21

293 46 18
                                    

Beberapa hari belakangan ini komunikasiku dengan Yiren kembali berlanjut. Dan bodohnya karena itu perasaanku pada Yiren semakin bertambah.

Kemarin-kemarin sebenarnya perasaanku tak berkurang, masih sama seperti waktu kami bersama. Bedanya kali ini malah cinta itu seperti meluap-luap.

Padahal kami berdua hanya sering berkomunikasi lewat pesan chatting. Mengunjungi apartemennya hanya sekali dua kali.

Yiren mengembalikan perhatiannya padaku. Apakah ini salah bentuk kode bahwa ia juga masih mencintaiku?

Aku tak berani bertanya perihal tersebut. Biarkan saja waktu yang menjawabnya.

Semalam ia memintaku hari ini untuk menemaninya bermain ice skating.

Jujur saja, aku tak pandai dalam bermain ice skating. Tapi demi Yiren aku rela terjatuh beberapa kali. Lututku membetur lantai es dan itu membuat Yiren tertawa lepas.

Aku masih berusah berdiri sambil memegang pagar besi yang melingkari arena ice skating tersebut tetapi Yiren lebih dulu mengambil dua telapak tanganku dan membantuku berdiri.

"Aku tidak tau kalau kau tidak bisa main ice skating. Apa lututmu sakit?" tanyanya begitu khawatir.

"Aku baik-baik saja"

Bohong jika aku baik-baik saja. Lututku rasanya sakit, mungkin saja sudah memar. Tapi untuk menampakan rasa sakit itu aku tidak bisa. Ini adalah kesempatan yang langkah untukku bisa menghabiskan hari bersama Yiren.

"Harusnya tadi aku tidak mengajakmu kesini. Atau mungkin lebih baik kita pergi menonton film"

Yiren merasa begitu bersalah melihatku terjatuh beberapa kali. Wajahnya terlihat murung.

"Aku baik-baik saja, Yi. Percayalah. Begini saja, supaya aku tidak jatuh lagi, bagaimana kalau kau mengajarkanku caranya bermain ice skating? Boleh?"

"Tentu! Aku akan mengajarkanmu" Jawabnya begitu antusias.

Yiren kembali mengambil dua telapak tanganku untuk dituntunnya agar aku tidak jatuh. Perlahan ia menarikku.

"Buat tubuhmu ringan Hun, tetap jaga keseimbangan"

Sialnya aku tak fokus dengan apa yang ia ucapkan. Wajah Yiren lebih menarik perhatianku saat ini. Dan, astaga! Hampir saja kami terjatuh karena ulahku. Tubuhku hampir saja menimpa Yiren jika aku tidak cepat memeluk tubuhnya.

Suasana tiba-tiba hening, aku dan Yiren sama-sama terdiam dalam beberapa detik sampai akhirnya Yiren terkekeh lebih dulu.

Aku lupa bahwa aku masih memeluknya. Aku menjauhkan tubuhku karena merasa tak enak karena tak sengaja menjadi sengaja memeluknya.

Kemudian kulihat ada rona merah diwajah Yiren. Jangan bilang ia malu atas kejadian tadi? Bisa-bisa aku ikut-ikutan malu juga.

Ck! Dasar drama sekali kami berdua.

Sempat Yiren memalingkan wajahnya kearah lain sebelum ia kembali mengajarkanku berjalan dengan sepatu bebilah pisau dibawahnya ini.

"Ayo aku ajarkan lagi. Seimbangkan tubuhmu Hun"

Yiren kembali mengajarkanku hingga hampir 30 menit akhirnya aku menyerah. Belajar ice skating diwaktu 30 menit bahkan tidak cukup membuatku belajar berdiri.

Kurasa aku harus merantau ke kutub utara untuk mempelajarinya. Selain disana setiap harinya landasan yang dilalui adalah es, juga tidak banyak orang yang bisa melihatku berlatih disana, jadi aku tidak perlu menahan malu karena berkali-kali jatuh.

Baiklah, itu berlebihan.

Aku dan Yiren memutuskan untuk pulang.

Jalanan mulai sepi, hanya menyisakan aku dan Yiren dan lampu jalan sebagai penerang. Jika orang lain melihat kami pasti mengira bahwa kami ada sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan.

Ya, berkencan dengan gadis yang tidak tau sebenarnya denganku berstatus apa.

Kami tidak berpegangan tangan, terpisah jarak 3 jengkal. Dan sama-sama diam menikmati perjalanan pulang dengan langkah yang cukup lambat.

"Hun" suara Yiren berusaha menghentikan langkahku.

Aku menoleh kearahnya. Sepertinya ia ingin mengungkapkan sesuatu.

"Sampai saat ini, apa kau masih mempercayaiku?" tanyanya dengan ekspresi serius.

"Aku masih mencintaimu Hun" tambahnya kala menjawab raut wajah kebingungan diwajahku.

Ungkapan yang sama dalam hatiku, aku juga masih mencintainya.

"Apa kita tak bisa kembali?"

Pertanyaan itu terlontar dari bibir Yiren yang membuatku bimbang seribu kali.

Aku sudah beberapa kali sempat kehilangan Yiren. Dan yang terakhir kali juga untuk menemuinya sungguh butuh perjuangan.

Intinya semakin kesini sesungguhnya Yiren semakin sulit untuk didapatkan meski baru saja ia meminta hubungan kami kembali seperti semula.

Tapi aku kenal Yiren seperti apa. Hubungan kami mungkin bisa kacau lagi jika kami kembali melanjutkan hubungan ini, dan Yiren akan semakin jauh untuk kucapai.

"Apa kau juga masih mencintaiku Hun?"

Aku terdiam sampai pada saatnya Yiren mengguncang tubuhku untuk meminta jawaban yang pasti perihal pertanyaannya.

"Hun, apa kau masih mencintaiku?"

"Maaf....."

Yiren menjatuhkan tangannya yang sedari tadi memegang kedua lenganku. Sepertinya ia tak menyangka jika jawabanku sangat mengecewakan untuknya.

"Apa kau sudah memiliki wanita lain?"

"Tidak Yiren! Sungguh! Aku tidak memiliki wanita lain"

"Lalu, kenapa?"

Kuharap Yiren memahami alasanku.

"Berteman sepertinya membuat hubungan kita baik-baik saja. Aku takut kehilanganmu untuk yang kesekian kalinya"

Tepat disaat Yiren memejamkan matanya mencoba untuk mengerti dengan alasanku disaat itu pula air matanya jatuh. Dengan rasa bersalah aku menghapus air matanya. Sungguh aku tak bisa melihatnya menangis.

"Aku.... aku ingin hidup bersamamu Hun. Meskipun kita hanya berteman.. Kumohon" ucapnya dengan terisak yang cukup hebat.

Aku menariknya kedalam pelukan.

Diposisi ini kami sama-sama sakit, tapi kuharap dengan seperti ini kami bisa bahagia. Terutama untuk Yiren, biarkan seperti ini agar aku tak menjadi beban baginya yang kuharap nantinya bisa berbuah baik.

Banyak hal bahagia yang mesti kami nikmati terlebih dahulu sebelum Yiren nantinya benar-benar tak bisa kugapai.

Bahagia yang ingin kunikmati bersama Yiren. Bahagia yang ingin kuhabiskan bersama Yiren. Bahagia bersama gadis yang sudah kupastikan tidak akan ada yang pernah bisa menggantikan posisinya dihatiku.

Yiren mengeratkan pelukannya dan membenamkan wajahnya didadaku.

Ya, peluklah aku Yiren. Peluklah aku sebagai orang yang kau yakini selalu mengisi hatimu.

Biarkan waktu yang kita jalani ini menjadikanku orang yang berarti bagimu.

Aku adalah pria yang kau cintai. Maka apapun akan kulakukan meski kita harus sesakit ini.

Yakinlah semua ini akan bahagia..



Aku mencintaimu Yiren...

⬇⬇To be continue...

Do udah, kai udah, baek udah, umin juga udah, ntar malem siapa lagi nih?

*Berharap penuh ceye or sehun* 😂

I CAN'T SAY I LOVE YOU - SEHUN (COMPLETE)Kde žijí příběhy. Začni objevovat