9

321 61 16
                                    

Kebetulan ini akhir pekan, aku dan Yiren memutuskan untuk pergi berkencan kesuatu tempat yang belum pernah kami datangi.

Aku mengajaknya kesebuah danau yang jaraknya sedikit jauh dari kota, yang hanya bisa ditempuh dengan menggunakan kereta.

Tak lupa Yiren mengingatkanku untuk membawa peralatan melukis.

Satu yang baru kuketahui dari Yiren, jangan sembarangannya menjanjikan sesuatu padanya, kalau tidak mau ia tagih secara paksa.

Dan memang beberapa hari lalu aku sudah berjanji untuk melukisnya.

Lihatlah penampilannya hari ini, ia begitu manis dengan dress bermotif bunga daisy berwarna peach.

Rambutnya diurai begitu saja sehingga sangat indah diterpa oleh angin yang menelusup kejendela kereta.

Juga sinar matahari pagi menambah warna kecoklatan obsidian milik Yiren.

Aku tak menyangka jika gadis cantik ini menyukaiku.

Ini membuatku lega karena bisa kembali melihat senyumnya dihari ini setelah beberapa hari ia mencoba menghindariku hanya karena perasaannya.

"Masih jauhkah? Aku sudah tak sabar"

Ujarnya sedari tadi. Aku hanya bisa terkekeh karena memang jarak danau yang kami tuju hampir seperti jarak pergi ke luar kota.

Satu jam kemudian kami diberhentikan disalah satu stasiun. Hanya butuh waktu sekitar 30 menit berjalan kaki dibeberapa meter tanjakan akan sampai.

Yiren begitu menikmati pemandangan sepanjang jalan sambil tangannya berayun-ayun membawa bekal piknik kami yang katanya adalah masakan yang sebisanya ia buat.

Pekikannya terdengar nyaring ketika melihat sebuah pemandangan danau ditengah-tengah hamparan rumput hijau yang begitu luas.

"Sehun, ini indah sekali. Dari mana kau tau tempat ini? Astaga aku suka sekali"

"Aku mencarinya di google semalam. Hanya ini tempat yang bisa kita jangkau dalam beberapa jam, disatu hari libur ini. Aku senang kalau kau suka"

Kami mengambil tempat teduh yang cukup dekat dengan danau.

Mungkin hanya kami berdua pengunjung tempat ini. Memang sepi meski hari libur, karena sebenarnya ini bukanlah tempat rekreasi yang begitu terkenal.

Dikatakan bagus juga tidak, karena diseberang sana banyak pohon-pohon pinus sebagai pintu masuk kesebuah hutan. Lebih terlihat menyeramkan sebenarnya.

Tapi kalau Yiren menyukainya, maka aku juga akan menyukainya.

Aku menggelarkan selembar kain yang memang kubawa dari apartemenku sebagai alas duduk untuk kami berdua nantinya.

Aku mengeluarkan peralatan lukisku dan mulai menggores sketsa Yiren diatas kanvas. Tapi baru segaris, Yiren menghentikan kegiatanku.

"Ada apa?"

"Aku mau dilukis berdua. Denganmu"

Oh tidak. Tatapan lembut Yiren seolah menembus dihatiku. Detak jantungku benar-benar tak beraturan dibuatnya.

"Bagaimana bisa? Itu sedikit sulit karena aku tak pernah melukis diriku sendiri"

"Tenang saja Hun"

Selanjutnya ia mengeluarkan sebuah cermin kecil dari tasnya.

"Kau bisa melihatnya dari cermin"

Aku melihat bayangan diriku dicermin yang tak sendirian, tapi bersama wajah cantik Yiren.

I CAN'T SAY I LOVE YOU - SEHUN (COMPLETE)Where stories live. Discover now