14 - Fall

13 1 0
                                    

" kalau jatuh, ya bangkit. Jangan diem gitu aja. Tapi apakah itu berlaku pada teori jatuh hati juga? "

...

Semakin kesini, Arreta semakin dekat dengan Loey dan Fian. Ditambah lagi akhir-akhir ini Arreta juga dekat dengan tim basket yang isinya cogan semua. Banyak rumor yang beredar di Coreen High School tentang Arreta.

"Arreta!" Sapa salah satu teman sekelas Arreta.
"Hmm? Hai!"
"Cemburu ih aku. Kamu bisa temenan sama cowo-cowo ganteng di sekolah ini."
"Apaan sih."
"Iya~ sumpah iri. Kok bisa sih? Aku bahkan gaada kesempatan buat ngobrol bareng mereka. Gimana? Deg-degan gak deket ama mereka?"
"Hmm? Biasa aja tuh."
"Ish! Masa gaada rasa sih?"

Well, ada beberapa kejadian yang terkadang buat aku merasa sedang melayang-layang di angkasa. -arreta

...

Arreta's POV :

Hari ini, gue lagi gaada semangat buat belajar karena jadwal hari ini merupakan kombinasi yang sangat bagus. Tapi tidak bagus untuk kelangsungan hidup siswa-siswi kelas akhir kayak gue.

Pas lagi jam pelajaran Fisika, gue udah pusing banget dan gaada mood buat ngerjain soal-soal yang dikasih. Lagian, gue juga udah bosen sama topik yang satu itu karena udah gue ulang-ulang di rumah.

Gue gak ngerjain soalnya sama sekali karena gue pikir itu gak bakal di kumpul. Ternyata... dikumpul! Karena gue gak ngerjain sama sekali, gue dihukum diusir dari kelas. Ya terpaksa gue keluar kelas. Satu kelas udah pada ngomongin gue pas gue lagi jalan ke pintu kelas.

Setelah 20 menit gue dihukum, ada satu cowo yang keluar kelas. Pas gue lihat mukanya, Loey!

"Kurang kerjaan kak? Tumben dihukum." Sindir Loey sambil nyengir-nyengir ga jelas.
"Syalan. Sini lu!"
"HAHAHA Maap deh~ mau ikut gak?"
"Lu mau kemana?"
"Tadi bilangnya sih ke toilet. Tapi gue mau mampir ke rooftop."
"Bilang aja mau bolos."
"Nah tu tau~"
"Gak ah. Ntar makin dihukum gue."
"Yakin? Yaudah."
"Eh eh! Ikut deh!"
"Tadi bilang gamau.."
"Hehe sekarang mau."
"Kalo jadian mau juga gak?"
"Ma- eh! Kok malah jadian?"

Bukannya jawab, malah senyum trus narik tangan gue. Kami menuju rooftop lari-larian sambil sembunyi dari guru-guru biar gak ketahuan. Kalo ketahuan, bisa berabe ntar urusannya. Loey nya mah ga masalah, dia cuma siswa biasa. Lah gue? Ketos cuy!

Di rooftop kami cuma duduk-duduk aja sambil menikmati angin sepoy-sepoy. Karena saat itu rooftop tidak berpenghuni kecuali kami, gue pun memberanikan diri buat duduk di samping Loey. Jarak kami sangat dekat.

"Kalau gue di drop dari OSIS, lo orang pertama yang bakal gue salahin." Kata gue sambil senyum bercanda.
"Mana mungkin."
"Kok gak mungkin?" Tanya gue heran.
"Karena gue bakal ngelindungin lo."
"Oh ya?"
"Iya. Sebut saja aku..."

Malaikat nakal. Itu sebutan dari gue yang sangat amat cocok dengan lo, Loey. Kadang lo baik, kadang lo nakal. Dan sampe sekarang gue gak ngerti kenapa lo punya sifat ganda kayak gini. Baru kali ini gue temenan sama orang yang bisa dibilang 'paket lengkap'. Udah pintar, penyayang, seru, pandai seni, kreatif lagi!

Terlepas dari topengnya yang cool, banyak hal-hal konyol yang dilakukannya. Mulai dari makai sepatu beda sebelah, keliling lapangan demi bola kertas yang dibuatnya kembali ke tangannya, bahkan ia pernah nari ala-ala korea untuk menyambut Bu Flo dan berujung di hukum Bu Flo hormat bendera di lapangan.

Dianya sih gak masalah buat dihukum. Bagi dia, itu udah menjadi tradisi sehari-harinya dikala dia bosan mendengarkan ocehan guru di kelas. Walaupun dia sering dihukum, akademik nya tetap patut di acungkan jempol. Gue juga bingung kenapa dia bisa dapat nilai tinggi di berbagai pelajaran padahal dia sering dikeluarin dari kelas.

Dan, karena itu semua.. gue jatuh hati. Dia berhasil menarik perhatian gue. Dan andai saja sekarang masih jaman surat-suratan, mungkin gue akan mengirimkan banyak surat tanpa nama padanya.

Kalo aja satu sekolah pada tau gue suka Loey, bisa-bisa gue di amuk sama kaum pecinta Loey. Jadi gue memutuskan buat suka secara diam-diam. Jujur, gue penasaran dengan isi hati Loey. Apakah dia juga merasakan hal yang sama dengan apa yang gue rasakan?

Gue sempet cerita masalah ini ke kembaran gue, Claretta pas lagi nyantai di rumah. Dan reaksi dia cuma bengong trus ngungkapin satu kalimat yang gak gue sangka.

"Wait what? Gue juga suka sama dia." Ucap Claretta dengan santai.

Gue kaget setengah mati denger apa yang diucapin Claretta barusan. Dia bilang dia suka Loey juga. Trus sekarang harus gimana? Gue harus ngalah? Atau gue harus perjuangin?

"Sejak kapan Clar? Sejak kapan lo suka sama dia?"
"Sejak dia negur kita di kantin pas kita lagi adu mulut."
"Udah lama dong berarti. Kenapa lo gak cerita sih sama gue?"
"Karena gue tau, lo bakal ada rasa sama dia."
"Ya harusnya lo bilang dari awal jadi gue belum terlanjur suka sama dia. Lo kan jadi bisa jadian sama dia."
"Ta, manaada sih adek yang gamau kakaknya bahagia. Gue emang suka sama dia, tapi gue pikir.. lu lebih pantes buat dia. Makin kesini, lo makin deket sama dia. Gue seneng akhirnya lo gak trauma buat deket sama cowo lagi. Gue seneng liat lo senyum kesana kemari bareng cowo-cowo itu."

Claretta berhenti sesaat. Dia menarik napas sebentar lalu melanjutkan ucapannya.

"Dan sekarang gue gak terlalu suka dia lagi kok. Gue tertarik sama orang lain. Jadi, gue ngalah. Gue ikhlasin Loey buat lo. Dan lo, gue harap lo bisa jadian sama dia trus bahagia sama dia."

Mata gue seketika berkaca-kaca. Gue peluk dia erat-erat. Dan gue sangat amat sayang dengan kembaran gue. Dia sahabat terdekat gue sekaligus adik gue tersayang. Gue bakal terus ngelindungin dia sebisa mungkin.

...

--; di sekolah

Baru juga pagi udah ribut aja sekolah ini. Gue bahkan gatau kapan sekolah ini bakal diam tenang dan damai. Tiba-tiba dari arah belakang pundak gue ditepuk sama seseorang.

"Ta, gawat! coba lo cek mading sekolah sekarang."

Fay nyuruh gue buat ngecek mading sekolah. Gue pun jalan menuju mading lewat koridor utama dengan santai. Semua yang berdiri di sisi koridor pada natepin gue dengan tatepan sinis. Gue yang gak tau apa-apa cuma jalan biasa aja sambil milih lagu di ponsel gue.

"Minggir!" Bentak gue karena di area mading penuh banget.

Pas gue bentak mereka pada ngasih jalan buat gue ngeliat madingnya. Pas gue liat madingnya, itu foto gue sama Loey pas di koridor tempo hari. Foto itu ditempel besar-besar dengan judul 'KETOS CHS DIKABARKAN JADIAN DENGAN LOEY SANG BAD BOY LEGENDARIS!'.

"Siapa yang nempel ini?! Ngaku!" Teriak gue dengan nada khas yang biasa gue pake pas gue lagi sangat kesel dengan sesuatu.
.
.
.
"Arreta! Masuk ruang BK!"


Syit. Gue kena masalah lagi. -arreta


-14 | Fall ;selesai.-

Nah gimana gimana? Udah mulai kebaca kan plot nya?
Kalian betah ya bacanya?

DejectedWhere stories live. Discover now