yang isinya foto-foto kita ala-ala korean couple gitu.

Dan sekarang, foto-foto yang ada di akun tersebut, malah di ekspos sama oknum yang gak gue ketahui namanya.

Kebayang gak gimana perasaan gue saat ini?

Mungkin kalian pada berpendapat gue yang salah karena gue gak menghapus akun tersebut padahal kita udah putus. Tapi, kalian tau gak sih rasanya ketika kita masih menyayangi seseorang tapi orang tersebut bukan takdir kita? Gue tau dia gak cocok buat gue tapi di satu sisi gue masih sayang sama dia. That's why gue gamau ngehapus akun tersebut.

Sejahat-jahatnya dia, dia pernah menghiasi hari-hari gue.

Akun itu adalah kenangan terakhir antara gue dan dia.

...

Sekarang seisi sekolah mandang gue rendah. Intinya harga diri gue udah hancur berkeping-keping gatau mau diletakin dimana. Udah gabisa ngapa-ngapain lagi. Badan gue udah lemas gatau mau lanjut gimana. Intinya gue shock berat atas kejadian ini.

Gue coba hubungin Fian tapi dia gak ngangkat. Gue pun coba hubungin Loey. Dan untungnya, diangkat.

...

Halo, Loey...
Halo, Ta? Napa?
Loey...
Iya Ta, napa?
Artikel sekolah Loey..
Ta, lo dimana? gue kesana sekarang.

...

"Kok bisa kesebar?"
"Gatau. Fotonya tiba-tiba ada di artikel sekolah gitu aja. Gue gatau siapa yang ngeupload."
"Jadi sekarang gimana?"
"Kok lo malah nanya gue sih."
"Eh iya bener juga.."
"Siapa sih yang se-tega itu sama gue. Gue salah apa sih?"
"Lo ga salah, Ta. Yang salah itu pelakunya. Gue bakal cari dia gimanapun caranya. Gara-gara dia, cewe yang gue sayang nangis di hadapan gue."

...

Setelah insiden itu terjadi, gue dibully habis-habisan. Loker gue dipenuhi sampah setiap hari. Laci meja gue penuh dengan surat ancaman dan caci maki. Kalo bunuh diri ga dosa nih ya, gue udah mati kayaknya sekarang. Dan sedikit demi sedikit gue merasakan mental gue mulai bermasalah. Gue jadi murung tiap hari dan selalu berprasangka butuk sama orang lain. Bahkan gaada orang yang bisa gue percayai sekarang kecuali keluarga gue.

Sampai suatu hari, pas gue lagi duduk di taman yang biasa gue duduk bareng Loey, gue dideketin sama satu cowo misterius. Gue ga kenal dia siapa tapi derajat kepopuleran dia sama kaya Loey. Mereka sama-sama populer tapi gue ga peduli nama dia siapa soalnya anaknya jarang ngomong sih, ga kaya Loey.

"Arreta?"
"Hmm?"
"Ga makan?"
"Males. Nanti aja tunggu laper."
"Makan. Nanti sakit."
"Iya nanti makan kok. Sekarang aja udah sakit."
"Dimana?"
"Apanya?"
"Sakit."
"Nih disini." Jawab gue sambil nunjuk kepala menunjukkan kalo gue lagi sakit mental.
"Pusing?"
"Engga. Mental."
"Oh."
"Anak mana sih lo? Tiba-tiba dateng. Ngomongnya singkat lagi."
"Kelas 11. Samudra Angkasa."
"Hah? Nama lo?"
"Hm."
"HAHAHAHA"
"Kok ketawa?"
"Bagus namanya. Tapi lucu aja gitu."

Gara-gara nama dia, gue jadi ketawa cekikikan sendiri soalnya lucu sih namanya, Samudra Angkasa. Ntar kalo punya anak dia kasih nama apa ya? Bumi? Lucu deh.

Dia daritadi cuma diem aja selama gue ketawa sampai akhirnya dia menyodorkan sesuatu.

"HP lo? Buat apa?"
"Nomor."
"Hmm? Nomor gue?" Tanya gue dan langsung mengetik nomor HP gue di HP-nya.
"Makasih."
"Iya sama-sama." Jawab gue sambil senyum.
"Jangan senyum."
"E-eh oke.."
"Nanti gue naksir pula."

Apa katanya? Naksir? Astaga dek, aku tuh jadi baper dek. Tapi tidak boleh oleng, maunya sama Loey.

"Nih,"
"Apaan nih?"
"Susu beruang."
"Lah?"
"Gasuka?"
"Makasih Angkasa."

Gue pun langsung meneguk sekaleng susu beruang yang barusan diberi oleh Angkasa. Selama gue minum, dia cuma senyum aja sambil memperhatikan wajah gue. Gila manis banget senyumnya. Kemana aja gue selama ini sampe ga kenal sama cowo ini.

"Arreta!" Teriak loey.
"Astaga loey, kaget gue. Santai aja manggilnya. Gue denger kok."
"Dicariin dari tadi malah berduaan sama cowo."
"Tadi gue sendirian. Trus disamperin dia."
"Samudra kan?" Tanya loey kepada angkasa.
"Iya." Jawab angkasa.
"Lo kenal sama angkasa?" Tanya gue.
"Pernah denger aja, ga pernah kenalan. Lagian dia populer juga. Namanya disebut dimana-mana."
"Lah berarti gue aja dong yang ga pernah denger namanya?"
"Kemana aja lo Ta selama ini?" Tanya loey sambil ketawa ringan ngeledekin gue yang ga kenal sama sosok Samudra Angkasa.
"Eh kami duluan ya Samudra. Makasih udah nemenin Arreta." Kata loey sambil narik tangan gue.
"Iya." Kata angkasa sambil senyum ke arah gue.

...

Karena gue gatau gue mau diajak kemana sama Loey, gue diem aja daritadi. Gue perkirakan dia bakal ngajak gue buat keluar sekolah terus jalan-jalan entah kemana. Padahal belum pulang tapi dia menuju parkiran sekolah bareng gue. Yaudah sih ya, gue ngikut aja. Lagian gue tau, mama pasti nitipin gue ke Loey. Jadi, gue santai-santai aja mau dibawa kemana sama Loey.

"Mau kemana loey?"

Bukannya jawab pertanyaan gue, dia malah senyum senyum sendiri. Pada akhirnya gue pasrah. Ya Tuhan, semoga aku masih hidup besok.

19| Tumpah ;selesai.—

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Jun 21, 2019 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

DejectedKde žijí příběhy. Začni objevovat