0 1 5

2K 193 14
                                    

"Hyung bodoh, ini baru malam pertama dan aku sudah merasa lelah seperti ini!" Sehun mengerucutkan bibirnya. Chanyeol terkekeh lalu ia mencubit pipi tembam Sehun dengan gemas.

"Kau menggairahkan, sayang. Hyung tidak bisa membiarkanmu bebas begitu saja." Kata Chanyeol. Sehun semakin memajukan bibirnya.

"Padahal aku ingin jalan-jalan disekitar hotel!" Kata Sehun. Ia melipat kedua tangannya didepan dadanya, tanda bahwa pria manis itu sedang marah.

Chanyeol terpingkal sampai mengeluarkan airmatanya. Baginya, Sehun terlihat begitu menggemaskan ketika ia sedang marah.

"Kita masih punya dua hari untuk berjalan-jalan, sayang. Lagipula, tumben kau merasa lelah setelah tiga ronde? Bukankah kau biasanya lebih kuat daripada ini, hm?" Goda Chanyeol sambil menyolek pipi kemerahan Sehun.

"Aku bahkan tidak tahu kenapa aku lelah, Hyung!" Kata Sehun.

"Kenapa begitu, apakah Hunnie sedang mengandung anak kita?" Bisik Chanyeol. Sehun memukul dada Chanyeol.

"Hyung! Aku ini pria!" Jerit Sehun. Chanyeol terkekeh lalu ia mengusap pipi Sehun sambil tersenyum kepadanya.

"Hyung hanya bercanda. Wajar kau merasa lelah, sayang. Kau jetlagged. Sekarang Hunnie istirahat saja, oke?"

*

"Aku selalu penasaran, bagaimana kalian bisa saling mengenal?"

Lee Jeno menunjuk Sehun dan Jaemin bergantian. Sehun berusaha menjaga ekspresinya. Jeno mungkin tidak akan suka jika ia tahu bagaimana dirinya bertemu dengan Jaemin, terlebih mereka sedang terikat kontrak bisnis. Menghindari masalah saat ini terdengar seperti ide yang bagus.

"Itu cerita yang panjang, Hyung! Saat aku menjadi trainee, aku mendekati Sehun Hyung supaya ia bisa meloloskanku di ujian akhir tetapi aku malah cedera saat itu. Itulah mengapa aku bisa dekat dengannya!" Cerita Jaemin dengan semangat. Sehun menghembuskan nafasnya dengan lega. Disaat seperti ini Jaemin benar-benar berguna.

"Oh, jadi kau pernah menjadi trainee di YFW? Aku tahu kau adalah seorang trainee dulu, tetapi aku tidak menyangka kalau kau disana." Kata Lee Jeno sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Tetapi sekarang aku sudah tidak minat untuk menjadi seorang idol, Hyung." Kata Jaemin.

"Kenapa begitu?" Kali ini Chanyeol yang mengeluarkan suara.

"Aku ingin hidup bebas tanpa adanya ikatan kontrak. Melihat beberapa temanku yang berhasil debut, aku merasa sangat kasian karena kehidupan mereka dirancang oleh perusahaan. Aku ingin hidup menjadi diriku sendiri." Kata Jaemin sambil tersenyum.

Hidup sebagai diri sendiri. Sehun menundukkan kepalanya. Apakah selama ini ia sudah merasa hidup menjadi dirinya sendiri?

"Cepat habiskan makanannya. Wine sudah menunggu." Kata Lee Jeno. Ia membantu Jaemin membersihkan sisa-sisa makanan dibibirnya. Hal ini membuat Chanyeol terkekeh; nampaknya apapun yang dilakukan oleh Jaemin selalu membuatnya tertawa.

"Bocah ini lebih baik tidur. Ia terlihat sangat muda untuk satu teguk wine." Kata Chanyeol sambil terkekeh.

"Yah, Paman! Aku ini sudah berusia dua puluh satu tahun, ini, lihatlah KTP milikku!" Kata Jaemin sambil mengacungkan dompet hitamnya. Chanyeol melirik sambil terus terkekeh. Jeno mengelus kepala Jaemin, menyuruh anak itu untuk tenang.

Pelayan datang beberapa saat kemudian. Ia mengisi gelas wine dengan sangat telaten. Sehun memejamkan matanya. Tiga gelas wine cukup membuatnya merasa pusing. Aneh, ia bahkan bisa meneguk sedikit lebih banyak dari itu.

You Know We Can't Go Back (A Chanhun Fanfiction)Where stories live. Discover now