Introducing

306K 10.1K 563
                                    

"Nama saya Erlangga. Panggil saya Angga."

Aku berhenti mengetukkan jariku ke meja. Kelas hening, semua fokus mendengar kalimat anak baru di depan, kalimat pembuka semester kedua ini.

Omong-omong, aku Sabrina. Cuek, mager, dan tidak pedulian.

Selama satu semester yang telah terlewatkan, tidak ada hal menarik. Bahkan, aku tidak berteman dengan siapapun. Tapi itu biasa saja, selama kuota di ponselku ini tidak sekarat, aku bisa menghabiskan waktuku dengan membaca komik online, mengerjakan riddle, dan lain-lain.

"GREKKK!"

Bunyi itu menyadarkanku dari lamunan. Aku menoleh ke sumber suara. 

Oh, rupanya si anak baru. Dia sedang menarik kursi di sebelahku.

Tunggu.

Di sebelahku?

Siapa nama anak baru itu lagi? Elang? Erlang?

Aku menengok ke arahnya, 'menganalisis'. Tampangnya ... sok cool, jujur saja. Selain itu, posturnya tinggi, rambutnya seperti orang Korea, kulitnya ya ... tidak hitam tidak putih, kulit orang Asia-lah.

Seketika  kelas riuh, penuh dengan bisikan 'lumayan tuh orang' atau 'cogan baru, nih' dan lain-lain.

Tolonglah, wajahnya sudah jelas hanya sok cool begitu.

"Ngapain lo liatin gue mulu?" Tanyanya dengan nada menyebalkan.

"Hah? Siapa yang ngeliatin?" Balasku, lalu membuang muka. Tsk. First impression yang tidak bagus.

Tunggu.

Berarti ... selama satu semester ini dia akan duduk di sebelahku?

Nggak salah, nih?

"Baiklah, anak-anak. Baik-baik, ya, dengan Angga." Ucap wali kelasku, membuat kelas hening sesaat.

"Baik, Pak!!" Jawab semua murid--kecuali aku--dengan begitu yakin.

"KRIINGG!!!"

"Ya sudah, bapak keluar dulu. Jangan ribut, tunggu guru mapelnya datang." Tegasnya, lalu pergi meninggalkan kelas.

Tentu saja, kebalikan dari perintah wali kelasku, suasana kelas langsung kembali ribut begitu ia keluar. Anak kelasku memang tidak ada yang mengindahkan kata-kata wali kelasnya.

Semua anak tiba-tiba datang ke meja sebelahku menanyai anak baru tersebut. Benar-benar. Mereka tidak memedulikanku yang terkena dampak dari kerumunan mereka yang rasanya seperti tornado ini.

Tsk, tiba-tiba aku menjadi hiperbolis.

"KREKK!"

Pintu terbuka, guru mata pelajaran pertama, Matematika, memasuki kelas. Anak-anak langsung kembali ke tempat duduk masing-masing. Aku terselamatkan!

***

"KRIIINGG!!"

Akhirnya, bel pulang!

Hari ini pelajarannya tidak ada yang serius juga, sih. Paling hanya perkenalan anak baru dan mengobrol dengan guru.

Aku meraih tasku dan bergegas untuk pulang. Rumahku tidak jauh dari sekolah, hanya jalan sepuluh menit dan kamu akan mendapati dirimu sampai di rumahku. Tentu saja itu alasanku memilih sekolah ini. Dan kebetulan sekolah ini juga tidak buruk.

"Sabrina!" Aku berhenti, menoleh.

Argh. Si ketua kelas.

A Riddle Upon UsWhere stories live. Discover now