Twenty Four

71.3K 4.8K 1.4K
                                    

Her POV

"Sab, nggak pulang?"

Aku meliriknya sekilas, kembali menaruh dagu di atas meja. "Mager."

Ellysa memutar matanya. "Ish. Ulangan udah selesai juga. Ngapain sih diinget-inget."

Ah, ya. Ujian Akhir Semester genap sudah selesai. Ya, sebentar lagi tahun terakhir SMA. Dan oh, ulangan tadi memang cukup membuat down, tapi itu bukan alasanku malas pulang. Ya ... entahlah, tingkat ke-mager-anku sedang klimaks.

"Tsk. Nggak ada hubungannya."

"Tau ah. Pulang yuk, ah." Ujarnya.

Aku meliriknya sekilas, menghela napas. Merapikan tas.

Oh, iya.

"Lo duluan, deh. Gue ada titipan barang." Ucapku. Ya, seperti biasa, titipan oleh orang yang sama, ke makhluk yang sama.

"Hah? Titipan apaan?" Tanya Ellysa.

"Tau, tuh." Ujarku sambil menunjuk tas kertas yang selalu ibu pakai untuk memberikan barang ke manusia satu itu.

"Ohh, si itu .... Ekhem ...." Ujar Ellysa sambil pura-pura batuk. Atau mungkin memang batuk. Kasihan.

Dan mungkin karena tidak kubalas apa pun, dia melanjutkan monolog-nya.

"Tapi kan ini mungkin hari terakhir kita sekelas, Sab." Lanjutnya yang kubalas dengan tatapan 'terus kenapa?'.

"Ugh. Ya nggak apa-apa, sih. Gitu deh. Tau ah. Pokoknya ke gerbang bareng." Ujarnya sambil mendorongku untuk mulai berjalan. 

"Gue temenin ke kelasnya Angga." Lanjutnya yang hanya kubalas dengan menaik-turunkan bahu, lalu lanjut berjalan.

Tidak terasa, kami sudah sampai di koridor dekat kelas manusia itu.

Siapa sangka, ramai lagi.

Siapa sangka, Angga-Mile lagi.

"Sab, Angga-nya lagi sama ... adek kelas?" Ujar Ellysa sambil mencoba mengintip di antara keramaian.

"Hmm .... Langsung ke gerbang aja yuk." Ujarku sambil berjalan menuju tangga lain yang jaraknya cukup jauh.

Tidak kusangka aku mengorbangkan ke-mager-anku demi menghindari sejoli itu.

Ellysa hanya diam mengikuti. Kukira. Karena selanjutnya dia memulai monolog-nya lagi.

"Kenapa, Sab, nggak mau lewat situ? Nggak tahan sama pemandangannya? Hahah ..." Dan percakapan monolog-nya tergantikan dengan tawa-nya. Aku pun tidak membalas apa pun.

"I smell jealousy, hahah ..." Lanjutnya. Aku tidak membalas.

Tanpa ada yang melanjutkan percakapan, kita sudah sampai di gerbang. Ellysa langsung menuju mobilnya yang terparkir di dekat situ. Aku? Aku diam di tempat. Entah kenapa.

"Sab? Lo nggak pulang?" Tanya Ellysa, sedikit berteriak sebelum masuk ke mobilnya.

"Ngg, lo duluan aja." Jawabku.

Ellysa menaik-turunkan bahunya. "Dah."

Aku bergeming di tempat.

Untuk apa juga ya, aku masih di sini?

Haha, tidak mungkin kamu penasaran kan, Sab?

Ha.

Tapi aku berakhir dengan bergeming.

***

His POV

"Ngg ... kalau besok bisa, kak?"

A Riddle Upon UsWhere stories live. Discover now